Pelaksanaan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

116 Gambar 24. Salah satu surat perjanjian kerja sama SD Negeri Kotagede 3

b. Pelaksanaan

Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang di SD Negeri Kotagede 3 dilakukan dengan baik sesuai dan berbasis partisipatif. Warga sekolah sudah sebagian besar ikut berpartisipasi secara sadar dan aktif dalam berbagai kegiatan terkait pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup di SD Negeri Kotagede 3. Meski demikian baik guru, karyawan maupun siswa harus saling mengingatkan satu sama lain agar pembentukan karakter peduli dan berbudaya lingkungan berlangsung secara berkelanjutan. Hal tersebut terlihat dari pernyataan kepala sekolah sebagai berikut ini. “Sudah sadar, aktif juga dalam kegiatan lingkungan yang dilakukan. Pedulinya sudah kelihatan tapi ya masih tetep harus saling mengingatkan kan Adiwiyata itu harus berjalan secara terus-menerus berkelanjutan. “wawancara III C.1a.1, LM: 14 Maret 2017 “Ya itu tadi mbak harus saling mengingatkan baik guru, siswa, maupun karyawan. Untuk sistem denda yang sering digunakan itu sebenarnya kurang aktif ya untuk mengembangkan sikap mau, peduli, dan berbudaya lingkungan” wawancara III C.1a.2, LM: 14 Maret 2017 Guru wawancara III C.1b, AT: 25 Maret 2017 mengungkapkan bahwa partisipasi warga SD Negeri Kotagede 3 sudah baik karena warga sekolah sudah mau untuk ikut berperan aktif dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut didukung 117 dengan hasil wawancara dengan siswa yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memang sudah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan secara aktif. “Piket kelas, piket kebun, piket taman. Aku belom ikut ekstra.” wawancara VII B.1d., SL: 18 Maret 2017 “Rasater, semutlis, ecobrick. Tapi ecobrick bikinnya di rumah. jadi bungkus-bungkus sampah plastik dipotong-potong masukin ke botol sampe nggak bisa dipencet pencet. Nanti nek udah penuh dibawa ke sekolah. ” wawancara VII B.1h, AN: 25 Maret 2017 “Ikut rasater, bank sampah, piket, ecobrick, kalau ekskulnya ikut pramuka yang ada lingkungannya. ” wawancara VII B.1i, SN: 25 Maret 2017 Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa siswa SD Negeri Kotagede memang telibat dalam berbagai kegiatan sekolah terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekitarnya seperti bank sampah, piket kelas, piket kebun, piket taman, rasater, ecobrick, semutlis, kerja bakti, danekstrakurikuler pramuka. Siswa juga sudah dapat melaksanakan kegiatan wajibnya seperti jadwal piket rutin sesuai jadwal masing-masing. Namun, masih terdapat beberapa siswa yang memang masih perlu untuk diingatkan tentang kewajibannya tersebut seperti siswa wawancara VII B.2c, TG: 18 Maret 2017 yang melakukan piket sesuai jadwal meski terkadang lupa. Terdapat siswa wawancara VII B.2d, SL: 18 Maret 2017 yang mengatakan bahwa dirinya melakukan piket sesuai jadwal meski terkadang malas karena terdapat temannya yang tidak melakukan piket sesuai dengan jadwal. Siswa tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapat giliran piket. Siswa sendiri sudah mengetahui apa yang harus dilakukan olehnya ketika mendapat giliran piket. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa ketika piket antara 118 lain menyapu, membersihkan papan tulis, mengatur letak meja, menyusun buku- buku, menyirami tanaman, mencabuti rumput liar di kebun dan taman kelas. Selain kegiatan piket rutin siswa, siswa juga terlibat secara aktif dalam kegiatan untuk melatih kreativitas dan inovasi dari bahan bekas. Bahkan siswa merasa senang mengikuti kegiatan yang dilakukan tersebut. Kegiatan tersebut antara lain membuat bunga dari bahan bekas seperti plastik, botol atau sedotan, membatik dengan pewarna alami, dan membuat hiasan cetak timbul. Siswa aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah. Sementara untuk kegiatan aksi lingkungan yang dilakukan diluar sekolah beberapa siswa pernah mengikuti dan sebagian lagi belum pernah bahkan tidak mengikuti kegiatan aksi lingkungan yang diadakan di luar sekolah seperti berikut ini. “Kadang ikut kerja bakti di depan sekolah. Waktu itu juga pernah ikut kerja bakti di taman situ itu lho mbak. Terus menanam poho n juga pernah.” wawancara VII B.5a, NB:17 Maret 2017 “Apa to, mbak?” wawancara VII B.5d, SL:18 Maret 2017 “Aku enggak. Tapi nggak tahu kalo yang lain.” wawancara VII B.5f, FL: 18 Maret 2017 “Pernah. Kerja bakti di lingkungan sekitar seperti di depan sama samping sekolah.” wawancara VII B.5g, AG: 25 Maret 2017 “Di sekolah ikut, tapi di luar Nggak ngerti.” wawancara VII B.5l, KL:1 