Standar Wanprestasi Buku Standar Produk Musyarakah dan Musya
direksi, perubahan pihak-pihak terkait seperti agen, supplier, pihak outsourcing dan perubahan regulasi perusahaan. Hal
ini dilakukan untuk memitigasi risiko fraud Nasabah dalam pelaporan keuntungan usaha yang akan mempengaruhi
porsi bagi hasil BUSUUSBPRS.
c. BUSUUSBPRS dapat menyusun beberapa kondisi terkait pengelolaan usaha yang disepakati dalam dokumen legal
perjanjian yang menuntut Nasabah jika Nasabah lalai dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut.
d. BUSUUSBPRS dapat melakukan peninjauan ulang periodic assessment terhadap proyeksi bagi hasil dari pendapatan
usaha Nasabah per quarter atau per bulan. Peninjauan ulang ini dapat menggunakan beberapa asumsi yang sesuai
dengan kondisi dan bukti-bukti obyektif terkini.
e. BUSUUSBPRS harus memastikan bahwa keterkaitan pihak-pihak lain outsourced parties dalam usaha tidak
menimbulkan tambahan risiko yang signifikan. Pencegahan risiko ini dapat dilakukan melalui cara-cara seperti analisis
dan seleksi dengan metodologi yang tepat sebelum melakukan kesepakatan perjanjian dengan pihak lain, memastikan
bahwa seluruh informasi, data historis dan reputasi pihak lain berstatus baik, serta penerapan manajemen yang standar
dan efektif selama pelaksanaan kerja dengan pihak lain.
f. Jika disepakati, BUSUUSBPRS dapat menunjuk satu pihak independen untuk melakukan audit dan valuasi usaha
Musyarakah yang dijalani Nasabah untuk memastikan obyektivitas dan transparansi distribusi profit.
5.2.2.2. Usaha Musyarakah Berkinerja Buruk Selama masa kontrak, usaha yang dijalankan oleh Nasabah
tidak selalu bernilai baik, ada potensi usaha mengalami
penurunan dan masalah. Jika usaha Musyarakah sedang atau diekspektasikan akan mengalami kinerja buruk, maka BUSUUS
BPRS diharuskan untuk melakukan pengamatan langsung dan peninjauan ulang atas usaha Musyarakah tersebut. BUSUUS
BPRS harus mengamati, menilai dan memutuskan apakah usaha tersebut masih layak dilanjutkan atau tidak. Pengamatan
dan tinjauan ulang tersebut setidaknya mencakup beberapa hal di bawah ini:
a. Membuat daftar faktor-faktor penyebab kinerja buruk dan
menyusun rencana-rencana perbaikan improvement plans atas faktor-faktor tersebut.
b. Melakukan uji kelayakan atas rencana rencana-rencana perbaikan improvement plans.
c. Memeriksa kecocokan asumsi-asumsi yang digunakan untuk memproyeksikan nilai pendapatan maupun bagi hasil.
d. Menghitung tambahan biaya yang dibutuhkan jika ingin melaksanakan perbaikan disertai dengan pertimbangan
risiko dan kondisi usaha di masa mendatang. e. Menghitung dan memutuskan apakah level risiko usaha
masih sesuai dengan risk appetite BUSUUSBPRS. f. BUSUUSBPRS boleh melakukan hal ini secara internal
maupun menggunakan jasa pihak ketiga. Setelah melaksanakan pengamatan langsung dan tinjauan
ulang atas kelayakan usaha yang berkinerja buruk tersebut BUSUUSBPRS dapat mengambil keputusan untuk melanjutkan
atau memberhentikan usaha bersama Nasabah tersebut. Jika BUSUUSBPRS ingin tetap melanjutkan setidaknya ada tiga
hal yang harus diperhatikan yakni:
a. Apakah usaha tersebut masih memiliki potensi pendapatan dan keuntungan di masa depan yang mampu menutupi
kerugian dan tambahan modal jika ada yang terjadi saat ini?
b. Apakah Nasabah dinilai mampu mengembalikan kinerja usahanya dalam tempo waktu yang diberikan oleh BUSUUS
BPRS? c. BUSUUSBPRS boleh memberikan strategi dan rencana
aksi perbaikan bagi Nasabah yang memungkinkan adanya perubahanrenegosiasi syarat dan kondisi perjanjian usaha
Musyarakah tersebut.