Standar Bagi Hasil dan Kerugian

3.18.2. Peristiwa atau keadaan yang tergolong dalam kategori force majeur adalah peristiwa atau keadaan yang terjadi di luar kekuasaan atau kemampuan salah satu atau para pihak, yang mengakibatkan salah satu atau para pihak tidak dapat melaksanakan hak-hak danatau kewajiban-kewajiban sesuai dengan standar dalam kontrak ini, termasuk namun tidak terbatas pada gempa bumi, badai, angin topan, banjir, kebakaran, tanah longsor, peperangan, embargo, pemogokan umum, huru-hara, peledakan dan pemberontakan. 3.18.3. BUSUUSBPRS perlu mengatur mengenai penyelesaian permasalahan yang timbul akibat force majeur secara musyawarah mufakat tanpa mengurangi hak-hak BUSUUSBPRS sebagaimana yang telah diatur dalam akad. 3.18.4. Keadaan force majeur bisa menjadi alasan pembebasan pemberian ganti rugi akibat tidak terlaksananya kontrak atau perjanjian.

3.19. Standar Dokumentasi

3.19.1. Dokumen-dokumen pembiayaan MMQ yang memerlukan legalisasi akta notaris diutamakan untuk dibuat oleh notaris yang memiliki pemahaman yang baik tentang prinsip syariah dan transaksi perbankan syariah disamping keahlian dalam bidang kenotariatan. 3.19.2. Proses dokumentasi permohonan terkait Pembiayaan Musyarakah akan menghasilkan 2 dua berkas yaitu berkas pembiayaan dan berkas agunan. 3.19.3. Berkas pembiayaan berisi berkas mulai dari aplikasi sampai pembiayaan Musyarakah lunas. 3.19.4. Berkas pembiayaan minimal terdiri dari: 3.19.4.1. Formulir standar aplikasi permohonan Pembiayaan Musyarakah yang telah diisi lengkap; 3.19.4.2. Fotocopy KTP calon konsumen dan suamiistri; 3.19.4.3. Fotocopy Kartu Keluarga; 3.19.4.4. Surat NikahCerai dan perjanjian perkawinan jika ada; 3.19.4.5. Surat KewarganegaraanSurat Ganti Nama jika diperlukan; 3.19.4.6. Riwayat Hidup Konsumen dan suamiistri jika diperlukan; 3.19.4.7. WorksheetKertas Kerja personal discussion; 3.19.4.8. Data tentang Penghasilan Konsumen yaitu surat keterangan penghasilan bagi calon konsumen yang berpenghasilan tetap, fotocopy anggaran dasar perusahaan bagi calon konsumen yang berpenghasilan tidak tetap, SPT Pajak satu tahun terakhir bagi wirasusaha, dan fotocopy ijin profesi bagi profesional; 3.19.4.9. Fotocopy data rumah dan tanah yang akan diagunkan, pelunasan uang muka kepada penjual, sertifikat tanah, perjanjian untuk jual-beliPPJB, Izin Mendirikan Bangunan IMB, Pelunasan PBB, Rekening Telepon dan listrik khusus untuk rumah bekas; 3.19.4.10.Surat Kuasa Pendebetan yang turut ditandatangani oleh suamiistri; 3.19.5. Pihak BUSUUSBPRS perlu melakukan verifikasi dokumen sebelum mengabulkan permohonan Pembiayaan Musyarakah. 3.19.6. Pihak BUSUUSBPRS perlu melakukan verifikasi untuk menguji kebenaran data aplikasi calon Nasabah dan memastikan tidak ada data fiktif dan atau penipuan dalam setiap aplikasi permohonan pembiayaan Musyarakah. 3.19.7. Hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam verifikasi dokumen adalah: 3.19.7.1. Penghasilan tambahan merupakan komponen penghasilan yang rawan karena sering digunakan untuk mengkatrol penghasilan yang sesungguhnya; 3.19.7.2. Verifikasi atas penghasilan tambahan dilakukan terhadap besarnya penghasilan dan keterkaitan dengan sektor usaha yang digeluti konsumen untuk mencegah adanya conflict of interest. 3.19.7.3. Penelitian lebih dalam perlu dilakukan jika terdapat inkonsistensi antara data yang satu dengan lainnya dan atau ditemui adanya masa tenggat dalam riwayat hidup. 3.19.7.4. Verifikasi terhadap kebenaran tempat kerja dan tempat tinggal dapat dilakukan oleh pihak ketiga yang telah ditunjuk. 3.19.8. Ketentuan terkait lama waktu dan cara verifikasi dokumen disesuaikan dengan profil Nasabah dan kebijakan lain yang dinilai penting oleh BUSUUSBPRS. Bab 4 Standar Pelaksanaan

