Proses Pemberdayaan WAWANCARA KEPADA ANGGOTA LPMD DAN KADER DESA

182

3. WAWANCARA KEPADA ANGGOTA LPMD DAN KADER DESA

a. Proses Pemberdayaan

1 Bagaimana perencanaan program pemberdayaan masyarakat di Desa Bangunjiwo? 2 Bagaimana pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Desa Bangunjiwo? 3 Bagaimana proses evaluasi program pemberdayaan masyarakat di Desa Bangunjiwo? 4 Desa mana saja di wilayah Bangunjiwo yang persebaran program pemberdayaannya merata? b. Pendayagunaan Modal Sosial Kepercayaan 1 Bagaimana pandangan Anda mengenai kepercayaan? 2 Bagaimana bentuk kepercayaan Anda kepada rekan kerja Anda? 3 Apakah Anda percaya dengan kinerja rekan kerja Anda saat ini bahwa Ia mampu melaksanakan tugas sebagai Kader Desa? 4 Apa manfaat adanya kepercayaan terhadap rekan kerja Anda? 5 Apakah Anda yakin pekerjaan sebagai Kader Desa yang diberikan kepada Anda merupakan wujud kepercayaan dari pemerintah kepada Anda? 6 Apakah Anda yakin bahwa masyarakat mempercayai Anda sebagai Kader Desa? 7 Apa manfaat kepercayaan masyarakat kepada Anda? Reciprocity 1 Bagaimana solidaritas yang terbentuk di antara anggota Kader Desa? 183 2 Bagaiamana toleransi yang terbentuk di antara Kader Desa? Norma dan Nilai 1 Bagaimana pandangan anda mengenai norma dan nilai sebagai Kader Desa? 2 Apa bentuk norma dan nilai yang dimiliki oleh Kader Desa? 3 Apakah saat ini sanksi atas pelanggaran norma dan nilai Kader Desa telah ada? 4 Apa manfaat adanya sanksi atas nilai dan norma? Jaringan 1 Siapa saja mitra dan sponsor kegiatan pemberdayaan masyarakat? 2 Bagaimana jaringan yang terbentuk antara sesama anggota Kader Desa? 3 Bagaimana komunikasi yang terjalin antara Kader Desa dengan masyarakat? 4 Bagaimana komunikasi yang terjalin antara Kader Desa dengan pemerintah? 5 Apa manfaat adanya jaringan baik antara pemerintah, pihak luar, maupun dengan Kader Desa? Tindakan yang proaktif 1 Apa bentuk partisipasi yang Anda berikan dalam pemberdayaan masyarakat? 2 Bagaimana intensitas partisipasi Anda yang diberikan? Manfaat Pendayagunaan Modal Sosial 1 Apakah modal sosial tersebut mempengaruhi prestasi dan kualitas Anda? 2 Apakah modal sosial tersebut mempengaruhi efektivitas dan efisiensi kinerja Anda? 3 Apakah dengan modal sosial membantu anda memperoleh fasilitas dan material pemberdayaan? 184 LAMPIRAN 4. CATATAN LAPANGAN CATATAN LAPANGAN 1 Tanggal : Jumat, 9 Desember 2016 pukul 11.00-12.00 Tempat : Kantor PMD, Kantor Bappeda Kab. Bantul Tujuan : Observasi dan dokumentasi Kader Kab. Bantul Jumat, 9 Desember peneliti memperoleh surat ijin penelitian dari universitas dilanjutkan memasukkan surat BAPPEDA. Setelah surat di setujui BAPPEDA dilanjutkan melakukan penggalian data terkait penelitian yang pernah dilakukan di Desa Bangunjiwo. Data tersebut menjadi acuan apakah penelitian yang akan dilaksanakan sudah tepat sasaran atau belum. Peneliti juga menggali data melalui studi dokumen-dokumen di arsip Bappeda, peneliti mendapatkan beberapa buku terkait pemberdayaan masyarakat sebagai referensi melakukan pengambilan data. Data yang diperoleh meliputi: 1. Skripsi dan penelitian yang pernah dilakukan di Desa Bangunjiwo belum ada yang membahas mengenai modal sosial. beberapa menyangkut mengenai desa wisata gerabah Kasongan saja 2. Peneliti memperoleh APBD Kabupaten Bantul tahun terakhir sebagai pedoman menentukan keadaan perekonomian kabupaten yang nantinya akan dikerucutkan ke dalam tingkat desa, khususnya Desa Bangunjiwo 185 CATATAN LAPANGAN 2 Tanggal : Jumat, 9 Desember 2016 pukul 13.00-14.00 Tempat : Kantor Desa Bangunjiwo Tujuan : Observasi dan Dokumentasi Kel. Bangunjiwo Pada hari ini peneliti melakukan observasi awal di Kantor PMD Kabupaten Bantul yang beralamat di Jl. Lingkar Timur Manding. Peneliti bertemu dengan petugas Kantor PMD yakni Bapak EY, dan Staff lainnya. sebagai langkah awal kegiatan, peneliti memperkenalkan maksud dan tujuan terlebih dahulu terkait latar belakang peneliti dan latar belakang mengapa memilih penelitian dengan tema tersebut. Akhirnya peneliti di terima dengan baik walaupun harus menunggu ACC proposal dan mendapatkan surat rekomendasi dari Kantor PMD. Sebagai data awal, peneliti diijinkan untuk mengambil data berupa dasar hukum Kader Desa, Buku-buku terkait evaluasi yang dilaksanakan dalam pemberdayaan masyarakat, dasar hukum pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, dan profil PMD secara singkat. Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat pihak KPMD merekomendasikan peneliti mengunduh berbagai laporan yang ada di website pmd.bantulkab.go.id. 186 CATATAN LAPANGAN 3 Tanggal : Jumat, 9 Desember 2016 pukul 09.00-11.00 Tempat : Kantor PMD Kab. Bantul Tujuan : Wawancara dan kroscek hasil observasi dokumentasi Peneliti memasukkan surat ijin melakukan observasi dan pengambilan data ke Kantor Kelurahan. Peneliti bertemu dengan Bapak SK selaku carik desa. Pada kesempatan pertama ini Pak Carik mengijinkan secara formal bahwa pengajuan penelitian di terima. Observasi yang dilakukan yakni pengumpulan data mengenai profil desa yang meliputi batas-batas wilayah, peta wilayah, struktur organisasi, prestasi kelurahan, dan data lainnya yang mendukung penelitian. Selain itu, peneliti juga diijinkan untuk menggandakan beberapa dokumen penting Kelurahan yang meliputi RPJM Desa APB Des, dan data-data terkait program pemberdayaan. Pak Carik mengungkapkan bahwa untuk memperoleh data yang valid dapat bertanya kepada KASI Kemasyrakatan yakni Pak SW yang kebetulan ada di kantor. Oleh sebab itu peneliti lalu mengatur waktu untuk dapat melakukan wawancara dengan beliau. 187 CATATAN LAPANGAN 4 Tanggal : Rabu, 14 Desember 2016 pukul 09.00-13.00 Tempat : Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Tujuan : Wawancara, Observasi, Dokumentasi Tema : Program pemberdayaan Kab. Bantul Penulis berhasil mewawancarai salah satu petugas pemberdayaan masyarakat yakni bapak PM. Wawancara dilaksanakan di ruangan beliau, di Ruang Kasi Pemberdayaan Masyarakat. Beliau menunjukkan keramahan dan kebersediaan untuk di wawancarai. Tema wawancara yakni mengenai program pemberdayaan di Kabupaten Bantul secara keseluruhan, dilanjutkan program yang dilaksanakan di Desa Bangunjiwo. Wawancara diberhentikan beberapa saat dikarenakan staff dan karyawan akan melaksanakan latihan Paduan Suara untuk kegiatan Perkumpulan Pamong Pemberdayaan Masyarakat. Setelah selesai kegiatan paduan suara, wawancara dilanjutkan dengan mengupas mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh aparat pemerintahan. Salah satu pengungkapan narasumber adalah Kader Desa yang dibentuk oleh KPMD diberinama KPM atau Kader Pemberdaya Masyarakat. Namun KPM teraebut saat ini tidak berjalan, dan jarang ada program yang dilaksanakan. Jika ngin menggali mengenai Kader Desa sebaiknya langsung ke lapangan saja, karena secara struktural meskipun tidak jalan, secara praktik program tersebut berjalan dengan baik. Buktinya yakni adanya usulan-usulan dari Desa untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang tentunya merupakan prakarsa dari Kader Desa. Setelah mendapatkan data-data dari Bapak PM, peneliti melanjutkan melakukan observasi melihat data-data mengenai profil KPMD dan memfotokopi beberapa file pembantu. 