Bab 9
Standar Akuntansi dan Pembukuan
9.1. Perlakuan Akuntansi
Standar akuntansi dan pembukuan akad Musyarakah ini didasarkan pada Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia PAPSI dan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Syariah 106 tentang Akuntansi Musyarakah.
9.1.1. Pengakuan dan Pengukuran
a. Pembiayaan Musyarakah dalam bentuk kas diakui pada saat pencairan sebesar jumlah uang yang diberikan BUSUUSBPRS.
b. Pembiayaan Musyarakah yang diberikan secara bertahap diakui pada setiap tahap pembayaran.
c. Kerugian pembiayaan Musyarakah yang terjadi selama masa akad diakui pada periode terjadinya secara proporsional sesuai dengan
kontribusi modal sebagai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pembiayaan Musyarakah.
d. Keuntungan Pembiayaan Musyarakah diakui pada periode terjadinya hak bagi hasil berdasarkan laporan hasil usaha yang disampaikan
nasabah sesuai dengan nisbah yang disepakati. e. Apabila dalam pembiayaan Musyarakah mengalami kerugian pada
periode sebelumnya, maka keuntungan yang diperoleh pada periode tersebut harus dialokasikan terlebih dahulu untuk mengurangi
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pembiayaan Musyarakah untuk memulihkan jumlah tercatat pembiayaan Musyarakah sampai
dengan nilai pembiayaan Musyarakah awal.
f. Keuntungan pembiayaan Musyarakah yang telah menjadi hak BUS UUSBPRS dan belum dibayarkan oleh nasabah diakui sebagai
piutang bagi hasil. g. Apabila terjadi kerugian dalam Musyarakah akibat kelalaian atau
penyimpangan mitra Musyarakah, mitra yang melakukan kelalaian tersebut menanggung beban kerugian tersebut. Kerugian BUSUUS
BPRS yang diakibatkan kelalaian atau penyimpangan Nasabah tetap diakui sebagai pembiayaan Musyarakah.
h. Pembiayaan Musyarakah yang sudah berakhir dan belum diselesaikan oleh Nasabah maka saldo pembiayaan Musyarakah tetap diakui
sebagai pembiayaan Musyarakah yang wajib diselesaikan oleh Nasabah.
9.1.2. Penyajian
a. Pembiayaan Musyarakah disajikan sebesar saldo pembiayaan Musyarakah Nasabah kepada BUSUUSBPRS .
b. Piutang bagi hasil disajikan sebagai bagian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah
tergolong non-performing loan maka piutang bagi hasil disajikan pada rekening administratif.
c. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai pembiayaan Musyarakah di- sajikan sebagai pos lawan contra account pembiayaan Musyarakah.
d. Tagihan kepada Nasabah akibat kelalaian atau penyimpangan oleh Nasabah disajikan sebagai bagian dari pembiayaan Musyarakah.
e. Pembiayaan Musyarakah yang diakhiri sebelum jatuh tempo atau sudah berakhir dan belum diselesaikan oleh nasabah tetap disajikan
sebagai bagian dari pembiayaan Musyarakah.
