Standar Asuransi Standar Angsuran Pembiayaan
Tujuan fasilitas pembiayaan Musyarakah Mutanaqishah diputuskan dapat digunakan bagi perorangan maupun perusahaan dalam rangka memperoleh
danatau menambah modal usaha danatau aset barang berdasarkan sistem bagi hasil. Modal usaha yang sesuai syariah yaitu a aset barang yang
dimaksud antara lain, namun tidak terbatas pada: a. Properti barubekas, b. Kendaraan bermotor barubekas, c. Barang lainnya yang sesuai syariah
barubekas. Keputusan mengenai obyek pembiayaan adalah kegiatan usaha komersial yang dijalankan dalam berbagai bentuk usaha yang sesuai dengan
syariah, antara lain: prinsip jual beli, bagi hasil, dan sewa menyewa.
Keputusan mengenai prinsip dan ketentuan menyebutkan bahwa prinsip yang digunakan dalam produk ini adalah akad Musyarakah Mutanaqishah.
Syirkah dalam akad Musyarakah Mutanaqishah adalah syirkah al-inan. Sedangkan ketentuan musyarakah mutanaqishah berlaku persyaratan paling
kurang memuat hal-hal: a berlakunya ketentuan hukumprinsip syariah sebagaimana diatur dalam fatwa DSN-MUI No.08DSN-MUIlV2000 tentang
Pembiayaan Musyarakah, b karakteristik prinsip syariah harus dituangkan secara jelas dalam akad, c pengalihan seluruh porsi modal hishshah Bank
SyariahLKS beralih kepada Nasabah, d Pendapatan musyarakah mutanaqishah, e penetapan Nisbah keuntungan bagi hasil, f proyeksi keuntungan, g
musyarakah mutanaqishah yang menggunakan prinsip sewa-menyewa ijarah, h. penggunaan prinsip sewa-menyewa ijarah dan obyek ijarah yang indent,
i. kebolehan obyek pembiayaan musyarakah mutanaqishah di atas namakan nasabah secara langsung atas persetujuan Bank SyariahLKS, j pengalihan
hishshah bank syariahLKS sesuai dengan jangka waktu yang disepakati atau boleh dipercepat atas persetujuan Bank SyariahLKS.
Keputusan ini juga menetapkan ketentuan khusus Indent yaitu berlaku ketentuan sebagai berikut: a ketersediaan obyek musyarakah mutanaqishah
harus disepakati dan dituangkan secara jelas, baik kuantitas maupun kualitas
maluman mawshufan mundhabithan: munafiyan lil jahalah, dan b pengakuan Pendapatan musyarakah mutanaqishah.
Ketentuan Lain-lain terdiri atas ketentuan yang mengatur mengenai: a denda dan ganti rugi, b pelunasan dipercepat, c penyelesaian pembiayaan
bermasalah, dan d keputusan DSN-MUI ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Fatwa DSN No.73DSN-MUIXI2008 tentang Musyarakah
Mutanaqishah dan berlaku sejak tanggal ditetapkannya yaitu pada Tanggal 30 Dzulhijjah 1434 H04 November 2013 M.
Surat Pernyataan Kesesuaian Syariah
Berdasarkan Surat Dewan Syariah Nasional MUI Nomor: U-2S7 DSN- MUIVIII2014 tertanggal 17 Juli 2014 terkait Keputusan DSN-MUI Nomor:
01DSN-MUIX2013 tent ang Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqishah, terutama butir 6 huruf a iii dan butir 6 huruf b memperhatikan
presentasi dan diskusi yang dilakukan Bank Syariah XXX dengan Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia DSN-
MUI pada tanggal 14 Agustus 2014 di kantor DSN-MUI, dan memperhatikan Keputusan DSN-MUI Nomor: 01DSN-MUIX2013 tentang Pedoman
Implementasi Musyarakah Mutanaqishah, dengan ini DSN-MUI memberikan penjelasan sebagai berikut:
Butir 6 huruf a iii yang menyatakan: Sebagian besar obyek musyarakah mutanaqishah dalam bentuk bangunanfisik
sudah ada pada saat akad dilakukan, tetapi penyerahan keseluruhan obyek musyarakah mutanaqishah dilakukan pada masa yang akan datang sesuai
kesepakatan dan kepastian keberadaan obyek musyarakah mutanaqishah harus sudah jelas dan telah menjadi milik developersupplier serta bebas
sengketa.