188 CATATAN LAPANGAN 5 Tanggal : Rabu, 14 Desember 2016 pukul 15.00-16.00 Tempat : Kantor PMD Tujuan : Wawancara, Dokumentasi, Observasi Tema : Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat dari Pemerintah Peneliti melakukan wawancara kepada Ibu EY yang merupakan pengelola KPMD yang mengurusi lomba desa. Data mengenai lomba desa diperlukan karena Desa Bangunjiwo merupakan penerima hadiah Juara I Lomba Desa. Sebagai salah saju juara, tentunya Desa Bangunjiwo telah lulus evaluasi dan memiliki hasil evaluasi yang bagus, lebih bagus dari desa lain di Kabupaten Bantul. Ibu Endang menjelaskan mengenai tahap-tahap yang dilaksanakan ketika lomba desa, beliau mengungkapkan bahwa Desa Bangunjiwo memang memiliki berbagai keunggulan daripada desa lain. Keunggulan tersebut yakni lengkap. Desa Bangunjiwo memiliki desa wisata, desa industri kerajinan, pertaniannya maju, serta pengelolaan program pemberdayaan masyarakat juga telah maju, dibuktikan dengan Kader Desa terutama Posyandu telah memenangkan berbagai kejuaraan. Setelah wawancara selesai, peneliti lalu menggandakan dokumen mengenai evaluasi program pemberdayaan masyarakat secara nasional guna melengkapi data evaluasi. 189 CATATAN LAPANGAN 6 Tanggal : Jumat, 16 Desember 2016 pukul 09.00-11.00 Tempat : Kantor Desa Bangunjiwo Tujuan : Wawancara, Dokumentasi, dan Observasi Tema : Program Pemberdayaan Masyarakat Hari ini peneliti menuju Kantor Keluurahan Bangunjiwo untuk melakukan pengambilan data. Pertama-tama peneliti melakukan wawancara kepada Carik Desa yakni Bapak SK. Karena Hari Jumat, para pamong menggunakan baju bebas dan Bapak Sukarman Baru selesai olahraga, suasana yang tercipta belum kondusif. Agar wawancara dapat berjalan dengan baik, peneliti menunggu bapak Camat agar menyelesaikan berbagai tugasnya terlebih dahulu. Wawancara dimulai setelah setengah jam. Beberapa pertanyaan di tanyakan dan pada intinya Bapak Sukarman tidak dapat menjawab banyak karena menganggap bukan kapasitas beliau, Pak Sukarman menunjukan Bapak SW sebagai KASI Kemasyarakatan yang dapat menjawab secara lebih tuntas. Beberapa pertanyaan yang dapat dijawab beliau adalah mengenai proses pemberdayaan masyarakat yang diterapkan di Desa Bangunjiwo mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Untuk memvalidkan data beliau meminta sekretarisnya untuk menemani peneliti melihat data-data keuangan dalam program pemberdayaan masyarakat yang sekaligus dapat menambah informasi mengenai program pemberdayaan masyarakat yang sedang dan telah berjalan. 190 CATATAN LAPANGAN 7 Tanggal : Jumat, 16 Desember 2016 pukul 14.00-17.00 Tempat : Kantor Desa Bangunjiwo Tujuan : Wawancara Tema : Pemberdayaan Masyarakat, Modal Sosial Narasumber : Kasi Kemasyarakatan Hari ini peneliti melakukan wawancara kepada Bapak SW selaku Kasi Kemasyarakatan yang menangani program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Bangunjiwo. Pengungkapan Bapak SW sangat jelas disertai dengan data fakta yang sudah beliau pahami. Sebagai Kasi Kemasyarakatn, beliau sangat mengetahui detail terutama mengenai Program Posyandu. Bentuk kerja beliau yang tampak nyata adalah pembuatan buku-buku administrasi posyandu yang lebih dari 25 buku. Saat ini posyandu Desa Bangunjiwo telah menjadi contoh kelurahan lain bahkan menduduki Juara I Lomba Posyandu tingkat propinsi. Beliau menanggapi positif mengenai pentingnya modal sosial yang dibangun oleh Kader Desa, bilau juga sangat mengapresiasi kinerja Kader Desa dengan selalu mengusahakan kesejahteraan bagi Kader Desa. 191 CATATAN LAPANGAN 8 Tanggal : Kamis, 29 Desember 2016 pukul 09.00-11.00 Tempat : Kantor Desa Bangunjiwo Tujuan : Wawancara Tema : Pemberdayaan Masyarakat, Modal Sosial Narasumber : Dukuh Kalirandu Hari ini peneliti melakukan wawancara kepada Dukuh Kalirandu, Dukuh Kalipucang, dan Dukuh Bibis. Pemilihan ketiga Padukuhan ini didasarkan pada rekomendasi Bapak Kasi Kemasyarakatan yang menyatakan bahwa untuk sampel dapat diambil dari Padukuhan yang memiliki persebaran program terbanyak dan padukuhan yang belum dapat menjalankan program dengan baik. Padukuhan Kalirandu merupakan padukuhan percontohan yang memiliki program-program yang berjalan dengan baik. Sedangkan Padukuhan Bibis merupakan padukuhan yang dianggap masih perlu dikembangkan. Pemilihan Padukuhan Kalipucang didasarkan bahwa Padukuhan Kalipucang memiliki pengelolaan yang beda dari Padukuhan yang lainnya karena memiliki pengelolaan di bidang desa wisata kasongan yang menjadi ikon Desa Bangunjiwo. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti mendapatkan profil masing- masing padukuhan dan memutuskan untuk melakukan penelitian lebih lanjut di Padukuhan Kalirandu dan Padukuhan Kalipucang. 192 CATATAN LAPANGAN 9 Tanggal : Kamis, 29 Desember 2016 pukul 16.00-19.00 Tempat : Kediaman Ibu SW Tujuan : Wawancara, Observasi, Dokumentasi Tema : Pemberdayaan Masyarakat, Modal Sosial Narasumber : Kader Desa Bangunjiwo Peneliti melakukan observasi ke Padukuhan Kalirandu. Diawali dengan mengunjungi Monumen Apsari, yang merupakan lokasi berbagai kegiatan pemberdayaan yang disetting menyerupai Balai Padukuhan. Karena cuaca sedang hujan, saat itu tidak ada aktivitas pemberdayaan yang dilakukan di Padukuhan Kalirandu. Padukuhan Kalirandu terdiri dari 11 RT yang 2 diantaranya merupakan perumahan. Observasi dilanjutkan dengan mengunjungi ketua Kader Desa yakni Ibu SW. Karena beliau sedang tidak ada acara, dilanjutkan wawancara dan pengambilan dokumentasi. Wawancara dilaksanakan di kediaman beliau, dan beliau tampak ramah dan menguasai hamper semua program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Padukuhan Kalirandu data yang diungkapkan beliau disertai dengan beberapa dokumen-dokumen yang sengaja di simpan di rumah beliau sebagai base camp kegiatan pemberdayaan. 