40 4 Output, yaitu hasil akhir setelah proses pemberdayaan dilakukan untuk
mencapai kompetensi. 5 Outcome, yaitu nilai manfaat yang ditimbulkan setelah melakukan
pemberdayaan, baik yang sesuai dengan kompetensi maupun tidak. Pendekatan CIPOO tersebut selanjutnya dapat diringkas menjadi tiga tahap
utama yakni Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi sesuai dengan penelitian Akbarian 2015: 33 sebagai berikut:
1 Perencanaan, yakni proses mengurutkan rangkaian suatu kegiatan dengan mempertimbangkan langkah-langkah yang akan dilakukan agar kegiatan dapat
berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 2 Pelaksanaan, merupakan aktivitas atau usaha-usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan rencana dan kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya melalui perencanaan.
3 Evaluasi, merupakan
proses sistematis
dan berkelanjutan
untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasi dan menyajikan informasi
tentang suatu program untuk digunakan sebagai dasar membuat keputusan menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya agar dapat
berjalan dengan baik.
e. Strategi Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat harus dilaksanakan melalui tata cara yang telah dirumuskan sebelumnya. Strategi diperlukan sebagai penentu efektivitas dan
efisienitas suatu program. Kindervetter 1979: 49 mengemukakan bahwa terdapat
41 lima strategi dalam proses pemberdayaan masyarakat yakni:
1 Need Oriented, merupakan pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan. 2 Endogeneus, merupakan pendekatan yang berorientasi pada kondisi atau
kenyataan yang ada di lapangan. 3 Self Reliance, yakni pendekatan yang berorientasi pada kemampuan seseorang.
4 Ecologically Sound, yakni pendekatan yang memperhatikan aspek lingkungan. 5 Based on Structural Transformation, yakni pendekatan yang berorientasi pada
struktur dan sistem. Berbagai strategi tersebut dapat digunakan sesuai dengan konteks
pemberdayaan yang digunakan. Dapat pula melakukukan kombinasi dari berbagai strategi agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan. Ketepatan strategi
yang digunakan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai, oleh sebab itu pengkajian mengenai strategi perlu dilakukan setelah pemberdaya melakukan
perencanaan.
f. Indikator Pemberdayaan
Menurut Sumardjo dalam Nabiel, 2016: 36 pemberdayaan masyarakat mengandung dua kecenderungan yaitu kecenderungan primer dan sekunder.
Kecenderungan primer adalah proses pemberdayaan yang menekankan pada proses pemberian atau mengalihkan sebagian kekuatan kepada individu atau masyarakat
agar lehih berdaya. Sedangkan kecenderungan sekunder adalah penekanan pada proses menstimulasi, mendorong, dan memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan untuk menjadi apa yang diinginkannya.
42 Adapun ciri-ciri masyarakat yang telah berdaya yaitu :
1 Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan mengantisipasi kondisi perubahan ke depan.
2 Mampu mengarahkan dirinya sendiri. 3 Memiliki kekuatan untuk berunding.
4 Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan, dan bertanggungjawab atas tindakannya.
Sumardjo menjelaskan bahwa masyarakat berdaya ialah masyarakat yang tahu, mengerti, paham termotivasi, berkesempatan memanfaatkan peluang, berenergi,
mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi, dan mampu
bertindak sesuai dengan situasi. Sehingga, untuk melaksanakan berbagai ciri tersebut seseorang yang belum berdaya perlu diberikan pemberdayaan secara terus
menrus dengan
mengoptimalkan kinerja
aktor pemberdaya
secara bertanggungjawab.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Setelah peneliti mengamati beberapa penelitian terdahulu, maka dapat dirinci penelitian yang relevan yakni:
1. Penelitian Malik Dwiningrum 2014, tentang pemberdayaan masyarakat di Desa Vokasi menyatakan: a pelaksanaan pemberdayaan meliputi seleksi
wilayah, sosialisasi dan pembentukan pengurus, identifikasi dan pembentukan kelompok. b Hasil program berupa peningkatan kecakapan vokasi dan