2. Akad Musyarakah menyatakan bahwa kerugian yang disebabkan oleh faktor
alami seperti bencana alam atau kondisi makro ekonomi, dan kerugian itu bukan
karena kelalaian atau kesalahan yang disengaja dilakukan oleh Nasabah, maka
BUSUUSBPRS turut menanggung kerugian tersebut.
2. Sebelum pemberian fasilitas Pembiayaan, BUSUUSBPRS harus melakukan
analisa mendalam atas usaha yang akan dijalankan oleh Nasabah terutama
proyeksi kondisi perekonomian baik mikro maupun makro.
5.1.3. Risiko Operasional Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh internal fraud seperti pencatatan keuangan yang tidak benar atas nilai posisi, ketidak-
sesuaian pencatatan pajak secara sengaja, kesalahan, manipulasi dan mark up dalam akuntansi maupun pelaporan serta aktivitas penyogokan
dan penyuapan.
Risiko yang Dihadapi
1. Aktivitas internal fraud seperti pencatatan keuangan yang tidak benar atas nilai
posisi, ketidaksesuaian pencatatan pajak secara sengaja, kesalahan, manipulasi
dan mark up dalam akuntansi maupun pelaporan serta aktivitas penyogokan
dan penyuapan menimbulkan kerugian yang pada akhirnya mengakibatkan nilai
Bagi Hasil untuk BUSUUSBPRS lebih kecil dari yang ditargetkan.
Strategi Mengelola Risiko
1. Lakukan pengecekan Laporan Transaksi Harian setiap hari sebelum berakhirnya
hari kerja yang dilakukan oleh Supevisor dan diketahui oleh Kepala Operasional
Pihak BUSUUSBPRS meminta Laporan Keuangan setidaknya minimal satu
minggu sekali.
5.1.4. Risiko LegalHukum Legal Risk
Risiko legalhukum adalah risiko timbulnya kerugian akibat tidak terpenuhinya aspek-aspek legalitas baik dari segi identitas Nasabah
selaku subyek pembiayaan; segi obyek pembiayaan; segi jaminan maupun aspek akad dan perjanjian pembiayaan itu sendiri.
Risiko yang Dihadapi Strategi Mengelola Risiko
1. Dokumen-dokumen legal Calon Nasabah 1. BUSUUSBPRS wajib melakukan analisa tidak lengkap dan valid.
2. Dokumen-dokumen legal perizinan usaha Calon Nasabah tidak lengkap dan
valid. 3. Dokumen-dokumen legal agunan dan
jaminan yang diajukan oleh Calon Nasabah tidak lengkap dan valid.
dan verifikasi legalitas seluruh berkas dokumen Calon Nasabah baik perorangan
maupun badan usaha dan memastikan semuanya lengkap sesuai standar yang
berlaku.
2. BUSUUSBPRS wajib melakukan taksasipenilaian atas agunan danatau
jaminan yang diajukan Calon Nasabah. 3. BUSUUSBPRS memastikan bahwa
Calon Nasabah mengerti seluruh standar dalam kontrak dan memastikan Nasabah
menandatangani kontrak dengan rido dan sepakat atas segala konsekuensi dalam
kontrak.
4. BUSUUSBPRS dirugikan oleh Notaris 4. BUSUUSBPRS mengevaluasi kerjasama maupun Pihak Jasa Penilai Independen
rekanan BUSUUSBPRS itu sendiri. dengan Notaris maupun Pihak Jasa Penilai
Independen rekanan yang terbukti merugikan pihak BUSUUSBPRS.
5.2. Manajemen Risiko dalam Setiap Tahap Pembiayaan
Pembiayaan Musyarakah termasuk dalam kategori produk dengan profil risiko yang tinggi karena partisipasi modal disetarakan dengan
porsi bagi untung rugi yang berarti juga setara dengan penanggungan risiko sesuai porsi penyertaan modal masing-masing pihak. Ada tiga
tahap dalam Pembiayaan Musyarakah yakni pra kontrak, masa kontrak dan penyelesaian kontrak.
5.2.1. Tahap Pra Kontrak
Pada tahap pra kontrak, manajemen risiko disusun untuk menghasilkan keputusan yang optimal sebelum Nasabah menjalankan usaha
Musyarakah yang disepakati sesuai perjanjian. Manajemen risiko pada tahap ini berupa identifikasi risiko yang mungkin muncul di masa depan
serta menyusun solusi dan kebijakan apa saja yang pantas untuk dilakukan. Manajemen risiko yang efektif pada tahap ini akan bermanfaat
dalam mengurangi eksposur atau dampak risiko masa depan terhadap pembiayaan melalui pengerahan sumber daya yang ada disertai dengan
penerapan berbagai teknik pengelolaan risiko yang tepat. Berikut ini adalah hal-hal terkait Manajemen Risiko Pra Kontrak:
5.2.1.1. Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko BUS UUSBPRS harus memiliki kebijakan dan prosedur manajemen
risiko yang komprehensif dan efektif disertai sistem dan pengawasan internal agar setiap risiko mampu teridentifikasi
dan sesuai dengan selera risiko risk appetite BUSUUSBPRS yang bersangkutan. Meskipun setiap BUSUUSBPRS memiliki
risk appetite yang berbeda, berikut adalah prosedur standar manajemen risiko yang harus dipenuhi oleh BUSUUSBPRS:
a. Cara dan pola identifikasi risiko; b. Metodologi valuasi dan kalkulasi risiko yang tepat terhadap
aset-aset dan distribusi profit; c. Batasan eksposur risiko risk exposure limits;
d. Teknik mitigasi risiko; e. Mekanisme pelaporan dan pengawasan;
f. Alur komunikasi dan tanggung jawab manajemen risiko; g. Mekanisme review, pembaharuan dan perubahan