Standar Perlakuan Tunggakan Buku Standar Produk Musyarakah dan Musya

Proses penilaian uji kelayakan usaha merupakan salah satu proses yang cukup panjang namun sangat penting dalam hal manajemen risiko tahap pra kontrak. Meskipun hal ini telah dilakukan bukan tidak mungkin kerugian akan tetap terjadi sehingga saat terjadi kerugian modal berdasarkan projected cash flow maka BUSUUSBPRS tetap harus mencatatkan usaha Musyarakah sebagai Non-Performing Investment NPI.

5.2.2. Tahap Masa Kontrak

Pada tahap ini, selama masa kontrak berlangsung, manajemen risiko tetap diperlukan untuk memastikan keberlangsungan pengawasan aktif usaha Nasabah sehingga baik Nasabah maupun BUSUUSBPRS dapat memperoleh keuntungan dan keberlanjutan usaha melalui penciptaan nilai secara jangka panjang. Pengawasan aktif berkelanjutan terhadap usaha Musyarakah ini bertujuan untuk menjaga portofolio BUSUUSBPRS dan mengurangi eksposur risiko terkini yang mungkin belum terpikirkan saat penilaian risiko tahap pra kontrak. Segala anomali yang terjadi harus segera dilaporkan pada pihak Manajemen agar bisa segera diambil tindakan lebih lanjut. 5.2.2.1. Pengawasan Aktif Pengawasan aktif yang bisa dilakukan dapat berupa: a. BUSUUSBPRS membentuk mekanisme early-warning dengan kriteria-kriteria pemicu terjadinya risiko sehingga saat terjadi tanda-tanda yang sesuai dengan kriteria tersebut, manajemen dapat mengambil tindakan cepat sesuai mekanisme tersebut. b. BUSUUSBPRS dapat meminta dan memantau laporan periodik baik operasional maupun keuangan terkait usaha Nasabah dan segala aktivitas yang dilakukan oleh Nasabah selaku pihak pengelola seperti perubahan manajemen dan direksi, perubahan pihak-pihak terkait seperti agen, supplier, pihak outsourcing dan perubahan regulasi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memitigasi risiko fraud Nasabah dalam pelaporan keuntungan usaha yang akan mempengaruhi porsi bagi hasil BUSUUSBPRS. c. BUSUUSBPRS dapat menyusun beberapa kondisi terkait pengelolaan usaha yang disepakati dalam dokumen legal perjanjian yang menuntut Nasabah jika Nasabah lalai dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. d. BUSUUSBPRS dapat melakukan peninjauan ulang periodic assessment terhadap proyeksi bagi hasil dari pendapatan usaha Nasabah per quarter atau per bulan. Peninjauan ulang ini dapat menggunakan beberapa asumsi yang sesuai dengan kondisi dan bukti-bukti obyektif terkini. e. BUSUUSBPRS harus memastikan bahwa keterkaitan pihak-pihak lain outsourced parties dalam usaha tidak menimbulkan tambahan risiko yang signifikan. Pencegahan risiko ini dapat dilakukan melalui cara-cara seperti analisis dan seleksi dengan metodologi yang tepat sebelum melakukan kesepakatan perjanjian dengan pihak lain, memastikan bahwa seluruh informasi, data historis dan reputasi pihak lain berstatus baik, serta penerapan manajemen yang standar dan efektif selama pelaksanaan kerja dengan pihak lain. f. Jika disepakati, BUSUUSBPRS dapat menunjuk satu pihak independen untuk melakukan audit dan valuasi usaha Musyarakah yang dijalani Nasabah untuk memastikan obyektivitas dan transparansi distribusi profit. 5.2.2.2. Usaha Musyarakah Berkinerja Buruk Selama masa kontrak, usaha yang dijalankan oleh Nasabah tidak selalu bernilai baik, ada potensi usaha mengalami