10.5.7 Klausul mengenai pembagian kerugian yaitu dibagi di antara para pihak secara proporsional menurut saham masing-masing dalam
modal.
10.5.8 Klausula yang menyatakan bahwa kerugian ditanggung sesuai kesepakatan atau tidak sesuai proporsional masing-masing modal
pihak, maka klausula tersebut batal demi hukum.
10.6. Klausul Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pengelolaan Usaha
10.6.1. Setiap anggota syarik dapat menjadi wakil dari anggota lainnya untuk melakukan akad dengan pihak ketiga dan atau menerima pekerjaan
dari pihak ketiga untuk kepentingan syirkah.
10.6.2. Masing-masing syarik bertanggung jawab atas risiko yang diakibatkan oleh akad yang dilakukannya dengan pihak ketiga dan atau menerima
pekerjaan dari pihak ketiga untuk kepentingan syirkah.
10.6.3. Seluruh anggota syirkah bertanggung jawab atas risiko yang di- akibatkan oleh akad dengan pihak ketiga yang dilakukan oleh salah
satu anggotanya yang dilakukan atas persetujuan anggota syirkah lainnya.
10.6.4. Biaya perjalanan yang dilakukan oleh salah satu pihak yang bekerja sama untuk kepentingan usaha bersama, dibebankan pada biaya
syirkah.
10.6.5. BUSUUSBPRS boleh menetapkan berdasarkan kesepakatan kuasa pengelolaan usaha kepada Nasabah sebagai mitra pengelola mitra
aktif dan BUSUUSBPRS sebagai mitra pasif.
10.6.6. Dalam mengelola kegiatan usaha untuk kepentingan Musyarakah, Nasabah perlu diwajibkan untuk :
a. melakukan pengelolaan kegiatan usaha musyarakah dengan profesional, transparan, dan akuntabel.
b. menjaga semua aset, properti, dan fasilitas lain untuk kegiatan usaha.
c. membuat catatan dan laporan adminitrasi tentang kegiatan usaha Musyarakah yang dijalankan.
10.7. Klausul Biaya
10.7.1. BUSUUSBPRS dan Nasabah bertanggung jawab secara bersama terkait biaya perolehan, pemeliharaan dan kerusakan asetusaha
proyek yang dibiayai dengan akad Musyarakah dengan pembagian secara proporsional sesuai porsi modal masing-masing selama biaya
dan kerugian yang timbul bukan dikarenakan oleh kelalaian Nasabah.
10.8. Klausul Condition of Precedent
10.8.1. Klausul condition of precedent adalah klausul yang menggambarkan kondisi awal nasabah serta syarat-syarat realisasi yang diterapkan
oleh pihak BUSUUSBPRS.
10.8.2. BUSUUSBPRS boleh menetapkan suatu klausul terkait syarat realisasi yang tidak memberatkan atau menzalimi pihak calon Nasabah.
10.8.3. Syarat realisasi yang perlu diatur pihak BUSUUSBPRS adalah terkait kelengkapan dokumen yang wajib dipenuhi oleh pihak calon Nasabah
dan laporan rencana kerja terkait usaha yang akan dibiayai.
10.9. Klausul Jaminan CollateralRahn
10.9.1. BUSUUSBPRS dibolehkan meminta jaminan dalam pembiayaan Musyarakah bertujuan agar nasabah serius melakukan pembayaran
secara tertib.
10.9.2. Klausul mengenai jaminan bersifat boleh disertakan dalam rangka mitigasi dan penerapan manajemen risiko BUSUUSBPRS.
10.9.3. Dalam Perjanjian mengenai eksekusi jaminan dalam Perjanjian Musyarakah perlu disebutkan bahwa eksekusi harus berdasarkan
kesepakatan para pihak BUSUUSBPRS dengan nasabah apabila nasabah benar-benar tidak bisa lagi melakukan pelunasan atas
pembiayaan yang diberikan dan tidak boleh dilakukan serta merta apabila Nasabah mengalami keterlambatan dalam membayar.
10.9.4. Apabila terpaksa dilakukan eksekusi atas jaminan, perlu diatur bahwa pembagian hasil eksekusi bukan didasarkan pada Outstanding
pembiayaan Musyarakah namun sebesar sisa pembiayaan yang belum dibayarkan oleh Nasabah.
10.10. Klausul Kewajiban Nasabah Affirmative Covenant
10.10.1. Affirmative Covenant adalah klausul yang berisi janji-janji nasabah untuk melakukan hal tertentu selama masa perjanjian kredit masih
berlaku.
10.10.2. Kewajiban Nasabah untuk berjanji dan mengikatkan diri melakukan pembayaran penuh dan lunas serta tepat waktu sesuai jangka waktu
yang telah disepakati.