127 siswa yang lain menjadi malas untuk berpartisipasi. Hasil dokumentasi berikut
merupakan salah satu bukti kurangnya kesadaran berpartisipasi.
Gambar 30. Kurangnya Kesadaran Partisipatif Siswa dalam Kegiatan “Rasater”
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
a. Perencanaan
Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Terlebih dalam pendidikan lingkungan hidup, sarana dan prasarana
yang digunakan dituntut agar mampu mengatasi masalah lingkungan hidup dan mendukung kegiatan pembelajaran. Sarana dan prasarana yang digunakan tentu
haruslah ramah lingkungan. Kepala sekolah wawancara IV A.1a, LM: 14 Maret 2017 mengungkapkan bahwa SD Negeri Kotagede 3 menggunakan RAPBS
dengan sumber dana utama BOS dan BOSDA dalam merencanakan kegiatan melengkapi sarana dan prasarana dan juga tambahan bantuan ataupun hadiah dari
pihak luar sekolah. Kekurangan sarana dan prasarana dalam kegaitan pembelajaran dapat dilengkapi oleh masing-masing guru kelas tergantung
kebutuhan saat itu. Guru juga mengungkapkan mengenai RAPBS dalam
128 perencanaan ketersediaan sarana dan prasaran ramah lingkungan di SD Negeri
Kotagede 3 sebagai berikut ini. “Ada APBS. Disitu sudah direncanakan anggaran untuk melengkapi sarana
dan prasarana. Ada juga bantuan dari luar misalnya bak sampah, komposter, media pembelajaran juga ada tapi beberapa, biasanya sih guru yang
menyiapkan kalo media pembelajarannya kurang.”wawancara IV A.1b, WJ: 25 Maret 2017
Dengan begitu, sarana dan prasarana di SD Negeri Kotagede 3 dapat dilengkapi menggunakan RAPBS dengan sumber dana utama BOS dan BOSDA,
bantuan dari pihak luar sekolah, dan inisiatif guru untuk melengkapi kekurangan sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran saat itu. Hal tersebut didukung
dengan hasil dokumentasi berupa daftar inventaris sarana dan prasarana SD Negeri Kotagede 3 dan surat pemberitahuan bantuan penyediaan sarana dari Dinas
Pendidikan seperti berikut ini.
Gambar 31. Surat pemberitahuan bantuan peralatan untuk lomba kantin sehat
Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendukung pembelajaran lingkungan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
129 1
memberlakukan jadwal piket siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan dan juga menjaga dan merawat alat-alat kebersihan yang digunakannya, seperti
sapu, kemoceng, kain pel, dan tempat sampah; 2
peraturan untuk menjaga fasilitas, misalnya peraturan untuk tidak boleh mencoret-coret dinding sekolah; dan
3 memberikan contoh tindakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
secara langsung kepada siswa. Hal tersebut berdasar pada pernyataan kepala sekolah dan guru berikut ini.
“Untuk upaya pemeliharaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana itu bisa dengan mengadakan piket, piket kelas, piket kebun, piket taman.
Piket kelas itu nggak cuma nyapu ngebersihin kelasnya tapi juga menjaga agar alat-alat, barang yang ada di kelas itu tetap dalam keadaan baik. Nyuci
lap kain pel juga tugas anak-anak. Sapu dan kemoceng diletakkan kembali di tempatnya dengan benar agar tidak cepat rusak. Anak-anak harus
dikenalkan bukan hanya menjaga kebersihan tapi juga menjaga alat-alat
kebersihannya. Tempat sampah juga dicuci.”wawancara IV B.1a, LM: 14 Maret 2017
“Ya dengan mengajak anak-anak untuk menjaga sarana dan prasarananya. Dengan peraturan misalnya dilarang mencorat-coret tembok dan fasilitas
lain. Anak-anak itu harus dipandu dengan contoh, tidak bisa hanya dengan kata-
kata.”wawancara IV B.1b, WJ: 25 Maret 2017 Perencanaan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
akan disosialisasikan kepada warga sekolah melalui berbagai cara. Kepala sekolah wawancara IV B.2a, LM: 14 Maret 2017 menyebutkan bahwa sosialiasi
dilakukan kepada warga sekolah ketika upacara, apel, atau dalam pembelajaran. Selain sosialisasi, pemasangan poster-poster untuk menghemat energi
ditempelkan di beberapa titik di sekolah seperti lobby, kelas, dekat wastafel, dan kamar mandi untuk mengingatkan warga sekolah untuk menggunakan sumber
130 energi secara bijak. Hal serupa juga diungkapkan oleh guru wawancara IV B.2b,
WJ: 25 Maret 2017 yang mengatakan bahwa perencanaan pemanfaatan fasilitas sekolah secara bijaksana disosialiasikan menggunakan poster hemat energi yang
dibuat oleh siswa dalam lomba membuat poster. Siswa sendiri mengungkapkan bahwa Bapak Ibu guru mengajarkan kepada
siswa untuk menggunakan listrik, air, dan alat tulis kantor ATK secara hemat dengan cara memberikan nasehat melalui Kegiatan Belajar Mengajar KBM
maupun di luar KBM, dan juga menggunakan poster. Hasil observasi yang menunjukkan bahwa rencana pengelolaan dan pemeliharaan sarana ramah
lingkungan disosialisasikan kepada warga sekolah secara lisan oleh kepala sekolah. Dokumentasi menunjukkan bahwa terdapat jadwal piket yang
ditempelkan di dinding kelas ataupun di dekat taman sekolah.
Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan
Kantin sehat dan ramah lingkungan yang direncanakan oleh SD Negeri Kotagede 3 pada tahun 2016 2017 adalah kantin bebas sampah plastik. Kepala
sekolah wawancara IV C.1a, LM: 14 Maret 2017 menyampaikan bahwa kantin SD Negeri Kotagede 3 menerapkan prinsip kantin sehat bebas sampah plastik.
Makanan yang di jual merupakan makanan sehat. Tempat yang digunakan adalah tempat makan kecil, piring, mangkuk, dan gelas sehingga tidak ada sampah
plastik. Tempat makan yang sudah digunakan dikembalikan ketempat yang disediakan untuk dicuci oleh penjualnya. Penjaja makanan di luar sekolah juga
sudah diminta untuk tidak berjualan di sekitar sekolah, tetapi tidak efektif karena
131 para penjual tetap kembali setelah beberapa hari. Siswa yang telah diberi
pengetahuan tentang makanan sehat dan makanan tidak sehat pun masih sering jajan di luar sekolah ketika pulang. Hal serupa juga diungkapkan oleh guru
sebagai berikut ini. “Sudah satu semester ini kantin disini menerapkan kantin bebas sampah
plastik. Jadi, semua makanan tidak ada yang dibungkus plastik. Makanannya ditempatkan dalam tempat kecil-kecil, kalau minumannya
gelas. Nanti kalau udah selesai dikembalikan dan dicuci oleh
penjualnya.”wawancara IV C.1b, WJ: 25 Maret 2017 Dengan begitu, kantin SD Negeri Kotagede 3 menerapkan prinsip kantin
sehat bebas sampah plastik. Makanan yang dijual merupakan makanan sehat. Tempat yang digunakan adalah tempat makan kecil, piring, mangkuk, dan gelas
sehingga tidak ada sampah plastik. Tempat makan yang sudah digunakan dikembalikan ketempat yang disediakan untuk dicuci oleh penjualnya. Penjual
makanan di luar sekolah sudah diminta untuk tidak berjualan di sekitar sekolah. Kantin sehat dan ramah lingkungan yang bebas sampah plastik ini
direncanakan oleh SD Negeri Kotagede 3 dengan pertimbangan untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang sebelumnya sangat banyak seperti yang
diungkapkan oleh kepala sekolah dan guru berikut ini. “Pertimbangan utamanya pengurangan sampah plastik. Dulu itu sampah
plastik yang dari kantin itu sangat banyak setiap harinya.” wawancara IV
C.2a, LM: 14 Maret 2017 “Pertimbangannya ya kesehatan makanannya dan kebersihan. Untuk satu
semester ini kita menggalangkan kantin bebas sampah plastik jadi ya pertimbangannya itu pengurangan penggunaan plastik
.” wawancara IV C.2b, WJ: 25 Maret 2017
Hasil dokumentasi menunjukkan bahwa terdapat peraturan dalam pelaksanaan kantin sehat dan ramah lingkungan yang bebas sampah plastik di SD
132 Negeri Kotagede 3. Selain itu juga terdapat surat pemberitahuan bantuan oleh
Dinas Pendidikan berupa sarana penunjang kantin sehat SD Negeri Kotagede 3 gambar 30.
Gambar 32. Peraturan tata tertib kantin
b. Pelaksanaan