April 2017 Hasil observasi di SD Negeri Kotagede 3 menunjukkan bahwa terdapat banyak kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang melibatkan partisipasi warga sekolah terutama siswa SD Negeri Kotagede 3. Diantaranya adalah: 1 piket kelas, piket taman, dan piket kebun; 119 2 semutlis sepuluh menit untuk lingkungan sekolah; 3 pemasangan poster-poster untuk menjaga lingkungan, membuang sampah pada tempatnya dan menghemat energi 4 ekstrakurikuler pramuka, 5 adanya berbagai tanaman dan hewan yang dipelihara di lingkungan untuk melatih kepedulian siswa terhadap makhluk hidup lain dengan terlibat menjaga dan merawatnya seperti menyirami tanaman, mencabuti gulma, memberi makan hewan dan membersihkan kandangnya, 6 rasater radius satu meter, 7 terdapat juga program kegiatan inovatif dan kreativitas seperti menghias pot- pot hidroponik, atau hiasan cetak timbul; 8 hidroponik; 9 bank sampah; dan 10 pembibitan tanaman. Kegiatan yang telah direncanakan oleh sekolah melibatkan warga sekolah terutama siswa secara aktif, meskipun pada kenyataannya masih terdapat beberapa siswa yang kurang peduli dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut dan masih harus diingatkan dan dibimbing oleh bapak dan ibu guru serta kepala sekolah. Hal tersebut dengan dokumentasi pelaksanaan berbagai kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang melibatkan partisipasi warga SD Negeri Kotagede 3 dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup seperti membersihkan kebun kelas.. 120 Gambar 25. Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka Gambar 26. Siswa membersihkan kebun kelas Kemitraan Kemitraan sekolah dilaksanakan dengan cukup baik, baik dalam bentuk berupa kerja sama penyelenggaraan kegiatan maupun dalam bentuk pengadaan barang. Kepala sekolah wawancara III D.1a, LM: 14 Maret 2017 menyatakan bahwa bentuk kemitraan SD Negeri Kotagede 3 dengan berbagai pihak dapat berupa kegiatan maupun barang. Misalnya kerja sama untuk mengadakan pelatihan dengan lembaga atau institusi tertentu, kerja bakti bersama dengan masyarakat sekitar, dan bisa juga dalam bentuk barang seperti BLH yang memberikan bantuan barang berupa tempat sampah. Hal serupa juga diungkapkan oleh guru seperti berikut ini. “Pengarahan, pembinaan untuk peningkatan kemampuan sekolah dalam Adiwiyata. Misalnya pembinaan pengelolaan sampah atau kantin sehat dengan begitu kan sekolah jadi lebih tau. Ada guru khusus untuk pelatihan recycle dan reuse limbah atau sampah unorganik. Ada juga workshop seperti workshop cinta satwa yang diikuti oleh perwakilan siswa.”wawancara III D.1b, AT: 25 Maret 2017 Kegiatan kemitraan memang berjalan dengan cukup baik. Namun begitu bukan berarti siswa mengetahui kemitraan atau kerja sama yang dilakukan oleh sekolah dengan pihak lain. Sebagian besar siswa tidak mengetahui tentang 121 kemitraan atau kerja sama yang dilakukan oleh sekolah dengan pihak lain meskipun dirinya ikut berpatisipasi aktif dalam setiap kegiatan hasil kemitraan tersebut. Beberapa siswa mengetahui bahwa kegiatan yang diikutinya adalah hasil kerja sama sekolah dengan pihak lain. Namun, selebihnya sebagian besar siswa hanya mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah tanpa mengetahui kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama sekolah dengan pihak lain. Siswa hanya menganggap bahwa kegiatan yang dilakukan menarik dan seru, serta dapat menambah pengetahuan mereka tentang lingkungan hidup di sekitar sekolah dan tempat tinggalnya. Hasil observasi menunjukkan bahwa kemitraan sekolah dilakukan dengan orang tua siswa dan pihak lain seperti lembaga pendidikan lain, puskesmas setempat, dan jasa “Fotocopy Rahayu”. Kemitraan tersebut dapat diperoleh setelah melalui diskusi dan dengan pertimbangan kebermanfaatan untuk sekolah. Dokumentasi juga menunjukkan bukti adanya pelaksanaan kemitraan seekolah dengan pihak lain sebagai berikut ini dan pada lampiran 19 mengenai kemitraan SD Negeri Kotagede 3 dengan Yayasan Lestari Indonesia dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan serta dengan UD Aneka Jaya sebagai pengepul sampah dalam kegiatan bank sampah. Dokumentasi juga menunjukkan mengenai kerja sama antara SD Negeri Kotagede 3 dengan stasiun RCTI dalam pembangunan infrastruktur sekolah setelah adanya gempa bumi pada tahun 2006 dan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos oleh INSTIPER Yogyakarta pada bulan Maret 2017. 122 Gambar 27. Bukti Kemitraan SD Negeri Kotagede 3 dengan Stasiun TV RCTI Gambar 28. Siswa mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos oleh INSTIPER Yogyakarta

c. Evaluasi