193 CATATAN LAPANGAN 10 Tanggal : Jumat, 30 Desember 2016 pukul 14.00-17.00 Tempat : Rumah Kader Tujuan : Wawancara Tema : Pemberdayaan Masyarakat, Modal Sosial Narasumber : Kader Desa Bangunjiwo Hari ini peneliti mewawancarai Ibu ST selaku Kader Desa Bangunjiwo. Wawancara yang dilakukan sebagai pembanding dan pelengkap wawancara sebelumnya kepada Ibu SH. Karena kedua kader tersebut berbeda padukuhan, diharapkan hasil yang diperoleh juga berbeda agar hasil penelitian menjadi lebih bermakna. Ibu ST memberikan gambaran mengenai kondisi program-program yang berjalan di daerahnya. Selain itu beliau juga menampilkan beberapa foto kegiatan dan dokumen-dokumen pemberdayaan yang ia ikuti. Agar data yang diperoleh maksimal Bu Siti memberikan arahan kepada peneliti agar mewawancarai beberapa masyarakat yang mengikuti program kegiatan agar data yang diperoleh tidak hanya terpaku pada Kader Desa saja. 194 CATATAN LAPANGAN 11 Narasumber : EN Jabatan : Masyarakat Tanggal : Selasa, 3 Januari 2016 pukul 18.30-19.00 Kegiatan : Wawancara, observasi, dan dokumentasi Tempat : Angkringan Padukuhan Kalipucang Hari ini ketika peneliti beristirahat di angkringan, kebetulan bertemu dengan EN, yang merupakan salah satu kelompok sasaran program pemberdayaan. Beliau merupakan ibu rumah tangga yang masih muda dan memiliki anak berusia sekitar 6 bulan. Beliau merupakan sasaran program Posyandu, PPKBD, dan PSN sehingga peneliti dapat bertanya mengenai ketiga program tersebut. Suasana wawancara menjadi lebih hangat karena suasana angkringan yang saat itu sepi dan ditempati oleh warga Kalipucang, selain mendapat informasi dari EF peneliti juga mendapatkan informasi dari warga yang lainnya. 195 CATATAN LAPANGAN 12 Narasumber : YN Jabatan : Masyarakat Tanggal : Rabu, 4 Januari 2016 pukul 09.30-10.00 Kegiatan : Wawancara, observasi, dan dokumentasi Tempat : Rumah YN Untuk mengetahui keberhasilan program dan modal sosial, peneliti mengunjungi salah satu rumah warga Padukuhan Kalipucang. YN merupakan sasaran dari program PPKBD, Posyandu, TKPK, dan PSN. Beberapa pertanyakan di ajukan tetapi ada banyak yang belum terjawab, sehingga peneliti memutuskan untuk mewawancarai di lain kesempatan. 196 CATATAN LAPANGAN 13 Narasumber : AR Jabatan : Dukuh Tanggal : Senin, 6 Maret 2017 pukul 09.30-10.00 Tempat : Kantor Desa Bangunjiwo Hari ini peneliti berwawancara kepada AR yang merupakan Dukuh Padukuhan Kalipucang. Pertanyaan yang diajukan terkait dengan pelaksanaan dan modal sosial yang dimiliki oleh kader desa. AR Menyampaikan bahwa Kader Desa memiliki loyalitas dan tinggi serta rasa bekerja tanpa pamrih. Sebagai Dukuh, AR juga memiliki pembukuan yang lengkap, akan tetapi beliau berkata bahwa Kader Desa lebih paham mengenai pelaksanaannya. Ia mengaku bahwa Dukuh hanya berperan sebagai pemonitor saja 197 CATATAN LAPANGAN 14 Narasumber : RC Jabatan : Masyarakat Tanggal : Senin, 6 Maret 2017 pukul 13.00-14.00 Hari ini peneliti akan mewawancarai salah satu masyarakat yang merupakan salah satu sasaran program TKPK. Ia mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa sarana dan prasarana perikanan RC merupakan remaja usia 23 tahun, belum menikah, memiliki ayah yang tidak bekerja. Dengan bantuan dari pemerintah melalui program TKPK ini Ia berharap agar dapat memberikan peluang untuk ayahnya untuk bekerja. 198 CATATAN LAPANGAN 15 Lokasi : Kediaman Ibu SH Jabatan : Kader Desa Bangunjiwo Tanggal : Rabu, 8 Maret 2017 pukul 18.00-19.00 Peneliti berkunjung ke kediaman SH, saat itu ibu SH sedang dikunjungi oleh salah satu tetangga yang merupakan Aseptor KB. Beliau melakukan konsultasi dengan SH dan terjadi percakapan. Percakapan yang dibahas terkait keinginan aseptor untuk menghentikan KB karena ingin memiliki anak lagi. Percakapan begitu hangat dan Kader Desa tidak merasa terganggu atas kedatangan aseptor KB tersebut. 199 LAMPIRAN 5. CATATAN WAWANCARA CATATAN WAWANCARA 1 Narasumber : PM Jabatan : Pengelola PMD Kasi Kemasyarakatan Tanggal : Kamis, 14 Desember 2016 pukul 09.00-10.00 Tempat : Kantor PMD PN : Bagaimana konsep pemberdayaan menurut Bapak? NS : Konsep pemberdayaan masyarakat adalah bagaimana memberdayakan masyarakat melalui lintas sektor. Semua dinas dan kantor yang melaksanakan program di masyarakat dalam rangka untuk mengubah masyarakat yang belum berdaya menjadi lebih berdaya pada hakikatnya adalah proses pemberdayaan. Jadi harus saya fokuskan dulu agar njenengan nanti penelitiannya tidak ngombro-ombro. Pemberdayaan yang anda teliti mau bagian apa? kelompok perempuannya atau kelembagaannya atau apanya. Kan luas banget. PN : Kebetulan saya ingin meneliti bukan berfokus pada pemberdayaannya pak, tetapi kepada pelaku pemberdayaan itu sendiri yakni Kader Desa. Untuk menggali tersebut jadi daya ingin menanyakan program secara umum. PN : Apa hubungan antara KPMD dengan LPMD pak? NS : KPMD sebagai lembaga yang menaungi lembaga kemasyaraktan lainnya, di Desa ada LPMD disini juga kami yang mengampu, kemudian ada Tim Penggerak PKK di tingkat desa, kemudian ada RT dengan tupoksi masing-masing. Itu adalah organisasi yang terlibat di dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat tingkat desa. PN : Lalu apa peran LPMD dalam perencanaan program pemberdayaan masyarakat Pak? NS : Peran LKMD sesuai UU No. 6 Tahun 2014 berbeda dengan dulu. Sekarang ada mekanisme musyawarah desa. Kalau dulu forum musyawarah perencanaan pembangunan domainnya LKMD sekarang tidak lagi karena kalau musyawarah desa wewenangnya BPD. Untuk merembuk hal yang bersifat strategis. LPMD hanya masuk dalam unsur peserta musyawarah desa. Peran LPMD mengawal penyusunan RPJM Desa sebagai sekertaris perumus. Ketuanya Carik Desa. Sekretarisnya ketua LPMD. Setelah RPJM Des di buat tersusun breakdown RKP Desa untuk masa 6 tahun. Setiap tahun di rinci menjadi RKP Des. LPMD berperan sebagai sekretaris, selanjutnya dibuat APBDes. LPMD 200 diharapkan mampu menginisiasi kegiatan Forum musyawarah tingkat desa misalnya ada pokgiat. Diharapkan LPMD berperan di situ. Tetapi pelaksanaannya masih kerja lintas sektor, semua aspek terlibat di dalamnya. Seperti yang kita pahami bahwa makna pemberdayaan adalah aksi bersama. Tidak bisa di bebankan oleh salah satu sektor. Misal Pemerintah Desa atau LPMD saja tetapi aksi bersama untuk memaksimalkan sumber daya yang ada untuk kesejahteraan desa. PN : Bagaimana keorganisasian Kader Desa Kabupaten Bantul saat saat ini Pak? NS : Kader pembangunan atau kader pemberdayaan sebenarnya ada organisasinya namanya KPM tetapi sekarang sudah tidak eksis lagi. Sekarang justru kadernya adalah kader yang bukan dilembagakan dalam KPM tetapi kader-kader yang memang dirinya konsen dan interest terhadap program-program itu misalnya mereka bisa dari LPMD, bisa dari PKK, bisa dari kelompok tani, bisa dari kelompok masyarakat apa tapi dimaknai kader adalah bagaimana mereka berkontribusi terhadap proses yang ada di desa. Ketika njenengan nanti akan menemukan dalam kelembagaan KPM mungkin susah mbak, jadi langsung ke personalnya yang dia memiliki antusiasme terhadap program saja. Lebih enak njenengan. PN : Apa tugas KPMD Pak? NS : Secara tupoksi SKPD membina LPMD di beri kewenangan membina LPMD tingkat desa. 1 memberikan pelatihan kepada LPMD di desa. 2 mengadakan evaluasi LPMD prestasi tiap tahun. 