4.1. Tahapan Proses Pembiayaan

No. 1. Tahap I Tahapan Pelaksanaan 1. Calon Nasabah mengisi lengkap Formulir Aplikasi 2. Pengajuan Pembiayaan Tahap II Verfikasi Dokumen Calon Nasabah Permohonan Pembiayaan atau mengajukan Surat Permohonan Pembiayaan 2. Calon Nasabah menyerahkan dokumen-dokumen persyaratan lain yang diminta oleh BUSUUSBPRS 1. Pihak BUSUUSBPRS akan melakukan verifikasi terhadap data diri Nasabah 2. Pihak BUSUUSBPRS akan melakukan analisa terhadap hal-hal sebagai berikut: a Profil Usaha Nasabah b Profabilitas Usaha c Analisa Arus Kas dan Laporan Keuangan d Melakukan Analisa Yuridis dan Analisa Kontrak 3. Pihak BUSUUSBPRS akan melakukan penilaian jaminan yang diberikan Nasabah guna dijadikan pertimbangan dalam memberikan keputusan 4. Pihak BUSUUSBPRS akan membuat Usulan Pembiayaan berdasarkan analisa dan verifikasi terhadap dokumen Calon Nasabah No. 3 4. 5. Taha pan Tah ap III Per set uju an Pe ng aju an Pe mbi aya an Tah ap IV Pe ngi kat an Pe mbi aya an da n Pe ngi kat an Ja Tahap V Pembay aran Biaya- biaya Sebelu m Pencair an Musy araka h Muta naqis hah Pelaksanaan 1. Pih ak BU S UU SB PR S aka n me mb eri kep utu san p e r i h a l l a y a k t i d a k n y a 2. Apabila Calon Nasaba h dinyata kan layak, pihak BUS UU SB PRS me mbe rika n Sur at Pers etuj uan Prin sip Pem biay aan kep ada Calo n Nas aba h 3. Apabila Nasaba h dinyata kan tidak layak, maka Pihak BUSUUSBP RS akan segera mengkonfirma si dan memberikan Surat Penolakan Pembiayaan kepada Nasabah 1. Apabila Nasabah telah dinyatakan layak dan disetujui untuk diberikan pembiayaan, Nasabah diminta datang ke BUSUUSBP RS untuk melakukan pengikatan 2. Pihak BUSUUSBPRS akan mengecek keaslian dokumen jaminan 3. Nasabah akan melakukan pengikatan pembiayaan dan jaminan yang dilakukan dan dibuat oleh Notaris rekanan BUSUUSBP RS 4. Setelah pengikatan dilakukan, BUSUUSBPRS menyimpan asli dokumen 1. Sebelu m setting Fasilitas Pembia yaan, Nasaba h dan Piha k BUS UU SB PRS akan men yepa kati selur uh biay a- biay a yang timb ul 2. Biaya yang mungki n akan timbul antara lain: a Biay a admi nistr asi No. Tahapan Pelaksanaan 6 7 8 Tahap VI Setting Fasilitas Pembiayaan Musyarakah Tahap VII Pembayaran Bagi Hasil Tahap VIII Pelunasan Pembiayaan 1. Setelah seluruh biaya yang timbul didebet oleh Pihak BUSUUSBPRS maka Bank akan melakukan setting pada rekening giro sehingga Nasabah dapat menggunakan dana dari rekening Nasabah. 2. Nasabah wajib menggunakan dana tersebut untuk pemenuhan kebutuhan pembiayaan sesuai yang diajukan 1. Nasabah membayar sesuai dengan tanggal pembayaran bagi hasil yang telah disepakati 2. Pembayaran pengembalian modal BUSUUSBPRS dilakukan otomatis ketika terdapat dana di rekening giro Nasabah 1. Fasilitas pembiayaan dinyatakan lunas apabila: i Lunas sesuai jangka waktu pembiayaan, ii Nasabah melakukan pelunasan sebelum jatuh tempo fasilitas pembiayaan 2. Nasabah melakukan pelunasan melalui penyetoran dana sesuai dengan sisa dana bagi hasil 3. Setelah seluruh kewajiban Nasabah lunas maka pihak BUSUUSBPRS akan melakukan pelepasan jaminan dan penghentian permintaan bagi hasil

