Klausul Identitas, Jumlah, Tujuan, dan Jangka Waktu Pembiayaan Musyarakah Klausul Modal

2.17.2. Penanganan atas tunggakan Nasabah wajib dilakukan terlebih dahulu melalui surat peringatan atau somasi sebagaimana diatur dalam Pasal 1238 KUHPerdata. 2.17.3. Jika tunggakan terjadi karena kondisi keuangan Nasabah, maka BUS UUSBPRS dianjurkan untuk memberikan perpanjangan atau kelonggaran waktu sesuai dengan kesepakatan. 2.17.4. Jika tunggakan terjadi karena Nasabah lalai atau tidak menunjukkan iktikad baik dalam menjalankan kewajibannya, maka BUSUUSBPRS dapat membebankan denda tazir atas tunggakan tersebut.

2.18. Standar Wanprestasi

2.18.1. Wanprestasi adalah kegagalan Nasabah dalam memenuhi kewajiban atau segala hal yang ditentukan dan disepakati bersama dalam kontrak sehingga menimbulkan kerugian bagi BUSUUSBPRS baik dalam berupa penyusutan nilai modal maupun pengurangan nilai bagi hasil untuk BUSUUSBPRS. 2.18.2. Jika wanprestasi terjadi akibat kelalaian nasabah, BUSUUSBPRS berhak mendapatkan ganti rugi tawidh. 2.18.3. Pembebanan ganti rugi tawidh hanya dapat dikenakan apabila: 2.18.3.1. Pihak yang melakukan ingkar janji setelah dinyatakan ingkar janji, tetap melakukan ingkar janji; atau 2.18.3.2. Sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilewatinya; atau 2.18.3.3. Pihak yang ingkar janji tidak dapat membuktikan bahwa perbuatan ingkar janji itu terjadi karena keadaan memaksa yang berada di luar kuasanya force majeur.

2.19. Standar Denda dan Ganti Rugi

2.19.1. BUSUUSBPRS dapat memberikan sanksi kepada Nasabah mampu bayar yang terbukti melakukan tunggakan atas pembayaran angsuran danatau wanprestasi atas setiap ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak. 2.19.2. Sanksi yang dapat diterapkan adalah berupa denda tazir danatau ganti rugi tawidh. BUSUUSBPRS dapat menerapkan salah satu atau keduanya sesuai dengan syarat dan kondisi yang dijelaskan dalam standar ini. 2.19.3. Denda atas tunggakan tazir harus diperuntukkan sebagai dana sosial atau dana kebajikan sementara ganti rugi tawidh dapat diakui sebagai pendapatan dalam pembukuan BUSUUSBPRS. 2.19.4. Denda atas tunggakan tazir hanya dikenakan kepada Nasabah jika Nasabah terbukti lalai atas kewajiban pembayaran angsurannya. 2.19.5. Kelalaian Nasabah didefinisikan sebagai kesalahan yang dilakukan oleh Nasabah dalam hal pengelolaan asetproperti yang diwakilkan disewakan kepadanya untuk dikelola dengan baik sehingga terjadi kerusakan, kegagalan, danatau kehilangan asetproperti yang dimiliki bersama dalam kontrak ini. 2.19.6. Ketentuan mengenai pemberian ganti rugi tawidh kepada Nasabah dibatasi oleh beberapa standar berikut ini: 2.19.6.1. Ganti rugi dikenakan kepada nasabah yang memang sengaja atau karena lalai melakukan sesuatu yang menyimpang dari akad dan mengakibatkan kerugian pada BUSUUSBPRS. 2.19.6.2. Besarnya ganti rugi yang dapat diakui sebagai pendapatan dalam pembukuan Bank adalah sesuai dengan kerugian riil real loss dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi potential loss 2.19.6.3. BUSUUSBPRS hanya dapat mengenakan ganti rugi pada keuntungan bank yang sudah jelas tidak dibayarkan oleh nasabah. 2.19.6.4. Klausul ganti rugi harus ditetapkan secara jelas dalam akad dan dipahami oleh nasabah. 2.19.6.5. Penetapan ganti rugi atau kerugian riil ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara BUSUUSBPRS dan Nasabah. 2.19.7. Kerugian riil adalah biaya riil yang dikeluarkan oleh BUSUUSBPRS dalam melakukan penagihan hak BUSUUSBPRS yang seharusnya ditunaikan oleh Nasabah.

2.20. Standar Penyelesaian Sengketa

2.20.1. Pengaturan mengenai penyelesaian sengketa antara pihak BUSUUS BPRS dengan Nasabah harus mengutamakan prinsip musyawarah mufakat. 2.20.2. Prinsip musyawarah mufakat dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti penjadwalan kembali rescheduling, penambahan syarat baru reconditioning ataupun penggunaan struktur baru restructuring.