KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PADA RENSTRA 2010

Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN I - 16 Pada tahun 2008 PDAM di Indonesia sudah harus dapat melayani air minum kepada masyarakat dan pada tahun 2015 akses pelayanan air limbah menjadi 85, atau setara 67 juta penduduk, dan untuk persampahan 70, atau setara dengan 24 juta jiwa penduduk perkotaan. Tantangan pembangunan berkelanjutan di Indonesia ialah: bagaimana pembangunan fisik, sosial, dan ekonomi dilakukan tanpa mengakibatkan degradasi lingkungan menjaga kawasan dan lingkungan hunian agar tetap aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Isu ini di Indonesia semakin penting sejalan dengan meningkatnya kesadaran ekologi yang dipicu oleh keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan yang semakin parah dan serius dan sudah pasti apabila tidak ditangani dengan baik akan memberikan dampak yang buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekarang dan di masa mendatang. Sejalan dengan adanya fenomena perubahan iklim climate change, pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman juga dihadapkan dengan tantangan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca antara lain CO2 dan CH4, meningkatkan penyerapan karbon oleh hutan tropis, dan meningkatnya harga pangan dunia. Dalam mengantisipasi dampak akibat perubahan iklim, dilakukan upaya adaptasi dan mitigasi sektor ke-PU-an terutama terkait dengan dukungan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman untuk menyokong produksi pangan nasional dan respon terhadap pengelolaan infrastruktur dalam mengantisipasi bencana yang terkait dengan perubahan iklim seperti penurunan ketersediaan air, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan intrusi air laut. Pada masa mendatang, kekeringan akan semakin mengancam ketahanan pangan nasional. Kenyataan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam maupun bencana yang dipicu oleh kegiatan manusia antropogenik tidak dapat disangkal lagi. Bagi Indonesia, bencana merupakan bagian dari sejarah dan tetap menjadi isu aktual, termasuk dalam kaitannya dengan pembangunan infrastruktur. Dengan demikian, tantangan pembangunan infrastruktur ke depan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas dengan kinerja yang semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks global dapat terus meningkat. Demikian pula dengan infrastruktur yang berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah diharapkan dapat terus mendorong percepatan peningkatan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, sekaligus mewujudkan kesejahteraan sosial dan kenyamanan lingkungan. TANTANGAN ASPEK PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Tantangan yang dihadapi pada aspek Penelitian dan Pengembangan adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan IPTEK siap pakai untuk: i meningkatkan akses masyarakat terhadap upaya - upaya pengendalian pemanfaatan ruang termasuk mitigasi dan adaptasi terhadap bencana; ii meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendayagunaan air irigasi; iii mengurangi kelangkaan air baku; iv memperbaiki kualitas air baku aplikasi UU SDA; v menurunkan Biaya Operasi Kendaraan Aplikasi UU Jalan; vii meningkatkan kualitas lingkungan permukiman; viii meningkatkan cakupan pelayanan prasarana dasar aplikasi UU SDA, UU Sampah; dan ix pemanfaatan bahan lokal dan potensi wilayah. Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN I - 17 2. Mempercepat proses standardisasi untuk menambah jumlah SNI maupun pedoman di bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil yang dapat mengantisipasi semakin meningkatnya proteksi produk dan standar oleh negara lain. 5. Memperluas simpul-simpul pemasyarakatan IPTEK PU, Standar bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil termasuk memperluas kontribusi perguruan tinggi, asosiasi, dan media informasi dalam proses pelaksanaannya. 