3 menginisiasi dan mendorong agar LPMD berkiprah dalam perencanaan pembangunan tingkat desa agar peran sebagai sekretaris penyusun RPJMDes dan RKPD dimaksimalkan sesuai pelatihan yang dilakukan baik tingkat kabupaten ataupun kelurahan. Tiap tahun ada pelatihan walau kuotanya sedikit tapi di gulirkan dari desa per desa. Bulan ini tidak ada pelatihan. Digunakan karena akhir tahun kepengurusan kami gunakan untuk melengkapi dokumen yang belum tuntas. PN : Apa saja karakteristik yang harus dimiliki oleh kader Pak? NS : Yang jelas kan kader di desa harus memiliki 2 hal pokok yang mendasari yakni aspek kompetensi dan kemampuan. Tapi kemampuan tidak cukup karena banyak orang yang mampu tetapi tidak mau. Jadi dua hal itu yang bisanya menyebabkan keberhasilan desa jika kadernya berkiprah dan desanya berkualitas tentu desa akan maju. Dua hal itu harus ada. Tapi rata-rata masih cenderung ke aspek maunya saja. Yang mau berkiprah banyak, tetapi kemampuannya perlu di upgrade. Buktinya apa? di dalam 201 proses penyusunan perencanaan itu masih didominasi oleh temen-temen yang ada di pemerintahan desa. Masyarakat luas dan LPMD yang ada hanya manut dari konsepnya pemerintah desa yang ada karena mereka belum tau bagaimana ilmu tentang komunikasi partisipatif, dan tidak mengupdate pengetahuan juga. Seperti itu PN : Apakah dalam perekrutan Kader juga ada peraturan khusus pak? NS : Kalau di lembagakan dulu waktu orde baru ada di KPM ada tetapi saat ini lama tidak eksis. Pembinaannya pasang surut. Tetapi kader yang ada di desa yaitu LPMD ada pada syarat menjadi pengurus LPMD. Karena mereka akan menjadi agen perubahan. PKK juga ada, RT ada, disamping kader ada kader kesehatan, di turunkan lagi ada BPKBD juga. Harus dipahami kader tingkat bawah ada multi tugas. Seorang kader bidang A akan bertugas di bidang B. Pada sesi tertentu jadi kader kesehatan tapi sesi tertentu jadi kader pembangunan. PN : Lalu bagaimana partisipasi Kader dalam pemberdayaan masyarakat Pak? NS : Yah mereka sebagai penyelenggara ya menyelenggarakan kegiatan. Dan biasanya Kader itu aktif-aktif, kalau satu berangkat berangkat semua. Kalau kader kompak nanti hasilnya juga bagus 202 CATATAN WAWANCARA 2 Wawancara dengan Pengelola PMD Narasumber : EY Kasi Pengembangan Sumberdaya dan Permukiman Jabatan : Pengelola PMD Tanggal : Kamis, 14 Desember 2016 pukul 10.00-11.00 Tempat : Kantor PMD PN : Bagaimana pendapat anda mengenai Desa Bangunjiwo Bu? NS : Beberapa waktu lalu Bangunjiwo menang atau Lomba Desa Kabupaten Juara satu dan Juara I pula Lomba Desa tingkat Propinsi. Pertimbangan Bangunjiwo yakni kelembagaan, partisipasi masyarakat, dan inovasi desa, melebihi dari desa lain. Yang paling utama adalah potensi dan inovasi serta kegiatan pembangunan yang ada di Bangunjiwo memang luar biasa. Ada potensi kerajinannya, wayang, kelompok pengrajin bambu, pisau batik, apalagi sekarang telah berkiprah di bidang pariwisata yaitu tour menyusuri sungai bedog, belum lagi potensi budayanya. Dilanjutkan dengan lokasi antara krebet, kasongan, pajangan, merupakan sentra sentra ekonomi yang sedang menggeliat saat ini. Ketiga lokasi tersebut baru menggencarkan potensinya di Bantul. PN : Apa peran lomba desa tersebut dalam pemberdayaan masyarakat Bu? NS : Lomba desa atau kelurahan adalah media evaluasi dan penilaian perkembangan penyelenggaraan pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan yang cepat berkembang yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kebetulan untuk Kabupaten Bantul, KPMD yang melakukannya. PN : Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan melalui Lomba Desa tersebut Bu? NS : Masing-masing desa mengevaluasi kelurahannya itu sendiri dengan dasar Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2015 tentang evaluasi perkembangan desa dan kelurahan. Lalu ditindaklanjuti kecamatan dengan memilih desa yang paling baik. Bantul terdiri dari 75 desa dan 17 kecamatan. Dari 17 kecamatan, masing-masing memilih 1 desa sehingga ada 17 desa yang dilombakan. Prosesnya yaitu 1 paparan lurah desa terkait pembangunan selama dua tahun misal lomba tahun ini berarti data yang dilombakan tahun 2015- 2016 2 paparan cariksekretaris desa terkait profil desa. 3 203 menentukan 6 besar desa yang berprestasi. Lalu di cek lapangan oleh tim yuri. Tim yuri melibatkan SKPD kab. Bantul dr polres, kodim sebagai keamanan. Indikator penilaian ada 3 aspek evaluasi 1 Bidang pemerintahan desa dan kelurahan yang terdiri dari pemerintahan; kinerja; inisiatif dan kreativitas dalam pemberdayaan masyarakat; dan desa dan kelurahan berbasis teknologi informasi; dan pelestarian adat dan budaya. 2 Evaluasi bidang kewilayahan desa meliputi identitas, batas, inovasi, dan tanggap siaga bencana. 3 Evaluasi bidang kemasyarakatan desa meliputi partisipasi masyarakat; lembaga kemasyarakatan; pemberdayaan kesejahteraan keluarga; keamanan dn ketertiban; pendidikan; kesehatan; ekonomi; penanggulangan kemiskinan; dan peningkatan kapasitas desa. 204 CATATAN WAWANCARA 3 Wawancara dengan Pemerintah Desa Bangunjiwo Narasumber : SK Jabatan : Pengelola Pemerintahan Desa Tanggal : Jumat, 16 Desember 2016 pukul 09.00-10.00 Tempat : Kantor Pemerintah Desa Bangunjiwo PN : Menurut Bapak, Padukuhan Mana yang bisa dijadikan sampel penelitian saya? dengan kualifikasi Padukuhan yang persebaran Pemberdayaan Masyarakatnya merata dan dan Padukuhan yang pengelolaannya masih membutuhkan pendampingan? NS : Kalirandu semua program jalan semua dan menjadi percontohan Padukuhan lain. Yang perlu ditingkatkan yaitu padukuhan di kenalan, dari 19 Padukuhan di Desa Bangunjiwo Padukuhan yang masih kurang aktif adalah padukuhan Kenalan. PN : Siapa Pak pelaksana program pemberdayaan masyarakat selama ini? NS : Saat ini program pemberdayaan untuk pembangunan dikelola oleh pemerintah desa melalui Tim Pengelola Kegiatan TPK. Saat ini TPK yang terbentuk sebanyak 7 TPK yang didalamnya terdapat LPMD dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat desa. PN : Bagaimana tahap-tahap pemilihan kader desa Pak? NS : Pemilihan kader desa secara umum dipilih oleh Padukuhan masing- masing atas inisiasi Pak Dukuh dan warga setempat dengan melihat loyalitas kader desa dalam kegiatan kemasyarakatan. Apalagi Kader kan pekerjaan sosial, tidak semua warga mau untuk melakukannya. PN : Apakah ada peraturan khusus untuk kualifikasi Kader Desa Pak? NS : Kalau evaluasi khusus selama ini tidak ada, hanya saja biasanya Kader tiap tanggal 25 kumpul di kantor pemerintahan untuk koordinasi dan temu kader. Disana akan dibahas mengenai siapa saja kader yang kurang pelayanannya kepada masyarakat dan pemberian bimbingan dari pihak pemerintah desa agar dapat meningkatkan pelayanannya. Secara lebih detail kamu bisa tanya kepada Pak Kesra. 205 CATATAN WAWANCARA 4 Wawancara dengan Pemerintah Desa Bangunjiwo Narasumber : SW Jabatan : Pengelola Pemerintahan Desa Tanggal : Jumat, 16 Desember 2016 pukul 11.00-12.00 Tempat : Kantor Pemerintah Desa Bangunjiwo PN : Menurut Bapak, padukuhan mana yang bisa dijadikan sampel penelitian saya? dengan kualifikasi padukuhan yang persebaran pemberdayaan masyarakatnya merata dan dan Padukuhan yang pengelolaannya masih membutuhkan pendampingan? NS : Kemarin Sambikerep memenangkan lomba PKBS tingkat nasional mbak, tetapi kalau mau nyari yang komplit ya di Kalirandu. Ada Jam wajib belajar, kemudian kawasan bebas asap rokok, Posyandu Lansianya bagus, Posyandu Balitanya juga jadi percontohan. Saat ini malah dibangun adanya Posyandu Remaja, namanya RWKAKEK. Posyandu kan biasanya Lansia dan Balita kalau disana ada remaja. Kalau yang perlu ditingkatkan yang stratanya paling bawah di Bibis. Namun saat ini sedang kerjasama dengan Ko-As UMY yang mulai besok hari senin melakukan KKN di Bibis. PN : Kalau untuk pemilihan kader itu sendiri, apakah atas dasar kemauan kader atau pilihan masyarakat Pak? NS : Yang menyaring masyarakat. Tingkat RT diwajibkan mengirim Kader. Di Bibis ada 10 RT masing-masing harus ada kadernya yang dianggap loyalitasnya tinggi, kan kader perjuangan 45. Tidak ada gaji dan honor. Di Bangunjiwo di danai oleh warga melalui RT berapa gitu. Evaluasi dilaksanakan tiap tanggal 25 untuk rapat koordinasi, laporan penimbangan, dan lain-lainnya. PN : Apakah ada reward untuk prestasi kader saat ini Pak? NS : Reward untuk kader saat ini secara khusus belum ada cuma di sini tiap kali kegiatan Posyandu menganggarkan bantuan konsumsi. Di tempat lain gak ada cuma PMT balita. Subsidi tiap bulan. Untuk 10 orang berupa snack. Dana itu biasanya dikumpulkan oleh kader untuk beli seragam, peralatan posyandu dan lainnya biasanya. PN : Apakah ada peraturan yang ditujukan ke Kader Pak? NS : Peraturan kader tidak ada kalau terikat malah pada kabur mencari yang mau aja sulit. Mereka kan kerja tanpa pamrih, perlu dihargai. 206 PN : Apakah dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai kader, Kader juga melakukan kerjasama dengan pihak lain Pak ? NS : Instansi terkait misal KKN di Bangunjiwo, Puskesmas, sudah istilahnya kayak satu rumah. Setiap ada masalah ngebel Puskesmas, Puskesmas langsung lapangan. Kalau KB langsung dengan instansi KB. Kalau swasta belum PN : Apakah pemerintah desa telah mempercayakan program-program pemberdayaan kepada Kader Pak? NS : Kader dilandasi kepercayaan, yang menyaring masyarakat, kalau kinerja gak bagus langsung di ganti oleh RT nya. Minimal ada 11 kader dalam 10 RT. 10 RT 1 posyandu. 10 kader kalau ada kader yang bagus koordinator kader lapor ketua LPMD di rapat LPMD. Koor kader ikut hadir menyampaikan permasalahan. Karena kader mengelola dana, kekurangan dan kebutuhan disampaiakan oleh kader. PN : Apakah dengan berbagai latar belakang pendidikan mereka, bapak yakin sama kinerja mereka pak ? NS : Sebenarnya kan semua tergantung kemauan. Kader memiliki kemauan untuk belajar dan mengabdi kepada masyarakat. Kemauan itu perlu dihargai dan harus di pompa terus oleh kita sebagai abdi masyarakat. Kita memberi fasilitas, mereka harus mau belajar PN : Kenyataan saat ini bagaimana pak ? NS : Ya bisa di lihat, nyatanya banyak yang sudah berhasil menjadi kader. Dan mereka mampu membantu masyarakat dengan ilmunya yang mungkin belum banyak. 207 CATATAN WAWANCARA 5 Padukuhan Kalirandu Narasumber : WK Jabatan : Dukuh Kalirandu Tanggal : Kamis, 29 Desember 2016 pukul 09.00-10.15 Tempat : Kantor Pemerintah Desa Bangunjiwo PN : Apa saja program pemberdayaan masyarakat yang berjalan di Padukuhan Kalirandu? NS : 1. PPKBD, berjalan dengan baik bekerjasama dengan Puskesmas Kasihan. 2. PSN, jalan 3. Posyandu Balita, jadi percontohan nasional juara satu. 4. Posyandu Remaja, jalan namanya RW KAKEK singkatan dari remaja wijaya kusuma konsen anemia dan kelurahan energi kronis. Malah ini juga jadi percontohan, ada dua Padukuhan lain yang ikut enyelenggarakan program ini. 5. Posyandu Lansia, juga jalan 6. TKPK, jalan 7. FKPM, jalan juga sama bapak-bapak. 8. P3A belum jalan karena memang wilayah Kalirandu itu wilayah tanah kapur dan masyarakatnya kebanyakan buruh tani, bukan petani yang memiliki sawah di wilayah Kalirandu. Kalirandu kan tidak ada sungai-sungainya jadi tidak ada irigasi. PN : Ada berapa RT pak di Padukuhan Kalirandu? NS : Ada 11 RT PN : RT nya apa saja dan potensi wilayahnya bagaimana Pak? NS : RT 1 Mejing Kidul, ketua RTnya Pak Paino, ada hadroh, industri iket juga ada PT 2 Mejing Lor, Pak Jumakir dulu satu mejing karna kawasannya terlalu banyak di bagi dua. RT 3 Krengseng, Pak Trubus, pisau batik RT 4 Peleman Lor, Pak Jarwo, ada sanggar tari tradisional RT 5 Kalirandu, Paijo, Peyek Tumpuk RT 6 Ngingas Bu Gangsar, ada kesenian Gejog Lesung RT 7 Kalibatok Bu Wasis, ada kesenian Tek-tek RT 8 Banaran sama Pak Karyadi RT 9 Peleman Pak Parno 208 Kalau RT 10 Pak Dwi Darmanto ada pertukangan dan 11 itu perumahan RT 10 Perumahan Bangunjiwo Graha Yasa, RT 11 Kalirandu Selaras mangke Tanya Pak Arif Sementara jathilan juga ada tapi belum di tampilkan PN : Kalau Posyandunya ada berapa Pak? NS : Ada dua untuk Balita, yang lainnya jadi satu. RT 7 sama RT 10. PN : Kalau saya ingin bertemu Kader Desa bisa ketemu siapa ya Pak? NS : Kamu ketemu Bu SH aja, RT 5, mangke wis luweh jelas, Bu SH niku malah paham masalah kependudukan dan seluk beluk padukuhan. Apalagi masalah data posyandu dan pengelolaannya. Bu tak wenehi nomere wae mengko di hubungi arep ketemu kapan, jam piro. Njenengan WA wae, ibuknya terbuka kok, jadi santai wae kalau sama Bu SH 209 CATATAN WAWANCARA 6 Narasumber : SH Jabatan : Ketua Kader Desa Tanggal : Kamis, 29 Desember 2016 pukul 14.30-16.00 Tempat : Rumah Ibu “SH”, RT 5 Padukuhan Kalirandu PN : Apa saja program pemberdayaan masyarakat yang berjalan? NS : 1. PPKBD, berjalan saya ketuanya. Jadi ketua Posyandu itu sekaligus Ketua Kader, sekaligus juga Ketua PPKBD 2. PSN, jalan nama kadernya itu Kader Jumantik Mandiri. Di Padukuhan ada, di RT juga ada. 3. TKPK, ada juga, kebetulan saya juga pendatanya. PN : Berarti Ibu Ikut banyak program ya Bu? NS : Kan kalau kader itu multi ya Mbak menyeluruh, sudah biasa ndata jadi lebih enak yang terbiasa. Kalau saya ndata mesti satu RT jadi saya punya data-data per RT. Orang-orang RT ya sudah pada apal kalau Bu SH datang bawa map, O.. itu bu SH mau ndata. PN : Kalau PPKBD jumlah kadernya berapa Bu? NS : Kan per RT 1 jadi kita ada 11 satu Padukuhan. Pelaksanaannta tiap sebulan sekali bekerjasama dengan BKKBN, Puskesmas, dan BKKBD. PLKB membawahi Kecamatan. Kegiatannya pendataan, terus cari akseptor KB, Pendataan akseptor KB Baru, terus yang sudah lama, itu setiap bulan. Misalnya mau ganti alat kontrasepsinya juga udah ada datanya. PN : Berarti sedikit banyak Ibu juga sudah menguasai ilmu tentang KB ya Bu? NS : Ya sedikit-dikit saya tahu, hehehe. Ya mungkin kegunaannya, macam- macam alatnya, efek sampingnya, dan lain-lainnya harus ngerti. Kalau tidak tahu ya saya tanya ke Puskesmas, atau penyuluh KB. Soalnya ya namanya tanya itu nambah ilmu kita. PN : Itu ada pelatihan dari Puskesmas ya Bu? NS : Ada dari Puskesmas, ada dari Kecamatan, dari Desa juga ada. BKKBN juga ada PN : Untuk pelatihannya itu kapan aja Bu? NS : Kalau di Desa, kita perwakilan satu kader to, tiap bulan. Dari desa oleh- olehnya kita sampaikan di pertemuan kader di Dusun. Itu nanti kita sampaikan apa yang kita dapat. 210 PN : Jadi untuk tugas di PPKBD itu belum ada masalah ya Bu? NS : Sampai saat ini masih lancar. Yang susah itu menyuruh aseptor KB yang pria itu, di sini baru ada dua. Tahun kemarin satu. Tahun ini mau ada lagi tapi kan baru punya anak satu, disarankan besok kalau udah punya anak dua atau kapan. Sampai saat ini kan banyaknya perempuan. Di usahakan apa apa tidak hanya ibuuuu saja. Kan harus bagi-bagi. Kita galakkan KB untuk pria. PN : Kalau untuk KB kan sudah tuntas bu saya menggali datanya, kalau PSN Bagaimana Bu? NS : Kalau PSN di masing-masing RT kan punya jadwal juga. Satu minggu sekali kami cek ke rumah-rumah. Yang di cek misalnya bak mandi, bak air, yang ada pot-pot itu, tempat minum, minuman burung, gitu. PN : Lalu untuk kasus demam berdarah bagaimana Bu? NS : Ada tapi sudah berkurang. Kalau tahun kemarin itu wah lumayan mbak PN : Berarti dengan adanya Jumantik itu juga bermanfaat ya Bu? NS : Ada pengaruhnya. Apalagi kalau kita bisa serentak mungkin akan lebih bagus. Tapi mungkin kalau untuk serentak itu masih susah. Mungkin ada yang minggu ini kok sana bisa sini enggak. Jadi sekarang kita gentian. Tiap-tiap RT sudah menyampaikan kapan akan melakukan pemantauan. Saya tinggal terima laporan nanti juga kadang bersama- sama. PN : Sampai Saat ini pengecekannya masih manual ya Bu? Kalau vogging dilakukan tidak Bu? NS : Belum lama ini juga di sosialisasikan bahwa vogging bukan satu- satunya cara. Yang penting PSN secara serentak dan kontinyu dilakukan. Kalau ada kasus baru dilakukan vogging. Kalau ada kasus nah itu baru kita mengajukan ke Kantor Desa. PN : Kader Balita ada berapa orang Bu? NS : Ada 17 orang. 1 Padukuhan ada 2 posyandu. Teratai 1 sama Teratai II. Teratai II itu RT 10 Karena RT 10 kan perumahan dan KK nya juga sekitar 70 sampai 80 KK, jadi membuat Posyandu sendiri. Tapi kalau laporan BPKBD nya tetap jadi satu. Pertemuan Balita dan BPKBD itu sendiri dilakukan setiap sebulan sekali se padukuhan. Lalu pertemuan Kader Kesehatan Tiap tanggal 25 di Kelurahan. Yang Remaja baru di sini, Sambikerep, sama di Salakan. Yang petama kali di sini jadi belum ada pertemuan rutin di Kantor Desa. PN : Bagaimana pelaksanaan program posyandu Balita Bu? NS : Pertemuan balita kita lakukan juga tiap bulan sekali, ada beberapa program selain pengecekan gizi balita, penimbangan, pendaftaran, dan 211 pemberian gizi juga ada KEKEP IBU, BKB, PMBA, Konsultasi. Kekep Ibu itu kalau secara umum KP ibu, Kelas Kelompok Pendukung Ibu. Pesertanya dari ibu hamil sampai ibu bayi umur satu tahun. Itu kita beri sosialisasi tentang apa dan sharing. Soalnya dari hamil sampai lahir misalnya ada keluhan apa, kalau ada penyakit bayi harus ngapain. Selanjutnya apabila ada permasalahan terus kita rujuk ke puskesmas. Hubungan kader dengan puskesmas sangat intensif sekali. Kalau ada kasus ibu melahirkan, kalau misalnya butuh bantuan kader ya kami bantu dengan sigap. PN : Kalau Kader Posyandu Remaja itu sama tidak Bu dengan kader balita? NS : Kadernya Remaja. Posyandu Remaja ya kadernya remaja. Tapi Kader desa juga harus tahu. Karena kan keterpaduan antara balita lansia dan remaja kan saya ketuanya jadi sedikit tahu yang remaja. Yang diberikan di posyandu itu kebersamaannya. Berhubungan semua. Kalau pas acara posyandu di mulai, bayinya di timbang dulu lalu ibunya ke Posyandu remaja untuk di cek gulanya, deteksi dini KEK, anemia atau enggak gitu. Kalau ditemukan gejala lalu dirujuk ke puskesmas untuk periksa Hb, terus tensi segala macem, kebetulan lansia juga satu tempat dan lansia juga diberdayakan sebagai motivator. Tidak hanya motivatornya ibu-ibu kader tetapi juga dari simbah-simbahnya juga. Kan kemarin itu kan kegagalannya ASI ekslusif karena simbah-simbahnya. Terus kita jadikan motivator kepada anak-anaknya mungkin kepada rmaja yang kerja dan ibu-ibu muda supaya memberikan ASI ekslusif. Kan kalau dikasih mbahnya sudah asinya gak di perhatikan, terus di kasih susu formula yang seharusnya belum boleh diberikan. Jadi kita juga berdayakan lansianya juga. Alhamdulilah udah berjalan dua tahun yang program simbah simbah itu. Alhamdulilah ASI ekslusif juga sudah diberikan artinya sudah meningkat kepeduliannya. Kadang di tempat kerja tidak ada tempat untuk memerah ASI rencananya sih kemarin dinas kesehatan mau sosialisasi di tempat-tempat kerja agar diberikan tempat untuk memerah ASI. Kalau simbah-simbah jadi motivator kan anak-anak yang nitip jadi lebih tahu. PN : Kalau pendanaannya bagaimana Bu NS : Kita sering mendapatkan dana dari pemerintah, tetapi kalau kas RT dan RW biasanya ada. Mereka menyisihkan dana dari kas untuk kegiatan pemberdayaan. 212 PN : Kalau TKPK pelaksanaannya bagaimana Bu? NS : Kader TKPK ada 3 orang dari blita yang dari remaja ada 2 orang. kegiatannya meliputi pendataan, setelah dikumpulkan dari masing- masing pendata lalu di ranking ya mbak. Biasanya di Desa itu ada jatah bantuan dari penerintah. Kita lihat jatahnya ada berapa di tiap padukuhan lalu kita yang memilih siapa yang berhak mendapatkan jatah tersebut. Kita juga musyawarahkan ke warga. Keluarannya ya yang biasanya dapat raskin, Tunjangan Anak-anak, PKH, tetapi kan PKH dikhususkan oleh anak sekolah, lalu anak yang memiliki kekurang fisik, lansia terlantar yang tidak memiliki sanak keluarga juga kita prioritaskan. PN : Lalu bagaimana jika bantuan terbatas, tetapi yang membutuhkan sangat banyak Bu NS : Itu juga menjadi kendala yang kami alami mbak, kita sudah menganggap masyarakat itu satu keluarga. Jadi kami kadang juga bingung mau ngasih ke sedulur yang mana. Kalau di kasihkan ini, yang ini meri. Tapi cara mensiasatinya ada aja. Misalnya sembako Cuma ada 8 sak. Yang menerima 24 orang ya di bagi rata. Kalau bantuannya tidak bisa di bagi ya kita gilirkan. 