Program Pos Pelayanan Terpadu Posyandu

78

b. Program Pos Pelayanan Terpadu Posyandu

Posyandu merupakan salah satu program yang dibentuk sebagai upaya peningkatan kesehatan masyarakat yang dikelola bersama guna memberdayaan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan dasar Kemenkes RI, 2012:1. Posyandu yang dilaksanakan di Desa Bangunjiwo dibagi atas 3 kelompok yakni Posyandu Balita, Posyandu Remaja, dan Posyandu Lansia. Ketiga program posyandu tersebut dilaksanakan secara serentak setiap sebulan sekali. Namun, pelaksanaan Posyandu Remaja baru dilaksanakan oleh 3 Padukuhan yakni Padukuhan Kalirandu, Sambikerep, dan Padukuhan Salakan. Gambar 12 menunjukkan aktivitas pelaksanaan Posyandu Balita, Posyandu Remaja, dan Posyandu Lansia yang dilaksanakan dalam satu waktu. Gambar 12. Suasana Kegiatan Posyandu Sumber: Arsip Desa Bangunjiwo 1 Perencanaan Program Posyandu merupakan program yang diprakarsai oleh Dinas Kesehatan melalui Pemerintah Desa dan diselenggarakan oleh organisasi paling kecil yakni tingkat Padukuhan. Proses awal sebelum melaksanakan Posyandu adalah mempersiapkan petugas atau aparat yang bersedia dan memiliki 79 kemampuan untuk mengelola dan membina posyandu. Di Desa Bangunjiwo, aparat yang diberi wewenang untuk mengelola program posyandu yakni Kasi Kemasyarakatan dan petugas puskesmas. Setelah kedua aparat tersebut terbentuk, selanjutnya aparat harus mempersiapkan masyarakat agar memiliki kemauan untuk medukung kegiatan posyandu. Untuk mempermudah kinerja, biasanya Pemerintah Desa melakukan pendekatan kepada Dukuh dan tokoh masyarakat sebagai kunci utama meningkatkan antusias warga mengikuti program. Setelah aparat pemerintah dan tokoh masyarakat menjalin hubungan yang baik dan memiliki kesamaan visi misi, selanjutnya dilaksanakan musyawarah pembentukan Kader Posyandu. Pembentukan Kader Posyandu dilaksanakan pada saat musyawarah Desa yang dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat. Dalam musyawarah desa, masyarakat diijinkan untuk mencalonkan diri maupun memilih kandidat warga yang dianggap mau dan mampu menjadi Kader Desa. Peran Dukuh dan aparat pemerintah desa adalah mengawasi dan mempertimbangkan pilihan masyarakat. adapun pertimbangan yang ditatapkan menurut kemenkes RI tahun 2012 yakni 1 merupakan sukarelawan atau tokoh masyarakat setempat, 2 memiliki semangat kepribadian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi masyarakat, dan 3 bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat. Saat ini Desa Bangunjiwo menetapkan jumlah Kader Posyandu sebanyak 19 orang yang sudah melingkupi setiap padukuhan. Setelah Kader Posyandu terpilih, selanjutnya dilakukan pendataan Kader dan pelatihan Kader agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. 80 Pelatihan Kader yang dilaksanakan pada awal kepengurusan disampaikan oleh Petugas Puskesmas dan Aparatur Desa dengan materi sebagai berikut, a Pembentukan susunan pengurus kader posyandu, yang terdiri sekurang- kurangnya ketua, sekretaris, dan bendahara. b Penyampaian materi mengenai tugas pokok dan fungsi posyandu. Adapun tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh Kader Posyandu Balita yakni 1 pelayanan kesehatan ibu dan anak, 2 pelayanan keluarga berencana, 3 pelayanan imunisasi, 4 pelayanan gizi, dan 5 pencegahan dan penanggulangan diare. Untuk Posyandu Remaja, pelatihan yang diberikan yakni 1 deteksi dini penyakit kronis wanita, 2 pengecekan anemia 3 penyuluhan tentang pentingnya ASI ekslusif, dan 4 keluarga berencana. Untuk posyandu Lansia, pelatihan yang diberikan yakni 1 pelayanan kesehatan, 2 imunisasi, 3 pelayanan gizi, dan 4 pencegahan penyakit menua. c Orientasi dan kegiatan keakraban dalam tim untuk meningkatkan kekompakan dalam berorganisasi. Berbagai pelatihan tersebut dilaksanakan pada awal pembentukan Posyandu, akan tetapi untuk meningkatkan kemampuan Kader Desa, pelatihan lanjutan dilaksanakan pada saat evaluasi rutin atau insidental apabila terjadi kasus dan penemuan yang tidak dapat dipecahkan oleh Kader Posyandu. Setelah Tim Kader Posyandu telah mengetahui tugas pokok, fungsi, dan tata cara pelayanan yang sudah distandarkan oleh pemerintah, persiapan yang dilaksanakan selanjutnya adalah penentuan tempat penyelenggaraan posyandu. Tempat penyelenggaraan 81 diusahan mudah dijangkau, luas, dan nyaman digunakan baik untuk kegiatan posyandu maupun rapat Kader. Setelah Kader Posyandu telah menentukan lokasi penyelenggaraan posyandu, dilanjutkan dengan pembuatan administrasi serta pendataan inventaris. Beberapa pembukuan yang harus dimiliki Kader Posyandu meliputi, 1 Buku presensi peserta posyandu, 2 buku presensi Kader, 3 notulensi penyelenggaraan posyandu, 4 notulensi penyelenggaraan rapat, 5 notulensi penyelenggaraan konseling, 6 data Keluarga Berencana, 7 data perkembangan gizi anak, 8 data perkembangan gizi ibu, 9 buku tamu, 10 buku keuangan yang meliputi Iuran Kader, Iuran donatur, bantuan pemerintah, dan uang sarana prasarana. 