4.2. Pengajuan Pembiayaan

4.2.1. Proses pengajuan pembiayaan mengacu kepada prosedur umum pelaksanaan pembiayaan dan ketentuan lainnya yang ditetapkan oleh masing-masing BUSUUSBPRS misalnya oleh Financing Support Division, Risk Manajemen atau divisi-divisi yang berhubungan langsung dengan kebijakan ataupun operasional aktivitas pembiayaan. 4.2.2. Perhitungan porsi penyertaan modal 4.2.2.1. Nominal penyertaan modal BUSUUSBPRS ditentukan sesuai besar plafond yang layak diberikan kepada Nasabah. 4.2.2.2. Nominal penyertaan modal Nasabah ditentukan dari modal sendiri yang terdiri atas jumlah dana yang diterbitkan dan disetor penuh. 4.2.3. Analisa Arus Kas 4.2.3.1. Pihak BUSUUSBPRS harus memintakan laporan arus kas selama periode laporan keuangan yang dibuat oleh Nasabah. Laporan arus kas dapat berupa laporan audited dan non audited. 4.2.3.2. Pihak BUSUUSBPRS harus mempelajari pola pendapatan nasabah tiap bulannya selama 1 periode pembukuan dengan cara menganalisa histori pendapatan Nasabah. 4.2.3.3. Pola pendapatan tersebut oleh Pihak BUSUUSBPRS akan digunakan untuk menghitung proyeksi kebutuhan modal kerja Nasabah. Keakuratan dalam menghitung kebutuhan modal kerja Nasabah akan mempengaruhi plafond yang akan diberikan. Pemberian plafond yang terlalu tinggi akan menimbulkan risiko penggunaan dana yang tidak tepat oleh Nasabah side streaming, sedangkan pemberian plafon yang terlalu rendah akan membebani ekspansi bisnis Nasabah. 4.2.3.4. Dalam melakukan analisa arus kas cash flow analysis, BUS UUSBPRS wajib memperhatikan pendapatan Nasabah. 4.2.3.5. Dalam menghitung proyeksi arus kas, BUSUUSBPRS dan Komite Pembiayaan harus memperhatikan fluktuasi arus kas masuk cash inflow dari historikal arus kas Nasabah. 4.2.3.6. Jika berdasarkan historikal arus Kas Laporan Keuangan, arus kas masuk perbulan bukan akumulasi bulanan memperlihatkan pergerakan yang tidak stabil, maka Pihak BUSUUSBPRS harus menghitung deviasi terbesar dan menggunakan deviasi tersebut untuk melakukan stress test terhadap proyeksi arus kas masuk. 4.2.3.7. Selain itu, Pihak BUSUUSBPRS wajib memperhatikan sensivitas komponen arus kas terhadap proyeksi penerimaan Nasabah. Pihak BUSUUSBPRS harus membuat arus kas yang konservatif dengan melakukan stress test atas komponen yang diprediksi mengalami kenaikan selama masa pembiayaan. 4.2.3.8. Pihak BUSUUSBPRS harus menganalisa dan memperhatikan komponen arus kas yang diprediksi atau sangat dimungkinkan untuk mengalami perubahan yang dapat mempengaruhi arus kas Nasabah. 4.2.3.9. Proses verifikasi pembiayaan mengacu kepada Prosedur yang telah ditetapkan oleh divisi-divisi yang berkaitan dengan kebijakan ataupun operasional aktivitas pembiayaan.

4.3. Proses Risk Assessment dan Keputusan Pembiayaan

4.3.1. Sebelum masuk ke level komite, Proposal Pembiayaan disesuaikan terlebih dahulu dengan standar Divisi Manajemen Risiko danatau divisi yang berwenang atas pemutusan pembiayaan. 4.3.2. Divisi yang terkait dengan Risiko Pembiayaan melakukan proses assessment dan memberikan rekomendasi untuk dilakukan proses lebih lanjut sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku pada Divisi terkait Manajemen Risiko. 4.3.3. Prosedur pengambilan keputusan pembiayaan harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh divisi yang terkait dengan kewenangan Manajemen Risiko dan Risiko Pembiayaan.