Evaluasi Kurikulum Sekolah Berbasis Lingkungan

103

c. Evaluasi

Evaluasi pembelajaran dengan kurikulum berbasis lingkungan dilakukan mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan oleh guru tergantung pada kebutuhan saat itu. Kepala sekolah dan guru sama-sama mengungkapkan bahwa evaluasi dalam pembelajaran sangat diperlukan seperti pada pernyataan berikut ini. “Perlu sekali untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran tapi itu tergantung pada apa yang dibutuhkan pada waktu itu. Misalnya untuk evaluasi setiap bab menggunakan ulangan harian.”wawancara II C.1a, LM: 14 Maret 2017 “Sangat diperlukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Biasanya include dengan mapel bisa tertulis bisa lisan. Tergantung apa yang dibutuhkan.” wawancara II C.1b, RN: 15 Maret 2017 Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa sebuah evaluasi memang sangat diperlukan. Oleh karena ibu, SD Negeri Kotagede melakukan evaluasi terhadap pembelajaran bebasis lingkungan yang telah dilakukan. Menurut wawancara dengan kepala sekolah evaluasi pembelajaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dengan cara lisan ataupun tulisan baik pre-test maupun post-test wawancara II C.4a, LM: 14 Maret 2017. Guru juga mengungkapkan bahwa evaluasi pembelajaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru dan pembelajarannya sebagai berikut ini. “Setiap guru melakukan evaluasi sesuai kebutuhannya. Misalnya pembelajaran SBK dilihat dari hasta karyanya atau misalnya ecobrick dilakukan dengan melihat produk siswa di hari sampah.” wawancara II C.4b, RN: 15 Maret 2017 104 Dengan adanya evaluasi maka terdapat kriteria penilaian dalam evaluasi. Kepala sekolah wawancara II C.2a, LM: 14 Maret 2017 menyatakan bahwa sistem penilaian dalam pembelajaran lingkungan terintegrasi dengan mata pelajaran dilakukan dengan teknik dan instrumennya berdasarkan kebutuhan penilaian menurut guru. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dalam pembelajaran ditentukan bersama dalam rapat sekolah. Guru mengungkapkan hal yang mendukung pernyataan kepala sekolah berikut ini. “Penilaiannya kadang lisan kadang tertulis. “wawancara II C.2b.1, RN: 15 Maret 2017 “ KKM tergantung pada mapelnya mbak dan itu ditentukan secara bersama- sama lewat rapat.” “wawancara II C.2b.2, RN: 15 Maret 2017 Siswa juga mengungkapkan bahwa guru sering mengadakan evaluasi. Evaluasi tersebut dilakukan tergantung pada kebutuhan kelas. Evaluasi dapat dilakukan baik dengan tes tertulis maupun tes lisan. Bentuk tes tersebut seperti quiz, ulangan harian, Tes Pengendali Mutu TPM, Ujian Tengah Semester UTS, dan Ujian Akhir Semester UAS. Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah, guru, dan siswa dapat disimpulkan bahwa evaluasi kurikulum berbasis lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 telah dilakukan dengan baik, baik secara lisan maupun tertulis dengan KKM yang telah ditentukan. Kepala sekolah mengungkapkan alasan pembelajaran dilaksanakan dengan berbasis lingkungan yaitu untuk mengembangkan rasa peduli siswa terhadap lingkungannya serta mengetahui bagaimana cara mengelola dan mengatasi masalah lingkungannya wawancara II C.3a, LM: 14 Maret 2017. Kepala sekolah juga menyebutkan bahwa pembelajaran dengan kurikulum berbasis lingkungan 105 sudah menunjukkan keberhasilan namun penanaman karakter pada warga sekolah masih harus terus ditingkatkan wawancara II C.5a, LM: 14 Maret 2017. Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru seperti berikut ini. “Setiap yang kita lakukan dalam pembelajaran tidak lepas dari anak. Jadi lingkungan sekitar siswa juga terlibat dalam proses pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan karena dekat dengan kehidupannya.”wawancara II C.3b, RN: 15 Maret 2017 “Menurut saya sudah lumayan berhasil dalam pembelajaran. tapi ya namanya penanaman karakter itu kan lama ya mbak dan nggak bisa Cuma sekali jadi harus terus berlanjut dan ditingkat dari hari ke hari.”wawancara II C.5b, RN: 15 Maret 2017 Siswa NB wawancara VI B.1a, NB: 17 Maret 2017 menyatakan guru sering melakukan evaluasi pembelajaran ketika materi selesai, tengah semester, dan akhir semester. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari beberapa siswa berikut ini. “Kalau materinya sudah selesai.” wawancara VI B.1c, TG: 18 Maret 2017 “Iya ada tes, kadang lisan tapi ada tertulis juga. Kaya TPM.” wawancara VI B.1g, SY: 25 Maret 2017 “Ya, ada ulangan kalau materinya sudah selesai” wawancara VI B.1i, SN: 25 Maret 2017 Dengan bergitu, evaluasi pembelajaran dilakukan guru sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi dapat dilakukan baik dengan tes tertulis maupun tes lisan. Tes yang pernah dilakukan oleh guru SD Ngeri Kotagede 3 terhadap siswa antara lain adalah quiz, ulangan harian, TPM, UTS, dan UAS. Selain itu, siswa juga dapat mengungkapkan alasan dan manfaat dari pembelajaran menggunakan kurikulum berbasis lingkungan sebagai berikut ini. “Biar bisa mengamati secara langsung kan jadi menyenangkan dan mudah dimengerti. ” wawancara VI B.2b, AN: 17 Maret 2017 “Jadi lebih tahu tentang keadaan lingkungan.” wawancara VI B.3b, AN: 17 Maret 2017 106 “Agar tidak bosan di dalam kelas” wawancara VI B.2d, SL: 18 Maret 2017 “Nggak ngebosenin” wawancara VI B.3d, SL: 18 Maret 2017 “Agar pelajarannya menyenangkan dan kita jadi lebih kenal sama lingkungan ” wawancara VI B.3i, SN: 25 Maret 2017 Berdasarkan pernyataan siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran perlu melibatkan lingkungan sekitar diantaranya adalah untuk lebih mengenal lingkungan sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi, serta dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif, kreatif, variatif, dan menyenangkan. Berdasarkan hasil observasi ditemukan data bahwa kepala sekolah dan guru lain terlibat dalam penilaian produk hasil pembelajaran siswa yang akan dipamerkan karena pada pembelajaran membatik dengan teknik jumput dan menggunakan bahan pewarna alami yang menghasilkan produk berupa taplak meja, guru lain dan kepala sekolah terlibat dalam pemilihan produk yang paling baik. Dokumentasi yang mendukung kegiatan evaluasi kurikulum berbasis lingkungan adalah dokumen evaluasi diri sekolah gambar 12 dan analisis tujuan Program Adiwiyata lampiran 15 serta adanya bukti angket kemampuan guru dalam mengembangkan indikator dan instrumen pembelajaran lingkungan hidup di SD Negeri Kotagede 3. Gambar 19. Angket kemampuan guru mengembangkan indikator dan instrumen pembelajaran LH 107

d. Faktor pengaruh kurikulum berbasis lingkungan