42 Adapun ciri-ciri masyarakat yang telah berdaya yaitu :
1 Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan mengantisipasi kondisi perubahan ke depan.
2 Mampu mengarahkan dirinya sendiri. 3 Memiliki kekuatan untuk berunding.
4 Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan, dan bertanggungjawab atas tindakannya.
Sumardjo menjelaskan bahwa masyarakat berdaya ialah masyarakat yang tahu, mengerti, paham termotivasi, berkesempatan memanfaatkan peluang, berenergi,
mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi, dan mampu
bertindak sesuai dengan situasi. Sehingga, untuk melaksanakan berbagai ciri tersebut seseorang yang belum berdaya perlu diberikan pemberdayaan secara terus
menrus dengan
mengoptimalkan kinerja
aktor pemberdaya
secara bertanggungjawab.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Setelah peneliti mengamati beberapa penelitian terdahulu, maka dapat dirinci penelitian yang relevan yakni:
1. Penelitian Malik Dwiningrum 2014, tentang pemberdayaan masyarakat di Desa Vokasi menyatakan: a pelaksanaan pemberdayaan meliputi seleksi
wilayah, sosialisasi dan pembentukan pengurus, identifikasi dan pembentukan kelompok. b Hasil program berupa peningkatan kecakapan vokasi dan
43 pengembangan kelompok usaha. c dampak program berupa peningkatan
ekonomi, status sosial, dan perubahan budaya. d faktor pendukung internal adalah tingginya target meningkatkan kualitas hidup. Pemberdayaan
Masyarakat yang dilakukan berfokus pada proses kegiatan, akan tetapi dalam penelitian ini tidak menerapkan modal sosial.
2. Penelitian Rukmi 2014, tentang peran modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
UUPKS menyatakan : a modal sosial yang berasal dari budaya sehari-hari masyarakat Sendangtirto memiliki peran dalam kemajuan kelompok UPPKS,
b kelompok yang berhasil mendapatkan beberapa kali pinjaman adalah kelompok yang modal sosialnya lebih kuat, c kelompok yang masih berjalan
namun belum mengalami kemajuan yang signifikan adalah kelompok yang belum memiliki solidaritas, d kelompok yang gagal adalah kelompok yang
tidak berhasil mengembalikan secara penuh penguatan modal yang telah diberikan. Ide dari penelitian Maharani terfokus pada bagaimana proses
penggunaan modal sosial dalam program UPPKS, modal sosial yang diteliti merupakan modal sosial secara keseluruhan, tidak diklasifikasikan atas unsir-
unsur modal sosial. 3. Penelitian Bahrudin 2013 tentang modal sosial pengrajin bambu di Desa
Gilangharjo, Pandak, Bantul menunjukkan usaha kerajinan bambu di Desa Gilangharjo mampu berkembang dikarenakan adanya modal sosial yang
terjalin. Ide dari penelitian Sambas didasarkan pada penggunaan modal sosial untuk menghasilkan produk dan mengembangkan usaha.
44 4. Penelitian Yuanjaya 2014 tentang modal sosial dalam gerakan lingkungan
menunjukkan: a kepercayaan di kampong Gambiran sangat baik secara internal maupun eksternal, sedangkan di Kampung Gondolayu Lor sangat
rendah, b jaringan sosial di Kampung Gambiran kuat secara internal dan dan eksternal, sedangkan di Kampung Gondolayu Lor sangat Lemah, c
resiprositas di Kampung Gambiran berupa perubahan kondisi, perilaku, dan sosial ekonomi, sedangkan di Kampung Gondolayu Lor masyarakat mengejar
keuntungan ekonomi dari proyek, d konsistensi mematuhi norma dan nilai lingkungan di Kampung Gambiran menjadi pedoman dalam berperilaku
sedangkan di Kampung Gondolayu Lor tidak memiliki norma dan nilai lingkungan, e Tindakan yang proaktif di Kampung Gambiran, antisipasi
sangat tinggi diiringi inisiatif dan inovasi, baik berupa tenaga, dana, waktu, loyalitas, dan lain-lain, sedangkan di Kampung Gondolayu Lor partisipasi telah
jauh menurun tanpa inovasi. Ide dari penelitian Pandhu adalah melakukan komparasi antara dua wilayah dilihat dari penggunaan unsur-unsur modal
sosial. 5. Penelitian Rosida 2014 tentang mekanisme bekerjanya modal sosial dalam
mengembangkan Desa Wisata Candran sebagai sarana peningkatan pendapatan masyarakat menunjukkan: a kepercayaan yang tinggi terhadap sesame
masyarakat khususnya yang tergabung dalam Desa Wisata Candran, b Adanya partisipasi aktif dari masyarakat, c adanya sikap timbal balik kebaikan
reciprocity antar masyarakat bahkan hingga pihak luar, d memiliki jaringan kemitraan yang luas dan kuat baik internal maupun eksternal, e memiliki
45 konsistensi terhadap nilai dan norma yang relatif stabil. Gagasan penelitian Idah
adalah mengidentifikasi berbagai unsur-unsur modal sosial yang diterapkan di lokasi penelitian dan melihat bagaimana mekanisme yang dilakukan
masyarakat dalam penggunaan modal sosial. 6. Penelitian dari Tohani 2014 tentang pemanfaatan modal sosial social capital
dalam program pendidikan Desa Vokasi di Gemawang Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa permasalahan modal sosial yang dilakukan kelompok
lebih cenderung bersifat mengikat dengan para aktor wirausaha yang masih minim. Oleh karenanya, pengembangan program pendidikan ini perlu
dilakukan dengan mendasarkan pada pemanfaatan modal sosial yang mampu memberikan dampak yang lebih besar.
Mengacu pada hasil penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki keunikan pada variabel Kader Desa. Saat ini penelitian
mengenai Kader Desa sebagai aktor pemberdaya masyarakat masih minim dilakukan. Kombinasi kedua variabel, yaitu modal sosial dan Kader Desa menjadi
kombinasi yang menarik untuk di teliti dan dapat menjadi rujukan untuk mengatasi berbagai masalah mengenai Kader Desa di masa yang akan datang.
C. Kerangka Berpikir