No. Tahapan Pelaksanaan
8. Tahap VIII Pelunasan Pembiayaan
1. Fasilitas pembiayaan dinyatakan lunas apabila: i Lunas sesuai jangka waktu pembiayaan, ii
Nasabah melakukan pelunasan sebelum jatuh tempo fasilitas pembiayaan
2. Nasabah melakukan pelunasan melalui penyetoran dana sesuai dengan sisa dana bagi hasil
3. Setelah seluruh kewajiban Nasabah lunas maka pihak BUSUUSBPRS akan melakukan pelepasan
jaminan dan penghentian permintaan bagi hasil
3.2. Pengajuan Pembiayaan
3.2.1. Proses pengajuan pembiayaan mengacu kepada prosedur umum pelaksanaan pembiayaan dan ketentuan lainnya yang ditetapkan oleh
masing-masing BUSUUSBPRS misalnya oleh Financing Support Division, Risk Management atau divisi-divisi yang berhubungan langsung
dengan kebijakan ataupun operasional aktivitas pembiayaan.
3.2.2. Perhitungan porsi penyertaan modal 3.2.2.1. Nominal penyertaan modal BUSUUSBPRS ditentukan sesuai
besar plafond yang layak diberikan kepada Nasabah. 3.2.2.2. Nominal penyertaan modal Nasabah ditentukan dari modal
sendiri yang terdiri atas jumlah dana yang diterbitkan dan disetor penuh.
3.2.3. Analisa Pendapatan Nasabah 3.2.3.1. Pihak BUSUUSBPRS harus memintakan laporan pendapatan
Nasabah yang dapat digunakan sebagai proyeksi atau penjamin pembayaran angsuran Nasabah di masa depan.
3.2.3.2. Pihak BUSUUSBPRS harus mempelajari pola pendapatan nasabah tiap bulannya selama 1 periode pembukuan dengan
cara menganalisa histori pendapatan Nasabah. 3.2.3.3. Pola pendapatan dan keakuratan dalam menghitung kebutuhan
dana Nasabah akan mempengaruhi plafond yang akan diberikan. 3.2.3.4. Dalam menghitung proyeksi kelancaran pembayaran angsuran
Nasabah, Pihak BUSUUSBPRS harus memperhatikan fluktuasi arus kas masuk cash inflow dari historikal pendapatan Nasabah.
3.2.3.5. Jika berdasarkan historikal, arus pendapatan perbulan bukan akumulasi bulanan memperlihatkan pergerakan yang tidak
stabil, maka pihak BUSUUSBPRS harus menghitung deviasi terbesar dan menggunakan deviasi tersebut untuk melakukan
stress test terhadap proyeksi kelancaran pembayaran Nasabah tersebut.
3.2.3.6. Selain itu, Pihak BUSUUSBPRS wajib memperhatikan sensitivitas komponen pendapatan terhadap proyeksi pendapatan Nasabah.
Pihak BUSUUSBPRS harus membuat arus kas yang konservatif dengan melakukan stress test atas komponen yang diprediksi
mengalami kenaikan selama masa pembiayaan.
3.2.3.7. Proses verifikasi pembiayaan mengacu kepada Prosedur yang telah ditetapkan oleh divisi-divisi yang berkaitan dengan kebijakan
maupun operasional aktivitas pembiayaan.
3.3. Proses Risk Assessment dan Keputusan Pembiayaan
3.3.1. Sebelum masuk ke level komite, Proposal Pembiayaan disesuaikan terlebih dahulu dengan standar Divisi Manajemen Risiko danatau divisi
yang berwenang atas pemutusan pembiayaan.
3.3.2. Divisi yang terkait dengan Risiko Pembiayaan melakukan proses assessment dan memberikan rekomendasi untuk dilakukan proses
lebih lanjut sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku pada Divisi terkait Manajemen Risiko.
3.3.3. Prosedur pengambilan keputusan pembiayaan harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh divisi yang terkait dengan kewenangan
Manajemen Risiko dan Risiko Pembiayaan.
3.4. Realisasi dan Pengembalian Pembiayaan
3.4.1. Komite Pembiayaan BUSUUSBPRS akan memberikan keputusan terkait persetujuan pembiayaan serta syarat dan kondisi yang ditetapkan.
3.4.2. Nasabah dapat menyampaikan keberatan atas persyaratan yang ditetapkan dan wajib menyampaikan secara tertulis atas usulan perubahan
syarat yang diinginkan.
3.4.3. Setelah fasilitas pembiayaaan MMQ disetujui oleh pihak berwenang BUSUUSBPRS dan telah dilakukan pengikatan, maka pihak BUSUUS
BPRS membuat memorandum untuk mendaftarkan fasilitas pembiayaan.
3.4.4. Pengembalian atas modal MMQ dapat dilakukan sistem apabila terjadi kredit di rekening Giro Nasabah.
3.5. Pembayaran Pendapatan Bagi Hasil Porsi Bank
3.5.1. Pembayaran pendapatan bagi hasil porsi BUSUUSBPRS dilakukan secara bulanan setelah selesainya periode akhir bulan atau sesuai
tanggal yang diperjanjikan dalam kontrak.