139
c. Evaluasi
Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah dievaluasi dengan daftar inventaris sarana dan prasarana sekolah dan juga menggunakan analisis tujuan
Program Adiwiyata lampiran 15 dalam dokumen Evaluasi Diri Sekolah EDS gambar 12. Kepala sekolah wawancara IV G.1a, LM: 14 Maret 2017
mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana di SD Negeri Kotagede 3 sudah cukup memadai dan masih harus ditingkatkan lagi. Hal yang sama juga
diungkapkan oleh guru dan siswa SD Negeri Kotagede 3 sebagai berikut ini. “Saya kira sudah cukup memadai.”wawancara IV G.1b, WJ: 25 Maret
2017 “Sudah cukup.” wawancara VIII E.1a, NB: 17 Maret 2017
“Sudah.” wawancara VIII E.1e, AR: 18 Maret 2017 “Sudah.” wawancara VIII E.1k, AF: 1 April 2017
Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Evaluasi dari pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pendukung ramah lingkungan SD Negeri Kotagede 3 juga dilakukan menggunakan analisis tujuan
Program Adiwiyata lampiran 15 dalam dokumen EDS gambar 12. Kepala sekolah wawancara IV H.1a, LM: 14 Maret 2017 mengungkapkan bahwa
kesadaran warga sekolah untuk menggunakan fasilitas sekolah secara bijak sudah mulai terlihat, meskipun beberapa orang masih memerlukan bimbingan lebih
lanjut. Guru wawancara IV H.1b, WJ: 25 Maret 2017 juga mengatakan bahwa sikap peduli lingkungan warga sekolah sudah mulai terlihat dengan kesadaran
140 untuk menghemat energi listrik dan air. Sedangkan siswa sendiri mengetahui
bahwa perilaku hemat energi diperlukan agar energi tidak cepat habis. Hasil observasi menunjukkan bahwa kepala sekolah dan guru melakukan
pengecekan secara langsung terhadap kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pendukung ramah lingkungan di SD Negeri Kotagede 3. Dokumentasi
kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pendukung ramah lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 antara lain gambar 29 yang menunjukkan bahwa siswa
dapat berpartisipasi secara aktif dalam menggunakan mesin pencacah daun dan ikut membersihkannya setelah menggunakan serta gambar dimana alat sarana
kebersihan di suatu kelas terlihat berantakan dan tidak teratur pada salah satu hari sebagai berikut ini.
Gambar 38. Sapu berserakan di sudut salah satu kelas
Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah Lingkungan
Kantin sehat dan ramah lingkungan yang bebas sampah plastik di SD Negeri Kotagede 3 dievaluasi melalui analisis tujuan Program Adiwiyata lampiran 15
dalam dokumen EDS gambar 12. Menurut kepala sekolah wawancara IV I.1a, LM: 14 Maret 2017 warga sekolah menanggapi kebijakan kantin secara positif.
Sudah mulai membiasakan diri untuk mengurangi penggunaan plastik. Jika siswa
141 terpaksa menggunakan plastik untuk tempat makan dari rumah, plastik bungkus
makanan tersebut dibawa pulang dan dapat digunakan untuk ecobrick. Guru wawancara IV I.1b, WJ: 25 Maret 2017 juga mengungkapkan
pendapatnya mengenai warga sekolah sudah mulai terbiasa untuk mengurangi penggunaan plastik untuk mewujudkan kantin sehat dan ramah lingkungan yang
bebas sampah plastik. Pelayanan kantin sudah baik dan memuaskan bagi siswa SD Negeri Kotagede 3 karena menurut mereka makanan dan minuman yang
disediakan kantin enak, bersih, sehat, bergizi, dan murah. Kepala sekolah wawancara IV I.2a, LM: 14 Maret 2017 dan guru wawancara IV 1.2b, WJ: 25
Maret 2017 mengungkapkan bahwa SD Negeri Kotagede 3 sudah pernah meminta agar pedagang makanan tidak berjualan di depan sekolah, namun hal
tersebut hanya bertahan sementara. Hal itu disebabkan karena pedagang tersebut akan kembali berjualan di depan sekolah setelah beberapa hari.
Berdasarkan hasil observasi, kontrol terhadap pelaksanaan kantin bebas sampah plastik di SD Negeri Kotagede 3 dilakukan oleh kepala sekolah dan guru
dengan melakukan pengecekan secara langsung terhadap keadaan kantin sekolah. Dokumentasi menunjukkan bahwa kantin sekolah sudah tidak menggunakan
plastik sebagai pembungkusnya gambar 36. Dokumentasi juga menunjukkan bahwa masih terdapat penjual makanan di luar sekolah ketika jam pulang sekolah
meskipun sudah ada peraturan yang melarang penjual untuk berjualan di area SD Negeri Kotagede 3. Beberapa siswa masih membeli makanan atau minuman di
luar sekolah ketika pulang sekolah meski terdapat larangan jajan sembarang bagi
142 siswa. Hal tersebut karena siswa masih beranggapan bahwa makanan dan
minuman di dalam dan luar sekolah sama-sama enak dan sehat. Selain itu juga disebabkan karena kantin yang terlalu sempit dan sesak.
Gambar 39. Masih ada siswa masih membeli makan dan minum di luar sekolah ketika pulang sekolah.
d. Faktor pengaruh pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan