3.8. Standar Bagi Hasil dan Kerugian
3.8.1. Keuntungan usaha yang diperoleh atas proyekusaha yang dijalankan Nasabah dibagikan kepada BUSUUSBPRS sesuai nisbah bagi hasil
yang disepakati, sementara kerugian ditanggung bersama sesuai proporsi kepemilikan modal masing-masing.
3.8.2. Nisbah bagi hasil harus disetujui para pihak di awal akad, kesepakatan nisbah bagi hasil merupakan rukun yang harus dipenuhi dalam akad.
3.8.3. Nisbah bagi hasil ditentukan berdasarkan Proyeksi Pendapatan yang akan dihasilkan dan tidak harus berdasarkan porsi modal Musyarakah.
3.8.4. Pembayaran bagi hasil ditentukan berdasarkan Nilai Realisasi Pendapatan bukan berdasarkan Nilai Proyeksi Pendapatan.
3.8.5. Pembayaran bagi hasil yang harus dibayarkan Nasabah kepada BUS UUSBPRS tidak boleh ditetapkan dalam jumlah uang yang tetap fixed
amount dan ditetapkan di muka. Penetapan ini akan menyebabkan terjadinya riba.
3.8.6. Bank dapat melakukan revisi Proyeksi Pendapatan paling banyak 1 satu kali untuk Pembiayaan dengan jangka waktu sampai dengan 1
satu tahun, dan boleh 2 dua kali untuk Pembiayaan dengan jangka waktu di atas 1 satu tahun. Standar ini dikecualikan untuk Nasabah
restrukturisasi.
3.8.7. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI memberikan dua metode yang dapat digunakan sebagai standar dalam
hal penentuan nisbah bagi hasil dalam akad Musyarakah yakni profit sharing dan revenue sharing.
3.8.7.1. Profit Sharing
Profit sharing adalah metode perhitungan bagi hasil yang didasarkan pada hasil bersih dari total pendapatan setelah
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mem- peroleh pendapatan tersebut.
3.8.7.2. Revenue Sharing Revenue sharing adalah metode perhitungan bagi hasil di-
dasarkan pada total seluruh pendapatan sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut.
3.8.8. Dengan metode Profit ataupun Revenue Sharing, langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menentukan nisbah bagi hasil adalah
sebagai berikut: 3.8.8.1. Menghitung kebutuhan pembiayaan Nasabah lalu menentukan
seberapa besar penyertaan modal yang akan diberikan oleh BUSUUSBPRS kepada Nasabah sesuai kebijakan dan
penilaian masing-masing BUSUUSBPRS berdasarkan tingkat atau profil risiko dan kemampuan Nasabah.
3.8.8.2. Menghitung Nisbah BUSUUSBPRS: Pembiayaan BUSUUSBPRS
EBR x Total Pendapatan per Tahun
3.8.8.3. Menghitung Nisbah Nasabah = 100 - Nisbah BUSUUSBPRS 3.8.8.4. Jika BUSUUSBPRS memberikan management fee kepada
nasabah sebagai pelaksana usaha, maka nisbah BUSUUS BPRS akan berkurang dan menjadi bagian nisbah Nasabah
mekanisme tanazul haq.
3.8.8.5. Penetapan Expectation Bank Rate EBR dapat diperhitungkan berdasarkan beberapa komponen sebagai berikut:
Expected ROE; besarnya Return on Equity yang ditargetkan oleh BUSUUSBPRS
Expected Customer Return; besarnya biaya yang dikeluarkan oleh BUSUUSBPRS atas nilai yang diharapkan Nasabah
pihak ketiga penyimpan dana
Overhead Cost; biaya operasi dibagi total dana pembiayaan
Biaya PPAP Risk Provision 3.8.9. Sebelum menghitung dan menetapkan angka nisbah bagi hasil, terlebih
dahulu BUSUUSBPRS dan Nasabah mempersiapkan beberapa hal seperti berikut:
3.8.9.1. Membuat Proyeksi Cash Flow atau Proyeksi Pendapatandari
pengelolaan usaha Nasabah selama rencana pembiayaan yang diminta Nasabah sampai waktu pelunasan.
3.8.9.2. Membuat nilai Nisbah BUSUUSBPRS dan Nisbah Nasabah berdasarkan pada hasil perhitungan Proyeksi Cash Flow atau
Proyeksi Pendapatan yang dibuat. 3.8.9.3. Membuat Lembar Jadwal Pembayaran Bagi Hasil sesuai
Nisbah BUSUUSBPRS yang diperoleh dari Proyeksi Cash Flow atau Proyeksi Pendapatan dan rencana pembayaran
kembali modal yang diterima Nasabah.
3.8.9.4. Lembar Proyeksi Cash Flow atau Proyeksi Pendapatan, Jadwal Pembayaran Kembali Modal serta Jadwal Pembayaran
Bagi Hasil ditandatangani oleh nasabah. 3.8.9.5. Pemilihan dan penyusunan Lembar Proyeksi Cash Flow atau
Lembar Proyeksi Pendapatan disesuaikan dengan metode bagi hasil dan kebijakan lain yang disepakati oleh BUSUUS
BPRS dan Nasabah.
3.8.9.6. Keseluruhan lembar tersebut di atas harus dilampirkan dalam akad Musyarakah antara BUSUUSBPRS dan Nasabah
sebagai bagian yang tidak terpisahkan. 3.8.9.7. Bagi usaha yang memiliki pendapatan per tahun yang jelas
namun pemasukan per bulannya tidak tetap, seperti kontraktor, pemasukan tergantung dari pemberi kerja sesuai dengan
Surat Perjanjian Kerja SPK, maka pengembalian modal tidak perlu sama namun disesuaikan dengan SPKnya.
3.8.10. Ilustrasi Perhitungan Pembiayaan Musyarakah a. Jangka waktu kerjasama : 12 bulan
b. Kebutuhan modal kerja c. Modal Nasabah
: Rp 500 juta : 30 x Rp 500 juta = Rp 150 juta
e. Proyeksi Pendapatan f. Proyeksi Laba Bersih
g. EBRtahun
Expected Bank ROE Customer Return
Overhead Cost Biaya Risk Provision
Total Biaya EBR
h. Nisbah BUSUUSBPRS i. Nisbah Nasabah
: Rp 200 jutabln = Rp 2.400 jutatahun : Rp 150 jutabln = Rp 1.800 jutatahun
: 19 per tahun : 3
: 11 : 4
: 1 : 19
: 19 x 350 juta2400 juta = 2,77 : 100 - 2,77 = 97,23
Jadi, untuk komposisi penyertaan modal BUSUUSBPRS: Nasabah = 70 : 30 maka
Nisbah Bagi Hasil yang sesuai adalah BUSUUSBPRS: Nasabah = 2,77 : 97,23