11 buku tamu, 12 notulen siaran pasien, 13 buku registrasi pemberian ASI ekslusif, 14 Buku Pemantauan IMD, 15 Buku Kas, 16 buku data hasil penimbangan, 17 Buku pemeriksaan HB dan golongan darah, dan pembukuan tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan posyandu. Jika Kader Desa telah meiliki bekal yang cukup, administrasi sudah dibuat, dan lokasi sudah ditentukan, langkah selanjutnya adalah pengadaan sarana dan prasarana pendukung Posyandu. untuk Posyandu balita, beberapa sarana dan prasarana yang dibutuhkan yakni: timbangan berdiri, timbangan meja, timbangan gantung, alat ukur tinggi badan, pengukur tensi badan, senter untuk melihat kesehatan gigi dan mulut, permainan anak sederhana misalnya jungkat-jungkit atau angsa goyang agar anak tidak rewel ketika pemeriksaan. Sarana dan prasarana yang digunakan untuk posyandu remaja dan lansia yakni timbangan berdiri, pengukur 82 tinggi badan, alat pengukur tensi badan, alat pengukur kadar gula, alat pengukur kadar asam urat, dan persediaan alat kontasepsi jika dibutuhkan. 2 Pelaksanaan Kegiatan posyandu dilaksanakan sekurang-kurangnya satu bulan sekali secara rutin. Untuk memudahkan pelaksanaan, Desa Bangunjiwo melaksanakan Posyandu Balita, Posyandu Lansia, dan Posyandu Remaja secara serentak. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam program posyandu yakni, a Pemeriksaan kesehatan rutin, b Sosialisasi, dan c Pendataan yang dijelaskan sebagai berikut: a Pemeriksaan Kesehatan Rutin Pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan setiap minimal satu bulan sekali dengan pelayanan berbeda antara peserta posyandu balita, remaja, dan lansia. Pelayanan yang diberikan kepada peserta Posyandu yakni, 1. Melakukan pendaftaran yang meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, remaja, dan lansia. 2. Pelayanan kesehatan yang meliputi penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkat kepala pada anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi, pemantauan tentang pola asuh orangtua, pemantauan tentang permasalahan anak, dan lain sebagainya. Bagi Posyandu remaja dan lansia diberikan tambahan pengecekan gula darah, pengecekan asam urat, dan pengecekan hemoglobin. 3. Penyampaian hasil pelayanan kesehatan dan pemberian solusi yang terbaik jika terjadi masalah. 83 4. Menyampaikan penyuluhan kepada peserta, baik melalui konsultasi, konseling, diskusi kelompok, demonstrasi, dan lain sebagainya. b Sosialisasi Sosialisasi yang dilakukan oleh Kader Desa sebagai bentuk evaluasi dari program pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, jika waktu pemeriksaan kesehatan terdapat anak yang terindikasi gizi buruk, Kader Desa akan mendatangi anak tersebut untuk diberikan sosialisasi dan penanganan untuk mengentaskan anak tersebut dari gizi buruk. Selain itu, berbagai sosialisasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta posyandu sebagai berikut, 1. Sosialisasi yang diberikan pada peserta posyandu balita meliputi a pentingnya pemberian ASI ekslusif bagi anak, b sosialisasi mahanan sehat bagi balita maupun ibu hamil, c pentingnya menjaga kebersihan diri, d penyakit yang mungkin diderita anak dan ibu hamil, e Pentingnya melakukan Keluarga Berencana, f Kegiatan Sosialisasi Kelompok Pendukung Ibu KEKEP IBU yang berisi tentang persiapan kehamilan dan melahirkan. 2. Sosialisasi yang diberikan pada peserta posyandu Remaja yakni a penyuluhan deteksi dini anemia dan penyakit kronis seperti kanker serviks dan kanker payudara serta penanganannya, b penyuluhan tentang gejala penyakit anemia, dan c penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif bagi ibu yang bekerja. 3. Sosialisasi yang diberikan pada lansia di Desa Bangunjiwo Berbeda dengan lokasi lain. Lansia tidak diberikan sosialisasi secara mendetail seperti posyandu balita dan remaja, akan tatapi lansia diberikan motivasi untuk menjadi 84 narasumber bagi posyandu remaja mengenai pentingnya pemberian ASI ekslusif bagi anak. Peran ini disesuaikan dengan temuan fenomena di Desa Bangunjiwo terkait rendahnya pemberian ASI bagi ibu yang bekerja. Mayoritas ibu di Desa Bangunjiwo bekerja di pabrik, oleh sebab itu anak-anak yang masih kecil dititipkan kepada neneknya. Dengan adanya posyandu lansia, lansia yang memiliki tugas mengasuh cucunya diberikan pengertian agar memberikan penyadaran kepada ibu anak yang berkerja agar memberikan ASI ekslusif.

c. Pendataan

Dokumen yang terkait

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Studi tentang pembinaan kader pembangunan Desa dalam menunjang keberhasilan pembangunan Desa di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang

0 10 55

HUBUNGAN KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

6 91 245

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA BRAYUT, KECAMATAN SLEMAN, KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

4 22 156

PERAN PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA KEBONAGUNG, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

17 72 197

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SENTRA PERTANIAN DI RUMAH PINTAR “PIJOENGAN” DESA SRIMARTANI, KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA.

0 1 184

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN DI DESA WISATA TEMBI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 6 177

Potensi Produksi Arang dari Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta | Purwanto | Jurnal Ilmu Kehutanan 1856 5888 1 PB

0 0 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MENAYU LOR, MRISI DAN BETON, TIRTONIRMOLO, KASIHAN, BANTUL DALAM PROGRAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DESA

0 1 6