6. Memanfaatkan peluang riset insentif kegiatan riset yang didanai oleh Depdiknas bukan oleh Kementerian PU untuk meningkatkan pengalaman dan keahlian para calon peneliti dan perekayasa sehingga dapat mengurangi kesenjangan keahlian akibat kebijakan zero growth. 7. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga litbang internasional dalam rangka meningkatkan kompetensi lembaga maupun SDM litbang dalam mengantisipasi dampak pemanasan dan perubahan iklim global, khususnya terhadap penyediaan dan kualitas pelayanan infrastruktur bidang PU dan permukiman. 8. Memenuhi tuntutan Reformasi Birokrasi penyelenggaraan Litbangrap IPTEK yang meliputi: i perbaikan struktur organisasi agar tepat fungsi dan tepat ukuran; ii perbaikan proses kerja untuk meningkatkan kinerja Litbangrap IPTEK; iii memperbaiki sistem manajemen SDM untuk meningkatkan kompetensi peneliti dan perekayasa bidang PU dan permukiman; iv keseimbangan antara beban, tanggungjawab, dan insentif masih perlu diperbaiki; dan v pelaksanaan pengarusutamaan gender. TANTANGAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIDANG PERMUKIMAN Tantangan yang dihadapi pada Penelitian dan Pengembangan Bidang Permukiman adalah sebagai berikut: 1. Memberikan Input kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian PU, Kementerian Perumahan Rakyat serta, Pengembang dan Pemerintah Daerah untuk memperluas pemanfaatan IPTEK bidang Permukiman, misalnya dalam rangka i mengatasi backlog rumah, dan penyediaan fasos fasum bagi MBR, serta mempercepat rekonstruksi pasca bencana RISHA, Rusun Prefabrikasi, rumah bambu, dll, ii peningkatan cakupan prasarana dasar dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman PamSimas, Plumbing hemat air, Biofilter Biority komunal, iii mengurangi risiko bencana C-plus, teralis aman kebakaran, selimut api, RISHA, dll , iv perkembangan permukiman akibat bangkitan lalu lintas model : penataan kawasan permukiman, v keandalan bangunan gedung; 2. Meningkatkan akses stakeholder terhadap informasi potensi dan ketersediaan bahan bangunan lokal termasuk teknik pemanfaatannya yang memenuhi syarat kekuatan konstruksi; 3. Meningkatkan penerapan SPMK untuk menilai kawasan rawan bencana, penggunaan kembali bangunan pasca bencana, pelaksanaan konstruksi infrastuktur bidang permukiman, evaluasi pasca konstruksi infrastruktur bidang permukiman secara mudah oleh stakeholdernya. Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN I - 18 Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman sebagai Scientific Backbone dan sebagai lead di bidang teknologi permukiman bertanggung jawab memberikan masukan dalam perumusan kebijakan di bidang permukiman. Kondisi penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang memerlukan perhatian Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman dapat di lihat pada komposisi anggaran di bawah ini. Pada gambar 1.10 orientasi kegiatan pada Renstra 2010-2014 Puslitbang Permukiman dukungan terhadap penyelenggaraan Litbang lebih besar dibandingkan dengan kegiatan litbangnya. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah dalam hal pelaksanaan reformasi birokrasi sebagai prioritas utama. Komposisi anggaran seperti di atas menjadi tantangan Puslitbang Permukiman ke depan dimana dalam RPJMN ke 3 tahun 2015-2019 pembangunan difokuskan kepada memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis Sumber Daya Alam yang tersedia, Sumber Daya Manusia yang berkualitas serta kemampuan iptek di a a PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK menjadi hal yang sangat diperlukan. Komposisi penganggaran pada masa yang akan datang harus lebih menekankan kepada upaya pengembangan Litbang dibandingkan dengan dukungan manajemen. Dalam hal pemanfaatan hasil litbang dan pelayanan IPTEK kepada seluruh stake holder perlu peningkatan alokasi anggaran dalam pelaksanaan kegiatan Diseminasi dan Advis Teknis.

