2.9.2. Mengingat hukum positif yang tidak mengatur adanya kepemilikan satu aset dengan dua nama, maka BUSUUSBPRS dan Nasabah
dibolehkan untuk sepakat dan menyatakan bahwa obyek MMQ diatas namakan Nasabah secara langsung dalam dokumen yang merupakan
bukti atas obyek MMQ.
2.9.3. Bukti dokumen kepemilikan obyek MMQ disimpan oleh BUSUUSBPRS sampai saldo hishshah BUSUUSBPRS mencapai nihil dan seluruh
kewajiban Nasabah telah dipenuhi.
2.9.4. Nasabah dengan akad ini memberikan kuasa kepada BUSUUSBPRS untuk menerima sertifikat tersebut dari Kantor Pertanahan setelah Hak
Tanggungan didaftarkan.
2.9.5. Ketentuan di atas tidak menutup kemungkinan untuk membolehkan BUSUUSBPRS menyatakan obyek MMQ diatasnamakan BUSUUS
BPRS dalam dokumen kepemilikan obyek MMQ.
2.10. Standar Sewa Obyek MMQ
2.10.1. Besarnya pembayaran sewa untuk setiap periode bulan dihitung berdasarkan :
2.10.1.1. Porsi hishshah Bank plafondpokok pembiayaan 2.10.1.2. Porsi hishshah Nasabah uang muka
2.10.1.3. Jangka waktu pembiayaan 2.10.1.4. Tarif sewa bulanan dihitung dari tarif sewa per tahun flat
dengan pengakuan pendapatan secara proporsional sepanjang jangka waktu pembiayaan
2.10.1.5. Proyeksi total biaya sewa dihitung dari nilai sewa bulanan dikalikan jangka waktu pembiayaan
2.10.1.6. Nilai ini akan berubah dan dituangkan dalam addendum akad pada saat terjadi i pembelian hishshah BUSUUSBPRS
oleh Nasabah diluar jadwal dan ii perubahan tarif sewa
2.10.2. Nisbah sewa untuk BUSUUSBPRS dihitung dari proyeksi total biaya sewa selama jangka waktu pembiayaan dibandingkan dengan porsi
hishshah BUSUUSBPRS terhadap properti obyek MMQ.
2.10.3. Pembayaran sewa untuk setiap periode bulan besarnya tetap sepanjang tarif sewa yang dikenakan sesuai dengan periode evaluasi
pricing.
2.10.4. Pihak BUSUUSBPRS dapat melakukan review ujroh atau evaluasi pricing atas tarif sewa properti obyek MMQ minimal setiap 1 tahun
sekali.
2.10.5. Pembayaran sewa pertama kali dilakukan pada bulan berikutnya sebulan sejak tanggal pencairan pembiayaan melalui rekening
nasabah di BUSUUSBPRS.
2.11. Standar Bagi Hasil dan Kerugian
2.11.1. Keuntungan usaha yang diperoleh atas kepemilikan obyek MMQ dibagikan kepada BUSUUSBPRS dan Nasabah sesuai dengan nisbah
bagi hasil yang disepakati, sementara kerugian ditanggung bersama sesuai proporsi kepemilikan modal masing-masing.
2.11.2. Nisbah bagi hasil harus disetujui para pihak di awal akad, kesepakatan nisbah bagi hasil merupakan rukun yang harus dipenuhi dalam akad.
2.11.3. Bagi hasil dalam akad MMQ ini diperoleh dari pendapatan berupa ujroh atas aktivitas penyewaan obyek MMQ aset properti yang dimiliki
bersama para Pemilik Modal Nasabah dan BUSUUSBPRS.
2.11.4. Nisbah bagi hasil ditentukan berdasarkan proyeksi pendapatan ujroh yang akan dihasilkan dan tidak harus berdasarkan porsi modal MMQ.
2.11.5. Pembayaran bagi hasil ditentukan berdasarkan Nilai Realisasi Pendapatan bukan berdasarkan Nilai Proyeksi Pendapatan.
2.11.6. Nisbah dan Pembayaran Bagi Hasil akan berubah sesuai hishshah atau porsi kepemilikan atas obyek MMQ, ketentuan mengenai penjadwalan
pembelian atau pengalihan hishshah dihitung dan disepakati bersama antara BUSUUSBPRS dan Nasabah.
2.12. Standar Biaya
2.12.1. Biaya dalam pembiayaan MMQ terdiri dari biaya administrasi, biaya penutupan asuransi jiwa, biaya penutupan asuransi agunan, biaya
notaris dan akta pengikatan pembiayaan, biaya materai, biaya jasa penilai independen dan biaya pelunasan dipercepat.