Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III -114
Ditinjau dari pencapaian kinerja input maupun kinerja output tercatat terdapat penurunan untuk kinerja input. Pada tahun 2013 pencapaian kinerja input sebesar 97,37 sedangkan
ditahun 2014 terjadi penurunan sebesar 2,32 mejadi 95,05. Penurunan pencapaian kinerja input pada tahun 2014 salah satu penyebabnya adalah karena pada tahun ini
meru
paka tahun politik u tuk pe iliha a ggota dewa aupu pe iliha preside
serta upaya-upaya penghematan anggaran, termasuk adanya SE Menteri PAN RB No. 10, 11 dan 13 Tahun 2014. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan politik tersebut terdapat beberapa
kebijakan yang berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan seperti adanya kebijakan penghematan yang tidak segera diputuskan besarannya, adanya kegiatan yang terpaksa
dihentikan proses pelelangan dikarenakan alokasi anggaran diperuntukan untuk penghematan dan adanya penerapan berbagai aplikasi sistem keuangan yang mengganggu
proses pencairan anggaran.
3.3.2 KENDALA DALAM PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
Dalam pelaksanaan kegiatan 2014 terdapat beberapa kendala dan permasalahan yang menyebabkan kurang optimalnya kinerja keuangan, yaitu:
1. Adanya Perubahan Peraturan dan Kebijakan di tengah perjalanan.
kebijakan pembatasan perjalanan dan penyelenggaraan acara diluar kantor, adanya kebijaka i struksi ya g bersifat
e gga tu g seperti pe ghe ata a ggara ya g keputusan finalnya memerlukan waktu yang lama. Hal tersebut menyebabkan harus
dilakukannya perubahan rencana kegiatan, sehingga output yang dihasilkan menjadi tidak optimal, terkait dengan kebijakan penghematan yang terkait dengan pengadaan barang
jasa akan berpotensi Satker melakukan wanprestasi terhadap kontak dengan pihak penyedia jasa. Diluar itu adanya peraturan yang dikeluarkan terkait jaminan oleh Otoritas
Jasa Keuangan yang tidak lama kemudian dicabut kembali berimbas kepada pelaksaan pengadan jasa. Perubahan peraturan dan kebijakan seperti di atas akan memberikan
beban kerja tambahan;
2. Penerapan Aplikasi Keuangan oleh Kementerian Keuangan,
Penerapan aplikasi keuangan yang langsung diberlakukan seperti Penerapan Ujicoba Aplikasi SPAN, Aplikasi SPP-SPM, Aplikasi SILABI dan Persiapan Aplikasi SAKTI.
Hal ini menyebabkan kerumitan dan keterlambatan pencairan anggaran, potensi satker melakukan wanprestasi terhadap kontrak dengan pihak lain, potensi kesalahan-kesalahan
administrasi baik dalam pengelolaan Satker mupun Pengadaan Barang Jasa.
3. Keterbatasan SDM Pengelola Satker
Terjadi perangkapan jabatan pengelola Satker beberapa diantaranya merangkap sebagai Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional PenelitiPerekayasa.
Banyak SDM tidak bersedia jadi pengelola Satker, karena beban kerja dan resiko tidak sebanding dengan imbalan.
SDM Pengelola Satker tidak cukup responsif terhadap berbagai perubahan peraturan dan kebijakan yang ada.
Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III -115
4. Ketidaksesuaian Aturan-aturan, khususnya Untuk Kegiatan Litbang
Ketidaksesuaian Peraturan Pengadaan BarangJasa, Ketidaksesuaian kebijakan jadwal Pengadaan BarangJasa dan Ketidaksesuaian kebijakan penghematan, terutama
terhadap perjalanan dinas.
Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dan kegagalan proses Pengadaan Barang Jasa, Kebijakan jadwal Pengadaan BarangJasa tidak sinkron dengan jadwal penelitian dan
Kegiatan litbang tidak optimal.
3.4 HAL-HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN UNTUK PENINGKATAN
KINERJA PUSAT LITBANG PERMUKIMAN
3.4.1. PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Terkait dengan pembinaan SDM di lingkungan Puslitbang Permukiman terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Jumlah beban anggaran yang dilaksanakan meningkat, tetapi tidak diikuti dengan penambahan jumlah SDM melalui pengadaan PNS cenderung minus growth. Oleh
karena itu, Puslitbang Permukiman terpaksa merekrut tambahan tenaga outsourching 72 0rang di akhir 2013 dan menjadi 77 orang di akhir 2014 untuk
membantumendukung kegiatan litbang, membantu administrasi kegiatan rutin dan tenaga penunjang lainnya.
2. Proporsi jumlah pemangku jabatan fungsional terutama peneliti dan perekayasa cenderung menurun dan terdapat 4 orang harus BS berhenti sementara karena
kesulitan mengumpulkan angka kredit serta menduduki jaabatan rangkap merangkap pejabat struktural atau kesatkeran. Mencermati kondisi tersebut,
Puslitbang Permukiman memandang perlu melakukan evaluasi beban kerja atas masing-masing pegawai dan akan dilakukan pada awal 2015 oleh pihak independen
alokasi anggaran pada Bidang Sumber Daya Kelitbangan.
3. Beberapa orang staf baru junior yang sejak tahun 2013 menyatakan minat sebagai pejabat fungsional penelitiperekayasa belum terwujud karena belum dapat
mengikuti Diklat. Hal ini karena Pusbindiklat LIPI dan BPPT selaku penyelenggara Diklat Fungsional pada 2014 bermasalah dengan pelaksanaan PNBP-nya.
4. Puslitbang Permukiman telah menyelenggarakan beberapa upaya peningkatan kompetensi SDM melalui beberapa kerjasama Diklat Pengadaan BarangJasa dan
Metode Penelitian serta Orienteering Kinestetik dipandang cukup efektif dan harus dilanjutkan.
a.
Pelatihan Building A Great Team - Orienteering Neurokinestetik untuk Pejabat eselon III,IV dan Pejabat Non Struktural
Untuk menghasilkan manajemnen yang efektif, institusi harus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar mampu bekerja secara tim. Peningkatan
SDM ini berkenaan dengan perilaku baik secara individu, maupun ketika berinteraksi dalam tim.