42 aktivitas dan hasil belajar yang lebih optimal diantara kedua kelas yang diberi
perlakuan berbeda tersebut. Dengan adanya perbedaan aktivitas dan hasil belajar yang ditunjukkan itu, diharapkan dapat memberi masukkan bagi guru sebagai
bahan pertimbangan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran IPA khususnya materi gaya magnet, sehingga kedepan pembelajaran IPA dapat
mencapai tujuan yang optimal. Uraian tersebut dapat jelaskan dalam bagan kerangka berpikir di bawah ini.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho
1
: Tidak terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya magnet antara yang memperoleh
Aktivias dan hasil belajar siswa dengan
pembelajaran konvensional
Aktivias dan hasil belajar siswa dengan
pembelajaran kontekstual
dibandingkan Proses
Pembelajaran Pembelajaran
Konvensional Pembelajaran
Kontekstual Pembelajaran
IPA, materi
gaya magnet
yang kurang
bermakna menyebabkan:
1. Aktivitas belajar rendah. 2. Hasil belajar kurang optimal.
43 pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning CTL dan yang memperoleh
pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Ha
1
: Terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA
materi gaya magnet antara yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning
CTL dan yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
Ho
2
: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya magnet antara yang memperoleh pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dan yang memperoleh pembelajaran dengan
pendekatan konvensional. Ha
2
: Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya magnet antara yang memperoleh pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dan yang memperoleh pembelajaran dengan
pendekatan konvensional.