160 menciptakan Kader Desa yang mampu melaksanakan program pemberdayaan
dengan baik dan berkelanjutan.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan hasil yang maksimal, namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penelitian ini
terdapat kekurangan dan keterbatasan antara lain, a. Peneliti menemukan fenomena yang menarik mengenai kegiatan posyandu,
khususnya posyandu remaja. Akan tetapi dalam penelitian ini hanya dibahas proses pelaksanaannya secara umum. Diharapkan penelitian berikutnya dapat
melakukan penelitian khusus mengenai Posyandu Remaja di Desa Bangunjiwo secara lebih menyeluruh.
b. Penelitian ini berfokus pada program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kader Desa terutama di bidang kemiskinan dan kesehatan. Akan
tetapi peneliti juga menemukan fenomena pemberdayaan masyarakat yang khas dimiliki oleh Desa Bangunjiwo yakni mengenai pemberdayaan masyarakat di
bidang kebudayaan yang belum dapat diulas dalam penelitian ini.
161
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai modal sosial Kader Desa dalam program pemberdayaan masyarakat di Desa Bangujiwo, maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Desa Bangunjiwo yakni Program Peran Pembantu Keluarga Berencana Desa
PPKBD, Program Pos Pelayanan Terpadu Posyandu, Program Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN, dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan TKPK.
Proses jalannya program terdiri dari tiga tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Proses perencanaan diawali dengan pembentukan Kader Desa, pelatihan Kader Desa, pembuatan buku administrasi, dan persiapan sarana prasarana. Proses
pelaksanaan berbeda-beda sesuai dengan program masing-masing. Pada dasarnya proses Pelaksanaan secara umum terdiri dari 1 pendataan warga, 2 pelayanan
warga, dan 3 pelaporan hasil data. Pada program Posyandu, pelaksanaan program sudah pada tingkat pemupukan kesejahteraan kelompok. Evaluasi yang dilakukan
yakni dengan melakukan kumpul kader padukuhan, kumpul kader Desa, dan evaluasi secara insidental jika diperlukan. Terdapat kesamaan proses pada tahap
perencanaan dan evaluasi, dikarenakan berbagai program tersebut dikoordinir oleh Pemerintah Desa, sehingga perlakuan yang diberikan Pemerintah Desa hampir
sama.