Ketentuan Akad Buku Standar Produk Musyarakah dan Musya
3.8.9.6. Keseluruhan lembar tersebut di atas harus dilampirkan dalam akad Musyarakah antara BUSUUSBPRS dan Nasabah
sebagai bagian yang tidak terpisahkan. 3.8.9.7. Bagi usaha yang memiliki pendapatan per tahun yang jelas
namun pemasukan per bulannya tidak tetap, seperti kontraktor, pemasukan tergantung dari pemberi kerja sesuai dengan
Surat Perjanjian Kerja SPK, maka pengembalian modal tidak perlu sama namun disesuaikan dengan SPKnya.
3.8.10. Ilustrasi Perhitungan Pembiayaan Musyarakah a. Jangka waktu kerjasama : 12 bulan
b. Kebutuhan modal kerja c. Modal Nasabah
: Rp 500 juta : 30 x Rp 500 juta = Rp 150 juta
e. Proyeksi Pendapatan f. Proyeksi Laba Bersih
g. EBRtahun
Expected Bank ROE Customer Return
Overhead Cost Biaya Risk Provision
Total Biaya EBR
h. Nisbah BUSUUSBPRS i. Nisbah Nasabah
: Rp 200 jutabln = Rp 2.400 jutatahun : Rp 150 jutabln = Rp 1.800 jutatahun
: 19 per tahun : 3
: 11 : 4
: 1 : 19
: 19 x 350 juta2400 juta = 2,77 : 100 - 2,77 = 97,23
Jadi, untuk komposisi penyertaan modal BUSUUSBPRS: Nasabah = 70 : 30 maka
Nisbah Bagi Hasil yang sesuai adalah BUSUUSBPRS: Nasabah = 2,77 : 97,23
Ilustrasi 1: Realisasi Pendapatan sama dengan Proyeksi Pendapatan Revenue
Sharing Maka, pendapatan yang akan diterima BUSUUSBPRS per bulan yaitu:
Rp 5.541.667,00 2,77 x Rp 200 juta Pendapatan yang diperoleh Nasabah per bulan yaitu:
Rp 194.458.333,00 97,23 x Rp 200 juta
Ilustrasi 2:
Realisasi Profit sama dengan Proyeksi Profit Profit Sharing Maka, pendapatan yang akan diterima BUSUUSBPRS per bulan yaitu:
Rp 4.050.000,00 2,77 x Rp 150 juta Pendapatan yang diperoleh Nasabah per bulan yaitu:
Rp 145.845.000,00 97,23 x Rp 150 juta
Ilustrasi 3:
Realisasi Pendapatan kurang dari Proyeksi Pendapatan Revenue Sharing
Misal realisasi pendapatan hanya Rp 180 juta Maka, pendapatan yang akan diterima BUSUUSBPRS per bulan yaitu:
Rp 4.986.000,00 2,77 x Rp 180 juta Pendapatan yang diperoleh Nasabah per bulan yaitu:
Rp 175.014.000,00 97,23 x Rp 180 juta
Rp 4.986.000,00 EBR = x 12 = 17,1 kurang dari target EBR 19
Rp 350.000.000,00
Jika realisasi pendapatan Nasabah hanya Rp 150 juta atau 25 lebih kecil dibandingkan target proyeksi pendapatan, maka Pembiayaan
Musyarakah Nasabah ini akan dikategorikan dalam kelompok Dalam Perhatian Khusus DPK.
Maka, pendapatan yang akan diterima BUSUUSBPRS per bulan yaitu: Rp 4.155.000,00 2,77 x Rp 150 juta
Rp 4.155.000,00 EBR = x 12 = 14,2 kurang dari target EBR 19
Rp 350.000.000,00 Ilustrasi 4:
Realisasi Pendapatan lebih dari Proyeksi Pendapatan Revenue Sharing Misal realisasi pendapatan Rp 225 juta
Maka, pendapatan yang akan diterima BUSUUSBPRS per bulan yaitu: Rp 6.232.500,00 2,77 x Rp 225 juta
EBR = Rp
6.232.500,00 x 12 = 21 lebih dari target EBR 19
Rp 350.000.000,00
Jadi, hasil ini menunjukkan adanya perbedaan yang jelas antara perhitungan penerimaan bagi hasil yang diterima oleh BUSUUSBPRS
dibandingkan dengan bunga yang diterima Bank Konvensional dalam Penyaluran Dana, dimana Bank Konvensional sudah ditentukan dimuka
dengan jumlah pembayaran tertentu.
3.8.11. Grace Period merupakan periode waktu yang diberikan oleh BUSUUS BPRS kepada Nasabah untuk menunda pembayaran pengembalian
modal namun dengan tetap memperhatikan beberapa hal seperti berikut: 3.8.11.1. Grace Period hanya diberikan kepada Nasabah pembiayaan
produktif, bukan konsumtif. 3.8.11.2. Selama masa Grace Period, Nasabah diharuskan untuk tetap
membayar Bagi Hasil, hanya modal pokok pembiayaan saja yang bisa ditunda pengembaliannya.
3.8.11.3. Permintaan Grace Period harus disampaikan sebelum di- tentukan Daftar Nisbah BUSUUSBPRS dan Nasabah, karena
faktor Grade Period mempengaruhi analisa Cash Flow dalam hal penentuan besarnya kewajiban pengembalian modal dan
bagi hasil untuk BUSUUSBPRS.