1.3.2. KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN TAHUN 2014

Kondisi dan tantangan pembangunan pada tahun 2014 dirasakan semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari semakin meningkatnya jumah anggaran pelaksanaan kegiatan pada tahun 2014 dibandingkan pada tahun sebelumnya disisi lain jumlah Sumber Daya Manusia juga makin berkurang. Hal ini menyebabkan beban SDM dalam Rpkapita juga semakin tinggi. Selain peningkatan nilai anggaran dan beban SDM juga dikarenakan pada Tahun 2014 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Litbang Diseminasi Advis Teknis Dukungan Manajemen Orientasi Kegiatan 40,13 1,67 1,42 56,78 40,13 1,67 1,42 56,78 A n g g a ra n Komposisi Anggaran Renstra 2010-2014 Gambar 1.9. Anggaran Berdasarkan Orientasi Kegiatan pada Renstra 2010-2014 Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN I - 19 ini adalah merupakan tahun terakhir Renstra 2010-2014, sehingga ketercapaian target pelaksanaan Rensta akan sangat ditentukan oleh pencapaian kinerja pada tahun 2014 ini. Berdasarkan tabel 1.1. di bawah ini dapat di lihat tentang kondisi Sumber Daya Kelitbangan SDM, Asset, Anggaran DIPA dan Beban SDM. Kondisi Sumber Daya Kelitbangan tersebut sangat berpengaruh dalam menghadapi tantangan-tantangan yang harus dihadapi dalam menjalankan Rencana Strategis. Tabel 1.1. Kondisi dan Tantangan Pembangunan Tahun 2014 Uraian Kondisi dan Tantangan 2010 2011 2012 2013 2014 Kondisi 1. Total SDM Puslitbangkim org 250 283 269 246 242 2. Pejabat Fungsional orang 87 92 94 94 105 3. Nilai Aset Fisik dalam Milyar Rp. 175.577.820.624 190.181.436.691 208.735.987.903 169.961.026.752 195.163.895.526 4. Nilai Aset Non Fisik Tak Berwujud dalam milyar Rp 340.730.199 399.360.073 399.360.073 399.360.073 399.360.073 5. Anggaran DIPA Realisasi dalam milyar Rp 66.099 86.367 100.394 105.195 113.573 6. Beban SDM dalam milyar Rpkapita 0,055 0,074 0,086 0,090 1,08 Tantangan Litbang 1. Menyediakan IPTEK dan NSPK Siap pakai Mdg, 3-Pro, MAPI, MP3EI, MP3KI, Perbatasan, Ekonomi Kreatif, Ketahanan pangan,dll Papua,MDGs, MP3EI, MAPI, Pangan MDGs, MP3EI, MAPI, Ekonomi- kreatif, Pangan MDGs, MP3EI, MAPI, Ekonomi- kreatif, Pangan MDGs,MP3EI, MAPI, Ekonomi- kreatif, Pangan MDGs,MP3EI, MAPI, Ekonomi- kreatif, Pangan 2. Mempercepat proses Standardisasi Gempa Gempa AHSP, Gempa Gempa Gempa 3. Memperluas Simpul Pemasyarakatan IPTEK Perintisan Universitas Pemda Pemda Pemda 4. Memanfaatkan Peluang Riset Insentif Riset Unggulan Dikti Riset Unggulan BPPT Riset Unggulan Riset Unggulan Riset Unggulan 5. Melakukan kerjasama dengan Lembaga Litbang Internasional Capacity Building SDA Riset Bersama Jatan Capacity Building SDA MoU terpadu MoU terpadu 6. Mempercepat proses Standardisasi Gempa Gempa AHSP, Gempa Gempa Gempa 7. Memperluas Simpul Pemasyarakatan IPTEK Perintisan Universitas Pemda Pemda Pemda 8. Memanfaatkan Peluang Riset Insentif Riset Unggulan Dikti Riset Unggulan BPPT Riset Unggulan Riset Unggulan Riset Unggulan 9. Melakukan kerjasama dengan Lembaga Litbang Internasional Capacity Building SDA Riset Bersama Jatan Capacity Building SDA MoU terpadu MoU terpadu