4.2.3.7. Selain itu, Pihak BUSUUSBPRS wajib memperhatikan sensivitas komponen arus kas terhadap proyeksi penerimaan
Nasabah. Pihak BUSUUSBPRS harus membuat arus kas yang konservatif dengan melakukan stress test atas komponen
yang diprediksi mengalami kenaikan selama masa pembiayaan.
4.2.3.8. Pihak BUSUUSBPRS harus menganalisa dan memperhatikan komponen arus kas yang diprediksi atau sangat dimungkinkan
untuk mengalami perubahan yang dapat mempengaruhi arus kas Nasabah.
4.2.3.9. Proses verifikasi pembiayaan mengacu kepada Prosedur yang telah ditetapkan oleh divisi-divisi yang berkaitan dengan
kebijakan ataupun operasional aktivitas pembiayaan.
4.3. Proses Risk Assessment dan Keputusan Pembiayaan
4.3.1. Sebelum masuk ke level komite, Proposal Pembiayaan disesuaikan terlebih dahulu dengan standar Divisi Manajemen Risiko danatau
divisi yang berwenang atas pemutusan pembiayaan.
4.3.2. Divisi yang terkait dengan Risiko Pembiayaan melakukan proses assessment dan memberikan rekomendasi untuk dilakukan proses
lebih lanjut sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku pada Divisi terkait Manajemen Risiko.
4.3.3. Prosedur pengambilan keputusan pembiayaan harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh divisi yang terkait dengan kewenangan
Manajemen Risiko dan Risiko Pembiayaan.
4.4. Realisasi dan Pengembalian Pembiayaan
4.4.1. Komite Pembiayaan BUSUUSBPRS akan memberikan keputusan terkait persetujuan pembiayaan serta syarat dan kondisi yang ditetapkan.
4.4.2. Nasabah dapat menyampaikan keberatan atas persyaratan yang ditetapkan dan wajib menyampaikan secara tertulis atas usulan perubahan
syarat yang diinginkan.
4.4.3. Setelah fasilitas pembiayaaan Musyarakah disetujui oleh pihak berwenang BUSUUSBPRS dan telah dilakukan pengikatan, maka
pihak BUSUUSBPRS membuat memorandum untuk mendaftarkan fasilitas pembiayaan.
4.4.4. Pengembalian atas modal Musyarakah dilakukan oleh sistem yang terdapat pada BUSUUSBPRS apabila terjadi kredit di rekening Giro
Nasabah. Saldo yang tersedia akan digunakan untuk melakukan pembayaran atas modal Musyarakah.
4.5. Pembayaran Pendapatan Bagi Hasil Porsi Bank
4.5.1. Pembayaran pendapatan bagi hasil porsi BUSUUSBPRS dilakukan secara bulanan setelah selesainya periode akhir bulan atas bulan
pemakaian dana atau sesuai tanggal yang diperjanjikan dalam kontrak.
4.5.2. Jika Nasabah tidak menggunakan dana atas plafon pembiayaan pada bulan tertentu saldo rata-rata pemakaian plafon adalah nol maka
BUSUUSBPRS tidak berhak atas pembayaran pendapatan bagi hasil porsi BUSUUSBPRS.
4.5.3. Sebelum membukukan bagi hasil, pihak BUSUUSBPRS wajib mengingatkan dan memintakan kepada Nasabah atas realisasi
pendapatan bulan laporan. Minimal nasabah telah menyerahkan Laporan Pemberitahuan Realisasi Pendapatan sebelum tanggal pembayaran
pendapatan bagi hasil porsi bank.
4.5.4. Jika nilai pembayaran pendapatan bagi hasil porsi Bank BUSUUSBPRS nilainya lebih tinggi dari nilai ekspektasi BUSUUSBPRS maka Pihak
BUSUUSBPRS dapat memberikan pengembalian refund sebagian bagi hasil tersebut kepada Nasabah.
4.6. Refund
4.6.1. Refund adalah sisa pembayaran pendapatan bagi hasil porsi Bank yang tidak dibukukan oleh Pihak BUSUUSBPRS.
4.6.2. Sisa tersebut adalah selisih antara pembayaran pendapatan bagi hasil porsi BUSUUSBPRS dengan nilai ekspektasi.
4.6.3. Pada dasarnya, porsi bagi hasil BUSUUSBPRS adalah sebesar perhitungan pembayaran pendapatan bagi hasi porsi BUSUUSBPRS
namun jika nilai tersebut lebih besar dari nilai ekspektasi akumulasi provisi harian maka selisihnya dapat diberikan kepada Nasabah,
sehingga BUSUUSBPRS hanya akan mengambil sebesar nilai ekspektasi. Selisih yang diberikan adalah refund.
4.6.4. Pihak BUSUUSBPRS tidak memiliki kewajiban memberikan refund sehingga tidak menimbulkan suatu kelaziman dalam praktek refund
yang akan mengakibatkan timbulnya musyarakah dengan pengembalian tetap.