Dimaksudkan agar ketika akad harus ada indikator kuat bahwa obyek musyarakah mutanaqishah benar-benar akan terwujud dibangun walaupun
sebagian besar bangunanfisik belum dan tidak harus sudah selesai dibangun oleh developer. Oleh karena itu, untuk memenuhi ketentuan dalam paragraf
ini cukup dibuktikan dengan: a. Adanya spesifikasi obyek Musyarakah Mutanaqishah washfun
mundhabith un, b. Adanya kemampuan developer dan terjaminnya proses untuk mewujudkan
obyek akad imkan tamalluk al-mujir laha au shaniha, antara lain dibuktikan dengan adanya perjanjian kerjasama antara Bank dan Developer,
c. Adanya kepastian keberadaan obyek Musyarakah Mutanaqishah harus sudah jelas dan telah menjadi milik developersupplier serta bebas sengketa.
Bahwa yang dimaksud dengan butir 6 huruf b, pengakuan pendapatan musyarakah mutanaqishah dalam hal sumber pendapatan musyarakah
mutanaqishah berasal dari ujrah sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf di butir iii yang obyek musyarakah mutanaqishah belum tersedia seluruhnya,
maka Bank SyariahLKS dapat mengakui pendapatan apabila tanah dan infrastruktur telah tersedia, sebagian besar bangunan sudah ada pada saat
akad dan bebas sengketa adalah bahwa pengakuan pendapatan oleh LKS dapat dilakukan apabila kondisi berikut terpenuhi:
1. Terdapat jaminan akan terwujudnya spesifikasi obyek musyarakah
mutanaqishah dari developer walaupun sebagian besar bangunan fisik belum selesai dibangun oleh developer.
2. Adanya kemampuan developer serta terjaminnya proses untuk mewujudkan obyek akad; Kedua hal ini dibuktikan, antara lain, dengan adanya perjanjian
kerjasama antara bank dan developer.
Peraturan Mahkamah Agung No 2 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah atau KHES mengatur ketentuan syariah mengenai musyarakah yang diatur dalam buku II bab VI tentang
syirkah sebagaimana dijelaskan di dalamnya beberapa ketentuan seperti Bagian Pertama yang berisi mengenai Ketentuan Umum Syirkah yang
menjelaskan bahwa kerjasama dapat dilakukan antara dua pihak pemilik modal atau lebih untuk melakukan usaha bersama dengan jumlah partisipasi
modal amwal danatau keterampilan abdan yang sama mufawadhah maupun tidak sama inan, dimana masing-masing pihak berpartisipasti dalam
perusahaan, dan keuntungan atau kerugian dibagi sama atau atas dasar proporsi modal. Ketentuan ini juga menjelaskan mengenai hak dan kewajiban
para pihak yaitu: 1 Setiap anggota syirkah mewakili anggota lainnya wakalah untuk melakukan
akad dengan pihak ketiga dan atau menerima pekerjaan dari pihak ketiga untuk kepentingan syirkah.
2 Masing-masing anggota syirkah bertanggung jawab atas risiko kafalah yang diakibatkan oleh akad yang dilakukannya dengan pihak ketiga dan
atau menerima pekerjaan dari pihak ketiga untuk kepentingan syirkah. 3 Seluruh anggota syirkah bertanggungjawab atas risiko yang diakibatkan
oleh akad dengan pihak ketiga yang dilakukan oleh salah satu anggotanya yang dilakukan atas persetujuan anggota syirkah lainnya.
4 Dalam semua bentuk akad syirkah disyaratkan agar pihak-pihak yang bekerjasama harus cakap melakukan perbuatan hukum.
5 Setelah suatu akad diselesaikan yang tidak dicantumkan adanya suatu bentuk jaminan, maka para pihak tidak saling menjamin antara yang satu
dengan yang lain.