Faktor pengaruh kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

124 Kemitraan Evaluasi kemitraan sekolah juga dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan evaluasi kegiatan lain seperti dengan analisis tujuan Program Adiwiyata lampiran 15 dan dalam Evaluasi Diri Sekolah EDS gambar 12. Kemitraan yang telah dilakukan harus dilakukan evaluasi agar sekolah mengetahui apakah kemitraan tersebut menguntungkan sekolah atau tidak. Menurut kepala sekolah wawancara III F.1a, LM: 14 Maret 2017, kemitraan mampu meringankan beban kerja sekolah dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Program Adiwiyata. Hal serupa juga diungkapkan oleh guru wawancara III F.1b, AT: 25 Maret 2017 tentang kemitraan yang mampu digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SD Negeri Kotagede 3 termasuk dalam hal sarana dan prasarana pendukung kegiatan pendidikan. Sebagian besar siswa memang tidak mengetahui kemitraan atau kerjasama yang dilakukan oleh SD Negeri Kotagede 3 dengan pihak lain. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan siswa hanya mengikuti kegiatan yang diselenggarakan sekolah tanpa memperhatikan penyelenggara kegiatan tersebut. Meski demikian, siswa mengetahui perlunya sebuah kerjasama agar pekerjaan lebih mudah dan ringan sehingga tujuan yang ingin dicapai lebih mudah dicapai.

d. Faktor pengaruh kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

Faktor pendukung kegiatan lingkungan berbasis partisipatif Kepala sekolah mengungkapkan faktor pendukung kegiatan lingkungan berbasis partisipatif SD Negeri Kotagede 3 sebagai berikut ini. 125 “Untuk dukungan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif itu ya kewajiban dari pemerintah untuk mengadakan kegiatan yang melibatkan siswa. Siswa kan fokus dalam sebuah pendidikan, ya siswanya harus terlibat.”wawancara III G.1a, LM: 14 Maret 2017 Faktor pendukung dalam kegiatan berbasis partisipatif adalah kewajiban dari pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan dengan melibatkan siswa secara aktif sebagai subyek pendidikan. Sementara itu, guru wawancara III G.1b, AT: 25 Maret 2017 mengungkapkan bahwa kebutuhan sekolah merupakan faktor pendorong kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di SD Negeri Kotagede 3. Dengan begitu, kewajiban penyelenggaraan pendidikan melibatkan keaktifan siswa serta kebutuhan sekolah merupakan faktor pendukung sekolah merencanakan kegiatan berbasis partisipatif di SD Negeri Kotagede 3. Siswa sendiri mengungkapkan bahwa faktor pendukung kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan di SD Negeri Kotagede 3 adalah kegiatan yang bervariasi, keinginan siswa untuk berkembang, dan pengemasan kegiatan yang menarik dan tidak hanya di kelas dan melibatkan seluruh siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa kesadaran untuk berpartisipasi secara aktif dari siswa, guru, karyawan maupun masyarakat sekitar merupakan faktor yang mendukung keberhasilan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di SD Negeri Kotagede 3. Dokumentasi foto selama kegiatan sekolah seperti penyuluhan pembuatan pupuk kompos juga menunjukkan adanya partisipasi aktif dari siswa seperti berikut ini. 126 Gambar 29. siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan penyuluhan pembuatan pupuk kompos Faktor penghambat kegiatan lingkungan berbasis partisipatif Faktor penghambat dari kegiatan berbasis partisipatif tidak jauh dari kesadaran untuk berpartisipasi. Kepala sekolah wawancara III H.1a, LM: 14 Maret 2017 mengungkapkan bahwa kesadaran warga sekolah juga merupakan kendala yang paling sering ditemui dalam kegiatan sekolah berbasis partisipasi warga sekolah karena masih saja warga sekolah terutama siswa yang masih belum sadar untuk berpartisipasi aktif dan harus selalu diingatkan. Guru wawancara III H.1b, AT: 25 Maret 2016 juga menyatakan bahwa kendala dalam kegiatan sekolah berbasis partisipasi berasal dari anak-anak yang masih kurang peduli dan kurang aktif sehingga masih memerlukan pembinaan dan bimbingan. Siswa tidak merasa mengalami kesulitan atau kendala yang dalam mengikuti kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan sekolah. Hanya saja rasa malas dan lingkungan teman sebaya yang tidak berpartisipasi membuat siswa tidak berpartisipasi. Hasil observasi menunjukkan masih terdapat siswa yang kurang dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diadakan sekolah sehingga 127 siswa yang lain menjadi malas untuk berpartisipasi. Hasil dokumentasi berikut merupakan salah satu bukti kurangnya kesadaran berpartisipasi. Gambar 30. Kurangnya Kesadaran Partisipatif Siswa dalam Kegiatan “Rasater”

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan