Program Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN

119 2 Melaksanakan arisan yang merupakan salah satu media silaturahmi Kader Posyandu dalam satu desa. 3 Melaksanakan kegiatan kesenian yang ditujukan kepada anak-anak balita dan anak usia sekolah. Seperti pelatihan menari, latihan pentas seni, dan lain sebagainya 4 Melaksanakan kegiatan senam masal dan olahraga sejenis untuk meningkatkan kesehatan ibu-ibu 5 Membuka usaha yang dinaungi posyandu sebagai bentuk pemberdayaan ibu- ibu. 6 Melaksanakan kegiatan refreshing semulan sekali seperti rekresasi dan outbond. Berbagai bentuk kegiatan keorganisasian tersebut dilaksanakan sebagai bentuk loyalitas berorganisasi. Dengan berbagai agenda tersebut, kekompakan pengurus Posyandu akan terjaga dan dapat meningkatkan kualitas Program Posyandu yang sedang berlangsung.

c. Program Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN

Terselenggaranya program PSN merupakan bentuk dari kepedulian pemerintah dalam mengatasi wabah demam berdarah. Program ini dilaksanakan atas instruksi dari Dinas Kesehatan. Program PSN di Desa Bangunjiwo dilaksanakan oleh Kader Desa dan dikoordinir oleh Pemerintah Desa sebagai pemangku kebijakan. Adapun modal sosial yang tampak pada program ini adalah sebagai berikut, 120 1 Jaringan Jaringan yang terbentuk pada program PSN terdiri dari 13 aktor dengan visualisasi seperti Gambar 16. Gambar tersebut menunjukkan bahwa masing- masing aktor memiliki hubungan timbal balik yang sinergis. Pemegang peran terkuat dalam program PSN adalah Pemerintah Desa, Pegawai Rumah Sakit Daerah, Kader Desa dan Puskesmas. Wujud pembentukan jaringan pada program PSN pertama-tama melalui pemberian materi sosialisasi kepada Juru Pemantau Jentik Jumantik oleh Pemerintah Desa melalui Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Jumantik merupakan sebutan bagi Kader Desa yang melaksanakan program PSN. Setelah Kader Jumantik memahami dan siap melakukan sosialisasi kepada masyarakat, selanjutnya pembentukan tim terkecil yakni TIM Kader Jumantik di tiap-tiap RT. Dalam pembentukanya, Dukuh memiliki peran penting untuk melakukan seleksi warga yang layak menjadi Kader Jumantik. Data mengenai keadaan rumah warga yang sudah dikumpulkan oleh Tim Kader Jumantik RT selanjutnya dikumpulkan kepada Tim Jumantik Padukuhan untuk dilaporkan kepada Pemerintah Desa Bangunjiwo dan Dinas Kesehatan. 121 Gambar 16. Jaringan Program PSN Selain melakukan pendataan, Kader Jumantik juga berperan dalam menangani temuan wabah demam berdarah. Jika dalam suatu padukuhan terdapat warga yang mengalami demam berdarah, Kader Jumantik memiliki tugas untuk melaporkan kepada instansi kesehatan seperti puskesmas maupun Dinas Kesehatan. Jika dalam jangka waktu sebulan terjadi minimal tiga kasus demam berdarah, Kader Jumantik melaporkan kepada Pemerintah Desa dan Dinas Kesehatan. Langkah utama yang dilakukan oleh Pemerintah dan Dinas Kesehatan adalah melakukan vogging. Vogging bukan jalan satu-satunya pemberantasan nyamuk yang paling baik, sehingga pelaksanaannya hanya dilakukan jika suatu daerah benar-benar telah ditemukan kasus. Kasus terjadinya wabah demam berdarah dianggap sebagai salah satu wabah yang harus dilakukan penanganan khusus. Saat ini peran Kader Desa adalah memantau dan menganjurkan kepada masyarakat agar selalu melakukan pencegahan. Jika wabah tersebut terjadi, kader desa mengarahkan penderita dan PEMDES 122 keluarga penderita untuk melakukan pengobatan pertama melalui Puskesmas. Jika puskesmas tidak dapat diakses, seperti hari libur atau gawat darurat kader desa mengarahkan penderita ke klinik kesehatan terdekat. Jika penderita tergolong warga miskin, maka kader desa akan membantu ngengurus surat-surat yang bisa meringankan biaya penderita, salah satunya dengan menghubungi pihak asuransi nasional atau Badan BPJS. Hasil wawancara kepada masyarakat Desa Bangunjiwo menyatakan bahwa beberapa warga masih tergantung kepada Kader Desa dalam hal pengurusan surat-surat dan kelengkapan untuk mengurus biaya rumah sakit menggunakan asuransi BPJS seperti yang disampaikan EN berikut ini, Nanti langsung di bawa ke puskesmas, nanti minta tolong Bu SH atau Bu GM biasanya dibantuin ngurus surat.” … “Ya beda lah mbak, kalau saya kan cuma masyarakat biasa, kalau mengurus-ngurus surat misalnya BPJS dan rujukan- rujukan biasanya prosesnya lama. Harus ini itunya yang saya tidak mudeng. Kalau sama Bu GM kan sudah pengalaman jadi ngebel siapa-siapanya paham, jadi lebih cepat CW 8 3012016. Ulasan dari EN tersebut dikuatkan dengan pendapat dari Y N berikut ini, “… Kemarin di rencangi sama Ibu SH untuk mengurus serat bantuan, karena saya belum sempat ngurus. Soalnya tidak tahu caranya. Setiap hari saya jualan di Taman Pintar. Tidak sempat ngurusi surat.” CW 9, 3012016 Meskipun peran Kader Jumantik sangat penting dalam program PSN, akan tetapi jaringan yang dibentuk oleh seperti yang ditampilkan pada Gambar 13. Hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa meskipun Kader Desa telah mengembangkan jaringan ke berbagai sektor, namun dalam pelaksanaannya kader jumantik masih bergantung pada pihak medis. Saat ini program PSN berfokus pada pendataan kondisi 123 lingkungan wilayah untuk dilaporkan kepada Pemerintah Desa dan Dinas Kesehatan sebagai titik sentral penanganan kasus. 2 Kepercayaan Program Pemberantasan sarang nyamuk yang dilaksanakan di Desa Bangunjiwo pada dasarnya merupakan kegiatan rutin pengecekan kebersihan rumah warga agar terhindar dari bahaya wabah demam berdarah. Tugas yang diberikan kepada Kader Jumantik yakni melakukan pengecekan setiap dua minggu sekali ke rumah warga, melakukan pengumpulan data, dan pelaporan apabila ditemukan wabah demam berdarah. Agar proses pengecekan rumah warga berjalan dengan baik, pemerintah desa melakukan sidak atau operasi secara mendadak kepada padukuhan-padukuhan yang terjadwal melakukan aktivitas pengecekan. Apabila ketika sidak Kader Jumantik melakukan tugas sesuai prosedur dan terbukti rumah warga dalam keadaan bersih atau tidak ada temuan jentik-jentik nyamuk, padukuhan tersebut mendapatkan reward yang diberikan ketika rapat desa. Pemberian reward ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan dan penghargaan kepada Kader Desa yang melaksanakan tugasnya dengan baik. Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada Kader Desa dalam program PSN berupa kebersediaan warga turut berpartisipasi dalam berlangsungnya program ini. Partisipasi warga meliputi turut serta menjaga kebersihan lingkungan dan melapor apabila menemukan warga yang terkena demam berdarah. Kader Jumantik dalam prakteknya juga membantu warga yang mengalami demam berdarah untuk melakukan pengobatan dan pertolongan. 124 Perbantuan tersebut terkait permohonan rujukan dari puskesmas ke Rumah Sakit Daerah dan pengajuan keringanan biaya bagi warga miskin. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap RT memiliki minimal empat kader jumantik, keempat kader tersebut bekerja secara bersama-sama. Bentuk kepercayaan yang terjalin yakni mereka saling membantu satu sama lain dalam melaksanakan kegiatan. Jika salah satu berhalangan hadir, maka tim jumantik dapat mengganti jadwal pengecekan agar dapat hadir semua. Akan tetapi, pergantian hari tersebut tidak boleh melebihi batas waktu yang telah ditentukan. 3 Resiprositas Wujud resiprositas yang terbentuk dalam program PSN belum dapat terlihat dengan jelas dikarenakan program PSN belum mampu membentuk ikatan kekeluargaan yang erat antara Kader Desa dan masyarakat sasarannya. Kegiatan PSN yang berjalan sebatas pengecekan pelaksanaan 3M Plus yang dilakukan oleh masyarakat sasaran. Bentuk tindakan saling tukar menukar kebaikan merupakan suatu wujud kekeluargaan yang harmonis antara kedua belah pihak yang saling berinteraksi, sedangkan untuk melaksanakan kegiatan PSN belum memerlukan ikatan yang kuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan EN menunjukkan bahwa ketika dalam proses pengecekan jentik nyamuk, pemberian arahan dan masukan kepada masyarakat masih bersifat umum, belum menunjukkan rasa kepedulian yang erat. EN mengungkapkan, “Pengarahannya biasa, kalau ada jentik nyamuk kita di suruh untuk lebih rajin membersihkan. Kalau bisa jangan sampai ada jentik nyamuk. 125 Kalau memang ada jentik nyamuk kita diberi abate ” CW 8, 312017. Pernyataan EN selanjutnya dikuatkan oleh YN, “Iya, memberikan nasehat kalau ada temuan jentik-jentik. Kalau tidak ya di lanjut ke rumah yang lainnya ” CW 9, 412017. Kurang eratnya kekeruargaan dan resiprositas merupakan bentuk yang wajar dikarenakan sampai saat ini peristiwa wabah demam berdarah belum terjadi. Beberapa kasus demam berdarah di beberapa padukuhan dapat diatasi sehingga kasus yang terjadi tidak berlarut-larut. Oleh sebab tu, pengecekan dan penyuluhan dilaksanakan sewajarnya. 4 Nilai dan Norma Program PSN di Desa Bangunjiwo saat ini berlum berkembang dengan pesat. Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan masih terbatas pada pengecekan kebersihan lingkungan agar terhindar dari wabah demam berdarah. Norma dan nilai yang berlaku pada program ini hampir sama dengan program-program yang lain. Intensitas pertemuan yang dilakukan kader pada dasarnya sekitar dua minggu sekali pada waktu melakukan kegiatan pemeriksaan jentik di rumah warga. Pertemuan yang berhubungan dengan keorganisasian secara khusus masih belum dilakukan, sehingga nilai dan nirma yang timbul pada program ini belum tampak jelas. Sebagai program yang digagas oleh Dinas kesehatan dan atas prakarsa dari pemerintah desa, program PSN memiliki nilai yang paling kental yakni mengenai pentingnya menjaga kesehatan. Dilanjutkan dengan nilai kerjasama dalam sebuah tim. Meskipun kerjasama yang terjalin belum erat, namun nilai ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program. Uraian singkat mengenai kedua nilai tersebut dapat dilihat sebagai berikut, 126 a Nilai Pentingnya Menjaga Kesehatan Nilai mengenai pentingnya menjaga kesehatan lazim digunakan dalam program ini sesuai dengan tugasnya yakni menjaga kebersihan lingkungan. Adanya program ini merupakan bentuk antisipasi wabah demam berdarah yang meresahkan warga. Dengan adanya Kader Jumantk diharapkan semua warga dapat turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kader Jumantik dianggap sebagai aktor yang menjadi suri tauladan warga masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, seperti yang diungkapkan “YN” berikut ini, Iya, memberikan nasehat kalau ada temuan jentik-jentik. Kalau tidak ya di lanjut ke rumah yang lainnya. Bu ST kan selalu mewanti-wanti agar lingkungan ki harus tetap bersih, jangan sampai ada telur nyamuk. Bahaya dampake.CW 9, 412017. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh EN seperti berikut, Pengarahannya biasa, kalau ada jentik nyamuk kita di suruh untuk lebih rajin membersihkan. Kalau bisa jangan sampai ada jentik nyamuk. Kalau memang ada jentik nyamuk kita diberi abate. Tapi kita juga malu kalau pas di oeriksa kamar mandi njembrung CW 8, 312017 Pemberian suri tauladan bagi warga masyarakat merupakan salah satu cara yang manjur diberikan, karena perilaku hidup sehat tidak hanya cukup disadarkan melalui sosialisasi saja. b Nilai Kerjasama dalam Tim Nilai kerjasama dalam tim tumbuh karena tugas sebagai Kader Desa memerlukan kekompakan dan kerjasama yang erat antara individu satu dengan yang lainnya. jumlah Kader Jumantik dalam satu RT berkisar antara 4-5 orang, tergantung luas wilayah dan topografi wilayahnya. Kerjasama yang erat tersebut 127 akan melancarkan kegiatan pengecekan dan pelaporan. Kurangnya kekompakan dalam tim sering memunculkan berbagai permasalahan, seperti pelaporan terlambat, pengecekan tidak sesuai jadwal, ada kasus demam berdarah yang tidak tertangani, dan permasalahan sejenisnya. Untuk tetap meningkatkan kerjasama dalam tim, Kader Jumantik selalu mengusahakan agar kekompakan selalu terjaga, seperti yang diungkapkan SH berikut ini, Apalagi kalau kita bisa serentak mungkin akan lebih bagus. Tapi mungkin kalau untuk serentak itu masih susah. Mungkin ada yang minggu ini kok sana bisa sini enggak. Jadi sekarang kita gentian. Tiap-tiap RT sudah menyampaikan kapan akan melakukan pemantauan. Saya tinggal terima laporan nanti juga kadang bersama-sama CW 6, 29122016. Meskipun tidak serentak dalam melaksanakan pemantauan jentik-jentik rumah warga, Kader Desa mengusahakan agar pelaporan tetap bersama-sama sebagai wujud pertemuan rutin Kader Jumantik dalam satu kelompok.

d. Program Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan TKPK

Dokumen yang terkait

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Studi tentang pembinaan kader pembangunan Desa dalam menunjang keberhasilan pembangunan Desa di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang

0 10 55

HUBUNGAN KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

6 91 245

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA BRAYUT, KECAMATAN SLEMAN, KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

4 22 156

PERAN PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA KEBONAGUNG, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

17 72 197

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SENTRA PERTANIAN DI RUMAH PINTAR “PIJOENGAN” DESA SRIMARTANI, KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA.

0 1 184

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN DI DESA WISATA TEMBI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 6 177

Potensi Produksi Arang dari Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta | Purwanto | Jurnal Ilmu Kehutanan 1856 5888 1 PB

0 0 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MENAYU LOR, MRISI DAN BETON, TIRTONIRMOLO, KASIHAN, BANTUL DALAM PROGRAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DESA

0 1 6