213 CATATAN WAWANCARA 7 Narasumber : Ibu ST Jabatan : Kader Desa Tanggal : Jumat, 30 Desember 2016 pukul 09.30-11.00 Tempat : Rumah Ibu SH, RT 5 Padukuhan Kalipucang PN : Ada peraturan tidak Bu, tentang apa saja syarat yang harus dilakukan Kader? NS : Kalau secara tertulis tidak, namun kita kan kerja bersama-sama, kita bareng-bareng untuk masalah-masalah baik pendataan, kegiatan, program. Kita kan kerjasama, kita harus kompak. Kita kan harus tetap bekerja dengan gigih. Misalnya untuk mengadakan acara kita harus mencari donatur. Di Posyandu itu ada iuran, tapi sistemnya infak. Iuran kan ditentukan kalau infak kan tidak. Mereka mau infak berapa aja silahkan. Seiklasnya. Itu nanti kita kelola. Terus kader sendiri sudah kesepakatan, semua setuju, tanpa dipaksa kita iuran, nabung, sama arisan. Kita saham sedikit-sedikit biar punya saham. Biar kadernya tidak dipandang tidak punya kegiatan. Tiap bulannya kita tetap ada acara, ada arisan, tabungan, dana sosial, dan lainnya. Tabungan ini nantinya juga akan kita kembalikan misalnya mau beli baju, zakat, alat yang sudah rusak, bingkisan kepada temen-temen yang lagi sakit. Terus desa juga biasa memberikan uang snack. Kita kelola, kita kumpulkan, bisa kita gunakan untuk refreshing, outbond, kalau dari seragam sendiri kita outbond. Dana Yandu kita pinjam dulu lalu sistemnya kita mengangsur. Uang operasional kita gunakan untuk PMT, juga ada dari desa tapi kan tidak sebulan dari desa ada. Padahal PMT AS dibutuhkannya sering. Makanya kita meminta dana dari RT. Begitu juga kalau alat-alatnya sudah rusak, kita mencari donatur kepada warga-warga yang kita anggap punya. PN : Berarti ada donatur ya bu untuk kegiatan-kegiatan itu? NS : Iya, biasanya di RT ada keluarga yang sepertinya mampu lalu kita datangi, menyampaikan tujuan dan meminta dana seikhlasnya. Itu yang dari RT. PN : Jadi di dalam kader kepercayaan juga diperlukan ya Bu? NS : Susah senangnya ya kita tanggung bersama, kan kita kerja satu tim, ya harus kompak. Kalau ada yang tidak hadir ya kita maklumi, kita back up tugasnya. di Kader tidak perlu pakai tata tertib, kalau saya gaji ya saya bisa ngasih peraturan. Kalu gak ya yang penting kesepakan. Kalau 214 sanksi tidak ada, tapi mungkin jadi malu ya sama temennya. Misalnya pas pendataan kan kompleks ya ada data dan tiap bulan harus ada laporan misalnya laporan KB, laporan kelahiran, laporan kehamilan, kalau ada satu RT yang tidak pernah laporan padahal ada kejadian na itu kan “Gimana nih RT 1, 2, 3, 4??” terus jadi nanti mungkin saya kan. Dulu pernah ada satu RT yang kalau laporan mesti terlambat, saya harus membuat laporan. Laporannya kan tidak sesuai dengan kenyataan karena saya tidak tahu seluk beluknya RT itu. Solusinya saya karuhke. Apakah masih mau melanjutkan atau tidak, kalau tidak sanggup ya harus cari ganti atau cari yang bisa. Kebetulan dia bilang keberatan. Lalu dia cari orang yang khusus laporan. Alhamdulilah sampai sekarang sudah tertib. Soalnya kan kalau tidak ada laporan jadi laporan mengada-ada, kita jadi tidak sreg. PN : Kalau untuk pembentukan mitra kerja bagaimana Bu? NS : Kalau KKN ya mbantunya Cuma pas KKN aja, kita juga tidak bisa ngarani anak KKN kan juga butuh biaya, saya juga punya anak ya yang namanya kuliah kan biayanya banyak to mbak, jadi ya saya tidak bisa minta banyak. Jadi tak sampaikan aja apa yg di kerjakan kader lalu di suruh milih bagian mana yang bisa di bantu. Kemarin kan pas ada kegiatan TOGA, papan nama, atau apa itu bantu aja, kalau gak ada KKN ya udah gak ada. PSN dari dinas kesehatan, desa juga ada, kalau ada sidak dan kebetuan tidak ada jentiknya dapar Reward 500 ribu. Itu kan menyemangati kader. Jadi kader lebih semangat hadir, dan bekerja dengan sebaik-baiknya. Kalau KB dari Dinas dan BKKBN. Kalau Posyandu puskesmas juga, desa juga, dinkes juga, KB juga, semuanya banyak kalau kader. PN : Kalau dapat reward, biasanya uangnya dipakai untuk apa Bu? NS : Ya kita tabung, kalau pas ada alat yang rusak misalnya neraca, kan neraca banyak ada yang digantung, ada yang di meja, dan ada yang neraca di injak itu, biasanya rentan rusak. Kalau mengandalkan bantuan dan jatah dari pemerintah kan lama, kita gunain tabungan atau reward- reward kinerja. Dikit-dikit kan lama-lama kebeli. Kader kan sudah jiwanya. Kita tidak di gaji tapi kan kita malah bertanggungjawab. Kadang pulsa, bensin, tidak kehitung. Itu karena saya jadi banyak temen, seneng, bisa ke mana-mana pas jambore, studi banding kita berangkat tok kita udah dapat kesenangan sendiri. PN : Kalau Jambore itu apa Bu ilmu yang di dapat? NS : Di sana biasanya ada penghargaan dari pemerintah untuk Kelompok kader yang berprestasi, pemberian materi-materi yang dapat 215 meningkatkan ilmu kita tentang bagaimana kerja kader yang baik itu. Kadang juga ada motivator yang menyampaikan. Tapi tidak hanya itu saja mbak, yang paling seneng itu sharing sama temen-teman yang lain. Sesama kader kan ada suka dukanya, nanti kita belajar pengalaman dari kader lain di lain daerah gitu. 216 CATATAN WAWANCARA 8 Wawancara dengan Masyarakat Narasumber : EN Jabatan : Masyarakat Tanggal : Selasa, 3 Januari 2016 pukul 18.30-19.00 Tempat : Angkringan Padukuhan Kalipucang PN : Kalau pas pengecekan PSN, Kader Desa memberikan arahan tidak mbak ? NS : Pengarahannya biasa, kalau ada jentik nyamuk kita di suruh untuk lebih rajin membersihkan. Kalau bisa jangan sampai ada jentik nyamuk. Kalau memang ada jentik nyamuk kita diberi abate. PN : Kalau ada kasus DB gitu, biasanya gimana mbak penanganannya? NS : Nanti langsung di bawa ke puskesmas, nanti minta tolong Bu SH atau Bu GM biasanya dibantuin ngurus surat. PN : Tapi, kalau misalnya ibu mengurus sendiri bisa kan mbak? NS : Ya beda lah mbak, kalau saya kan cuma masyarakat biasa, kalau mengurus-ngurus surat misalnya BPJS dan rujukan-rujukan biasanya prosesnya lama. Harus ini itunya yang saya tidak mudeng. Kalau sama Bu GM kan sudah pengalaman jadi ngebel siapa-siapanya paham, jadi lebih cepat. 217 CATATAN WAWANCARA 9 Wawancara dengan Masyarakat Narasumber : YN Jabatan : Masyarakat Tanggal : Rabu, 4 Januari 2017 pukul 09.30-10.00 Tempat : Rumah YN PN : Bagaimana Bu, Bu SH itu kalau di masyarakat? NS : Ibu SH itu orangnya greteh nyenengke mbak, jadi kalau ada apa-apa kita minta tolong Bu SH. Arep siang apa malam Ibunya mau di mintain tolong. PN : Kalau tidak salah anak Ibu yang bernama Eva baru-baru ini terkena demam berdarah ya Bu, itu bagaimana penanganannya Bu NS : Kemarin di rencangi sama Ibu SH untuk mengurus serat bantuan, karena saya belum sempat ngurus. Soalnya tidak tahu caranya. Setiap hari saya jualan di Taman Pintar. Tidak sempat ngurusi surat. PN : Bagaimana menurut njenengan pembagian bantuan pemerintah kepada masyarakat, Bu NS : Kalau bantuan itu kan banyak, diurus sama ibu-ibu Kader. Kalau saya belum pernah mendapat kalau secara langsung, soalnya memang kebetulan saya dan Bapak kerja. Jadi ora meri nek tetangga pada dapat. Alhamdulilahnya kader pada pinter mengatur Bantuan biar tidak berebutan. Misalnya ada bantuan sembako, Kader memberikannya tidak melulu yang bener-bener miskin saja, tetapi di gilir, kalau udah dapat gentian yang belum dapat. PN : Berpindah topic ya Bu, kali ini saya mau menanyakan tentang Program PSN, apakah tempat ibuk juga ada program PSN ? NS : Iya, ada mbak, makanya saya sekarang juga sering membersihkan kamar mandi, ngeri juga kalau ada kasus demam berdarah PN : Biasanya kalau pas ada PSN, Kader Jumantik memberikan nasehat tidak Bu. NS : Iya, memberikan nasehat kalau ada temuan jentik-jentik. Kalau tidak ya di lanjut ke rumah yang lainnya. Bu ST kan selalu mewanti-wanti agar lingkungan ki harus tetap bersih, jangan sampai ada telur nyamuk. Bahaya dampake. 