4.7. Pengawasan Pembiayaan
4.7.1. Pengawasan pembiayaan dilakukan untuk tujuan berikut: a. Memastikan dilakukannya proses pendebetan pembayaran
pendapatan bagi hasil porsi BUSUUSBPRS setiap tanggal yang disepakati dalam akad.
b. Deteksi dini untuk melakukan tindakan pembekuan fasilitas. c. Memastikan bahwa Nasabah menggunakan modal atau plafon yang
disediakan BUSUUSBPRS. d. Mengawasi transaksi Nasabah melalui rekening giro Nasabah dan
melakukan kunjungan Nasabah bahwa dana yang digunakan sesuai dengan tujuan usaha.
4.7.2. Pengawasan pembiayan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu i Pengawasan On The Spot dengan melakukan kunjungan Nasabah
ataupun ii Pengawasan berdasarkan dokumentasi Off Site melalui media dokumentasi berikut:
a. Surat Pemberitahuan realisasi pendapatan yang diberikan Nasabah. b. Memorandum Internal Pembukuan Bagi Hasil setiap bulan
c. Mutasi transaksi rekening giro Nasabah d. Surat Pemberitahuan Tingkat Pertama dan Kedua Tentang Posisi
Keuangan yang diberikan nasabah. 4.7.3. Pada saat pengawasan kunjungan kepada Nasabah atau On The Spot,
maka BUSUUSBPRS harus melakukan pemeriksaan atas laporan pemberitahuan realisasi pendapatan yang diberikan nasabah dengan
kondisi transaksi harian di tempat usaha Nasabah.
4.7.4. Pengawasan berdasarkan dokumentasi Off Site dilakukan dengan cara berikut:
a. Cek silang antara realisasi pendapatan dan mutasi giro b. Review atas Memorandum Internal Pembukuan pendapatan bagi
hasil c. Investigasi mutasi transaksi rekening giro Nasabah
d. Pengawasan terhadap surat pemberitahuan tingkat pertama dan kedua tentang posisi keuangan yang diberikan Nasabah
e. Pengawasan penggunaan plafon pembiayaan. 4.7.5. Cek silang realisasi pendapatan yang diberikan Nasabah berdasarkan
surat pemberitahuan realisasi pendapatan. 4.7.6. Cek silang ini bertujuan untuk membandingkan antara transaksi kredit
atau pembayaran dengan realisasi pendapatan yang diserahkan oleh nasabah.
4.7.7. Jika terdapat perbedaan yang signifikan, pihak BUSUUSBPRS harus mencari tahu perbedaan tersebut dan melakukan investigasi hingga
menemukan solusi atas perbedaan tersebut.
4.7.8. Apabila diperlukan tindakan mitigasi, pihak BUSUUSBPRS dapat melakukan pembekuan fasilitas.
4.7.9. Atas review terhadap memorandum internal pembukuan pendapatan bagi hasil, Pihak BUSUUSBPRS dapat mengawasi hal-hal berikut:
a. Pengawasan atas pergerakan pendapatan nasabah dengan posisi bulan terakhir
b. Pengawasan terhadap pencapaian atas ekspektasi pendapatan bagi hasil BUSUUSBPRS.
c. Mengawasi pembayaran pendapatan bagi hasil porsi bank tidak lebih rendah dari nilai ekspektasi.
4.7.10. Pihak BUSUUSBPRS harus mendiskusikan dengan pihak berwenang apabila dari hasil pengawasan melalui memorandum internal, Pembukuan
Pendapatan Bagi Hasil ditemui hasil berikut : 1 Pendapatan nasabah turun secara signifikan menurut standar
penilaian BUSUUSBPRS dibandingkan proyeksi cashflow. 2 Pendapatan bagi hasil porsi BUSUUSBPRS lebih kecil dibandingkan
dengan nilai ekspektasi hasil perhitungan sistem. 4.7.11. Apabila berdasarkan hasil diskusi diperlukan tindakan mitigasi, pihak
BUSUUSBPRS membuat memorandum internal untuk melakukan pembekuan fasilitas atau perubahan nisbah.
4.7.12. Jika pada tanggal pembayaran bagi hasil porsi Bank, pihak operasional pembiayaan belum melakukan pembukuan, maka pihak BUSUUS
BPRS harus mengingatkan pihak operasional pembiayaan untuk menjalankan memorandum internal pembukuan pendapatan bagi hasil
yang telah diajukan.
4.8. Pembekuan Fasilitas
4.8.1. Pihak BUSUUSBPRS harus mengawasi arus transaksi dari rekening giro Nasabah untuk melihat penggunaan dana untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan dana oleh Nasabah.
4.8.2. Apabila pihak BUSUUSBPRS berdasarkan investigasi melihat terdapat kemungkinan penyalahgunaan dana, maka pihak BUSUUSBPRS
harus berdiskusi dengan pihak berwenang dan melakukan tindakan mitigasi apabila diperlukan.
4.8.3. Pihak BUSUUSBPRS perlu memberikan peringatan kepada Nasabah atas penyalahgunaan dana.