Standar Pelunasan Dipercepat Buku Standar Produk Musyarakah dan Musya
Seluruh poin kebijakan dan prosedur manajemen risiko di atas harus disusun dan dijabarkan pada tahap pra kontrak serta
mengkomunikasikannya kepada seluruh fungsi terkait pada internal BUSUUSBPRS. BUSUUSBPRS juga harus menyusun
mekanisme jika terjadi review, pembaharuan dan perubahan poin- poin kebijakan dan prosedur di atas. Review dan pembaharuan
atas poin-poin di atas merupakan hal yang mungkin terjadi seiring perubahan risk appetite BUSUUSBPRS.
5.2.1.2. Penilaian Uji Kelayakan Usaha Penilaian uji kelayakan usaha menjadi prosedur utama dalam
hal pengelolaan risiko pra kontrak. BUSUUSBPRS harus memastikan bahwa kriteria dan tujuan usaha dari calon Nasabah
potensial tetap sejalan dengan rencana dan strategi investasi BUSUUSBPRS. Setidaknya BUSUUSBPRS harus bisa
memastikan hal-hal di bawah ini telah dimiliki oleh Calon Nasabah Pembiayaan Musyarakah dan dipenuhi oleh usaha yang akan
dijalankannya: a. Pastikan metodologi dan kerangka penilaian assesment
method and framework usaha yang digunakan sesuai dengan tipe produk, jasa maupun segmen bisnis lainnya.
Misal; kerangka penilaian usaha hotel akan berbeda dengan kerangka penilaian usaha pertambangan.
b. Proses penilaian harus memiliki dasar seperti data historis baik internal BUSUUSBPRS maupun internal Nasabah
dan bukti-bukti empiris lain yang memungkinkan. Jika data dan bukti empiris terbatas, BUSUUSBPRS dapat
menggunakan data lain sebagai proxy. Jika dibutuhkan, BUSUUSBPRS juga bisa menggunakan judgment yang
diatur dalam Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko BUSUUSBPRS.
c. Proses penilaian harus sudah memasukkan risiko-risiko utama seperti analisis 5C Capacity, Characteristics, Collateral,
Capital dan Condition Calon Nasabah, risiko pasar dan investasi terkait proyeksi penjualan, harga, biaya dan arus
kas yang dihasilkan dari usaha calon Nasabah, serta risiko hukum dan kepatuhan Syariah atas usaha calon Nasabah.
d. Proses penilaian harus mempertimbangkan potensi perubahan-perubahan dalam hal biaya produksi, biaya
material, biaya tenaga kerja, harga dan volume penjualan dan lain-lain sehingga BUSUUSBPRS perlu membuat
asumsi-asumsi agar proyeksi arus kas projected cash flow dan arus kas aktual actual cash flow tidak mengalami
perbedaan selisih angka yang terlampau jauh.
e. BUSUUSBPRS harus memastikan bahwa data dan informasi yang digunakan dalam proses penilaian kelayakan ini di-
peroleh dari sumber yang relevan, terkini dan dapat dipercaya. f. Proses penilaian ini harus dilakukan oleh pihak yang memiliki
pengetahuan dan ahli dalam bidang bisnis tersebut, bisa berasal dari pihak internal BUSUUSBPRS maupun pihak
eksternal. Pihak penilai ini harus independen dan sama sekali tidak terkait dan memiliki kepentingan atas usaha
calon Nasabah. Jika BUSUUSBPRS menggunakan jasa pihak eksternal, harus ada standar lebih lanjut yang diatur
dalam Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko BUSUUS BPRS masing-masing.
g. Proses penilaian ini juga bisa menggunakan kerangka investment rating yang menjelaskan tentang kriteria dan
deskripsi mendetil mengenai masing-masing grade yang ada, hal ini akan memastikan pengelompokan risiko berdasarkan
tipe Nasabah dengan usaha tertentu atau berdasarkan jumlah Fasilitas Pembiayaan tertentu.
Proses penilaian uji kelayakan usaha merupakan salah satu proses yang cukup panjang namun sangat penting dalam hal
manajemen risiko tahap pra kontrak. Meskipun hal ini telah dilakukan bukan tidak mungkin kerugian akan tetap terjadi
sehingga saat terjadi kerugian modal berdasarkan projected cash flow maka BUSUUSBPRS tetap harus mencatatkan
usaha Musyarakah sebagai Non-Performing Investment NPI.