218 CATATAN WAWANCARA 10 Wawancara dengan Masyarakat Narasumber : WK Jabatan : Dukuh Tanggal : Senin, 6 Maret 2017 pukul 09.30-10.00 Tempat : Balai Desa Bangunjiwo PN : Bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap kinerja kader TKPK Pak ? NS : Saya sebagai dukuh, tidak bekerja banyak karena urusan pendataan kemiskinan yang paham kadernya. Kalau ada masalah baru saya terlibat membantu memecahkan. Masyarakat biasanya juga sudah nrimo ing pandum. Kader TKPK juga hanya memberi data ke pemerintah. Pemerintah yang menentukan, cuma kalau ada warga yang benar-benar membutuhkan pertolongan biasanya langsung ke ibu Kader untuk mengajukan biar kalau pas ada bantuan di utamakan. 219 CATATAN WAWANCARA 11 Masyarakat Kalipucang Narasumber : RC Jabatan : Masyarakat Tanggal : Senin, 6 Maret 2017 pukul 13.00-14.00 Tempat : Rumah PN : Bagaimana menurut sampeyan kinerja Kader TKPK ? NS : Bantuan yang didapat ayah saya yaitu bantuan budidaya ikan lele, tetapi berkelompok. Yang mengurus bantuannya Ibu Kader, ya bersyukur jadi bapak tidak menganggur, ada kegiatan dan pendapatan walau hanya sedikit. Kalau mengurus sendiri belum tentu bisa goal. PN : Lalu, bagaimana tahap-tahap pendaftarannya dulu mbak ? NS : Bapak kan wes suwe mboten nyambut damel mbak. Waktu itu kulo ketemu kalian bu GY. Terus kulo cerita nek Bapak saget angsal bantuan mboten. Alhamdulilahe bu GY sekitar selapan ngubungi kulo. Bu GY teng griyo kulo ngabari. PN : Berarti Bu GY bisa ditemui kapan saja ya mbak ? NS : Iya, kader teng ngriki memang loyal-loyal mbak, paham kalih tiyang alit. Nek wonten bantuan napa kemawon dibagi rata lan digilir 220 CATATAN WAWANCARA 12 Kader TKPK Kalipucang Narasumber : GY Jabatan : Kader TKPK Tanggal : Senin, 6 Maret 2017 pukul 16.00-17.00 Tempat : Rumah GY PN : Sudah berapa lama ibuk menjadi Kader TKPK NS : Sepertinya udah lama banget. Sudah sejak saya menikah tahun 1994 PN : Lalu bagaimana suka duka menjadi Kader TKPK Bu NS : Sukanya dapat membantu orang banyak, sudah dipercayai dan di tanya- tanyai, hehe PN : Di tanya-tanyai bagaimana Bu ? NS : Bagi saya menjadi Kader itu ya mengabdi saja mbak. Saya meluangkan waktu untuk keluarga saya di rumah. Tetapi tak jarang kalau di rumah saya selalu rame. Ada saja ibu-ibu atau bapak-bapak yang datang ke rumah untuk menanyakan macem-macem. Ya pekerjaan ini aku anggap nambah sedulur. PN : Apa saja yang ditanyakan warga ketika datang ke rumah Ibu? NS : Yak arena saya kader TKPK ya biasanya terkait bantuan, pengajuan bantuan, minta toling ngurusin surat ke Kantor Desa, dan lain-lainnya. saya juga dekat sama Pak AR, jadi warga malah sering tanya ke saya daripada ke Pak AR. PN : Bagaimana langkah ibu untuk mengajukan dana bantuan ? NS : Saya menulis proposal nduk, tapi saya sebenarnya tidak bisa. Saya meminta tolong sama anak saya yang masigh SMA, tapi ya namanya anak sekolah tugasnya banyak. Kalau pas anak saya sibuk saya minta tolong mbak-mbak rentalan. PN : Biayanya darimana Bu NS : Selama ini ada saja mbak dananya. Alhamdulilah pulsa, waktu, biaya tidak pernah saya pikirkan, Allah selalu ngasih, itu semua saya lakukan semata-mata, selama saya masih membantu orang lain, kenapa tidak nduk 221 LAMPIRAN 6. ANALISIS HASIL WAWANCARA 1. Bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat oleh Kader Desa di Desa Bangunjiwo? a. Bagaimana perencanaan program pemberdayaan masyarakat di Desa Bangunjiwo? PM : Peran LKMD sesuai UU No. 6 Tahun 2014 berbeda dengan dulu. Sekarang ada mekanisme musyawarah desa. Kalau dulu forum musyawarah perencanaan pembangunan domainnya LKMD sekarang tidak lagi karena kalau musyawarah desa wewenangnya BPD. Untuk merembuk hal yang bersifat strategis. LPMD hanya masuk dalam unsur peserta musyawarah desa. Peran LPMD mengawal penyusunan RPJM Desa sebagai sekertaris perumus. Ketuanya Carik Desa. Sekretarisnya ketua LPMD. Setelah RPJM Des di buat tersusun breakdown RKP Desa untuk masa 6 tahun. Setiap tahun di rinci menjadi RKP Des. LPMD berperan sebagai sekretaris, selanjutnya dibuat APBDes. LPMD diharapkan mampu menginisiasi kegiatan Forum musyawarah tingkat desa misalnya ada Pokgiat. Diharapkan LPMD berperan di situ. Tetapi pelaksanaannya masih kerja lintas sektor, semua aspek terlibat di dalamnya. Seperti yang kita pahami bahwa makna pemberdayaan adalah aksi bersama. Tidak bisa di bebankan oleh salah satu sektor. Misal Pemerintah Desa atau LPMD saja tetapi aksi bersama untuk memaksimalkan sumber daya yang ada untuk kesejahteraan desa. Kesimpulan : Tahap perencanaan program pemberdayaan masyarakat: 1. BPD menyelenggarakan musyawarah Desa untuk membahas mengenai RPJMDesa yang merupakan rencana program 6 tahunan 2. Setelah RPJMDes selesai dibuat, selanjutnya di breakdown menjadi program tahunan yang disebut RKPDesa. RKPDes dibuat atas dasar musyawarah pemerintah desa, LPMD, dan masyarakat yang tergabung dalam organisasi kemasyarakatan. 3. Setelah RKPDes terbuat dilanjutkan dengan pengalokasian dana dalam bentuk APBDes

b. Bagaimana pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Desa

Dokumen yang terkait

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Studi tentang pembinaan kader pembangunan Desa dalam menunjang keberhasilan pembangunan Desa di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang

0 10 55

HUBUNGAN KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

6 91 245

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA BRAYUT, KECAMATAN SLEMAN, KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

4 22 156

PERAN PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA KEBONAGUNG, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

17 72 197

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SENTRA PERTANIAN DI RUMAH PINTAR “PIJOENGAN” DESA SRIMARTANI, KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA.

0 1 184

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN DI DESA WISATA TEMBI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 6 177

Potensi Produksi Arang dari Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta | Purwanto | Jurnal Ilmu Kehutanan 1856 5888 1 PB

0 0 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MENAYU LOR, MRISI DAN BETON, TIRTONIRMOLO, KASIHAN, BANTUL DALAM PROGRAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DESA

0 1 6