10.16. Klausul Pilihan Penyelesaian Sengketa Choice Of Law
10.16.1. Pengaturan mengenai penyelesaian sengketa antara pihak BUS UUSBPRS dengan Nasabah harus mengutamakan suatu prinsip
musyawarah mufakat.
10.16.2. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, BUSUUSBPRS dengan Nasabah dapat menyelesaikan sengketa alternatif, antara
lain dengan mediasi perbankan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
10.16.3. Apabila mekanisme mediasi belum berhasil, penyelesaian sengketa dapat dilakukan secara non litigasi melalui badan arbitrase syariah,
seperti Basyarnas.
10.16.4. Eksekusi atau putusan arbitrase syariah akan ditetapkan melalui Pengadilan Agama.
10.16.5. BUSUUSBPRS dan Nasabah harus menyepakati kewenangan untuk mengadili apabila terdapat sengketa adalah melalui Pengadilan Agama
sesuai dengan kewenangan absolut yang dimiliki berdasarkan Pasal 55 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
10.17. Larangan Pencantuman Klausul Eksemsi dalam Standar Baku Akad MMQ
10.17.1. BUSUUSBPRS dilarang mencantumkan klausula eksemsi yaitu klausula dalam perjanjian atau akad yang membebaskan atau
membatasi tanggung jawab dari salah satu pihak jika terjadi wanprestasi padahal menurut hukum, tanggung jawab tersebut mestinya dibebankan
kepada pihak BUSUUSBPRS.
10.17.2. Lebih lanjut Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menjelaskan bahwa pelaku usaha
dilarang mencantumkan klausula baku di dalam perjanjian yang dibuatnya apabila:
a Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha; b Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan
kembali barang yang dibeli konsumen; c Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan
kembali uang yang dibayarkan atas barang danatau jasa yang dibeli oleh konsumen;
d Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha; baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan
segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;
e Mengatur hal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen;
f Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi
obyek jual-beli jasa; g Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang mana
berupa aturan baru, tambahan, lanjutan danatau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa
konsumen memanfaatkan jasa yang akan dibelinya;
h Menyatakan bahwa konsumen itu memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak
jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.
10.17.3. BUSUUSBPRS dilarang menetapkan klausula eksemsi yang termasuk didalamnya mengenai pembatasan tindakan Nasabah dalam melakukan
tindakan serta melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga dalam rangka melakukan pengembangan usaha apabila tidak berkaitan
dengan perjanjian atau akad MMQ.