9.2. Ilustrasi Jurnal
Berikut dilampirkan ilustrasi pencatatan jurnal untuk setiap transaksi yang dilakukan berdasarkan akad Musyarakah:
1. Pada saat BUSUUSBPRS membayarkan modal tunai kepada Nasabah
D: Pembiayaan Musyarakah K: KasRekening NasabahKliring
2. Pada saat Pembiayaan Musyarakah i. Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan lebih rendah atas nilai
buku D: Pembiayaan Musyarakah
D: Kerugian Penyerahan Aktiva K: Aktiva Non-Kas
ii. Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan lebih tinggi atas nilai buku D: Pembiayaan Musyarakah
K: Aktiva Non-Kas K: Keuntungan Penyerahan Aktiva
3. Pada saat pengeluaran biaya dalam rangka akad Musyarakah D: Uang Muka dalam Rangka Akad Musyarakah
K: KasKliring
4. Pengakuan biaya-biaya yang dikeluarkan atas pembelian Pembiayaan Musyarakah
i. Jika berdasarkan kesepakatan diakui sebagai biaya Pembiayaan Musyarakah
D: Biaya Akad Musyarakah K: Uang Muka dalam Rangka Akad Musyarakah
ii. Jika berdasarkan kesepakatan diakui sebagai Pembiayaan Musyarakah
D: Pembiayaan Musyarakah K: Uang Muka dalam Rangka Akad Musyarakah
5. Pada saat pengakuan keuntungan Musyarakah D: Piutang Bagi Hasil
K: Pendapatan Musyarakah
6. Pada saat penerimaan keuntungan Musyarakah D: KasRekening NasabahKliring
K: Piutang Bagi Hasil
7. Pada saat pengakuan kerugian Musyarakah D: Beban Kerugian Penurunan Nilai Pembiayaan Musyarakah
K: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pembiayaan Musyarakah
8. Pada saat pengakuan keuntungan setelah terjadi kerugian pada periode sebelumnya
i. Memulihkan kerugian periode sebelumnya D: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pembiayaan Musyarakah
K: Beban Kerugian Penurunan Nilai Pembiayaan Musyarakah ii. Pengakuan kelebihan keuntungan atas kerugian
D: Piutang Bagi Hasil K: Pendapatan Musyarakah
9. Pada saat pembayaran angsuran pokok untuk Musyarakah D: KasRekening NasabahKliring
K: Pembiayaan Musyarakah
10.Pada saat terjadi kerugian yang disebabkan kelalaian atau penyimpangan Nasabah
D: Piutang kepada Nasabah K: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pembiayaan Musyarakah
11. Pada saat pengalihan modal kepada Nasabah D: KasRekening
K: Pembiayaan Musyarakah
9.3. Akuntabilitas
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain : 1. Rincian jumlah pembiayaan Musyarakah berdasarkan modal mitra,
jenis valuta, jenis penggunaan, sektor ekonomi, status para pihak dalam pembiayaan Musyarakah.
2. Klasifikasi pembiayaan Musyarakah menurut jangka waktu akad pembiayaan, kualitas pembiayaan, dan tingkat bagi hasil rata-rata
yield. 3. Jumlah dan persentase pembiayaan Musyarakah yang diberikan
kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 4. Jumlah dan persentase pembiayaan Musyarakah yang telah
direstrukturisasi dan informasi lain tentang Pembiayaan Musyarakah yang direstrukturisasi selama periode berjalan.
5. Kebijakan manajemen dalam pelaksanaan pengendalian risiko portfolio pembiayaan Musyarakah.
6. Besarnya pembiayaan Musyarakah bermasalah dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk setiap sektor ekonomi.
7. Kebijakan dan metode yang dipergunakan dalam penanganan Musyarakah bermasalah.
8. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan, penghapusan dan penanganan pembiayaan Musyarakah bermasalah.
9. Ikhtisar pembiayaan Musyarakah yang dihapus buku yang menunjukkan saldo awal, penghapusan selama tahun berjalan,
penerimaan atas pembiayaan Musyarakah yang telah dihapus tagih dan saldo akhir pembiayaan Musyarakah yang dihapus buku.
10. Kerugian atas penurunan nilai pembiayaan Musyarakah apabila ada.
Bab 10
Standar Kontrak Perjanjian Musyarakah
10.1. Ruang Lingkup
Bab ini menjelaskan pokok-pokok klausul standar minimal dalam kontrak perjanjian yang harus tertera dalam setiap kontrak perjanjian
akad Musyarakah pada BUSUUSBPRS.
Perjanjian atau akad dalam praktik perbankan syariah merupakan hal yang esensial. Perjanjian atau akad yang telah disepakati akan
melahirkan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Dalam standar minimal kontrak perjanjian Musyarakah ini hanya akan memberikan
standar dan ketentuan yang bersifat umum dalam produk pembiayaan Musyarakah. Para pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak
BUSUUSBPRS dan pihak Nasabah tidak kehilangan kebebasan dalam pembuatan kontrak perjanjian yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan dan prinsip syariah sesuai dengan asas kebebasan berkontrak al hurriyah.
10.2. Ketentuan Umum Standar Perjanjian atau Akad Musyarakah
10.2.1. Komposisi suatu perjanjian pembiayaan Musyarakah yang dibuat oleh BUSUUSBPRS harus terdiri dari 4 empat bagian yaitu: Judul,
Komparisi, Isi, dan Penutup.