Tipologi Modal Sosial Manfaat Modal Sosial

20 4 Nilai dan Norma value and norm Nilai dimaknai sebagai ide atau gagasan yang dimaknai dan dipercaya secara turun temurun yang dianggap benar dan merupakan warisan dari nenek moyang. Nilai-nilai tersebut antara lain etos kerja, harmoni, kompetisi, dan petisi. Selain itu, nilai kesetiakawanan juga merupakan salah satu motor penggerak suatu kelompok agar dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Norma merupakan seperangkat aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh anggota- anggota dalam suatu kelompok. Jika seseorang melanggar norma, akan mendapatkan sanksi disepakati oleh anggota kelompok sehingga seseorang akan cenderung untuk mengikuti norma yang berlaku. Nilai dan Norma merupakan kesatuan yang saling mempengaruhi dalam modal sosial.

d. Tipologi Modal Sosial

Menurut Woolcock dalam Gilchrist 2009: 12, modal sosial dibagi atas tiga tipologi yaitu : 1 Modal sosial yang mengikat bounding social capital, yaitu modal sosial yang timbul akibat adanya perekat yang kuat dalam sistem kemasyarakatan. Perekat tersebut meliputi nilai, kultur, persepsi, tradisi, dan hubungan kekerabatan. 2 Modal sosial yang menjembatani bridging social capital, yaitu modal sosial yang timbul sebagai reaksi atas berbagai macam karakteristik kelompoknya. Modal sosial ini mendorong untuk membangun kelompok baru melalui ikatan berupa institusi atau mekanisme. 21 3 Modal sosial yang menghubungkan linking social capital, merupakan hubungan sosial yang memiliki karakter adanya hubungan di antara beberapa level dari kekuatan sosial maupun status sosial yang ada di dalam masyarakat.

e. Manfaat Modal Sosial

Menurut Marwani dalam Theresia, 2014: 49 menyebutkan bahwa keberadaan modal sosial dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi bekerjanya komunitas atau kelompok. Secara terperinci, manfaat tersebut yakni: 1 memberikan kemudahan dalam mengakses informasi, 2 menjadi media pembagian kekuasaan dalam komunitas, 3 mengembangkan solidaritas, 4 memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas, 5 memungkinkan pencapaian bersama, dan 6 membentuk perilaku kebersamaan dan berorganisasi komunitas. Meskipun kontribusi modal sosial tidak dapat diukur secara kuantitas, namun peranannya sangat penting untuk keberhasilan suatu kelompok. Sejalan dengan pandangan Gilchrist, 2009: 13 yang menekankan fokus pemanfaatan modal sosial terhadap jejaring di dalam komunitas. Gilchrist mengungkapkan bahwa banyak orang yang bergabung di dalam komunitas untuk mendapatkan keuntungan diantaranya mendapatkan perasaan saling memiliki, berkonsultasi dengan rekan di dalam kelompok untuk meningkatkan kualitas hidup, membantu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, dan dengan mengikuti sebuah kelompok seseorang akan mudah melakukan aktivitas secara lebih efektif dan efisien. 22 Penelitian Coleman 2009: S95 berfokus pada pemanfaatan social capital dalam pembentukan human capital. Coleman mendefinisikan modal sosial sebagai sumber penting bagi para individu dan sangat mempengaruhi kemampuan mereka untuk bertindak meningkatkan kualitas hidupnya atau sering disebut sebagai human capital. Lebih lanjut Coleman menggambarkan bahwa modal sosial dapat memudahkan pencapaian tujuan yang sulit dicapai. Modal sosial terbentuk ketika relasi antara manusia mengalami perubahan positif yang membuat seseorang mudah melakukan tindakan. Seperti halnya sumber daya manusia, modal sosial juga tidak memiliki wujud yang real, namun dapat dirasakan melalui keterampilan dan pengetahuan dalam memudahkan kegiatan dan membentuk jejaring atau relasi antar manusia.

2. Kader Desa

Dokumen yang terkait

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Studi tentang pembinaan kader pembangunan Desa dalam menunjang keberhasilan pembangunan Desa di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang

0 10 55

HUBUNGAN KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

6 91 245

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA BRAYUT, KECAMATAN SLEMAN, KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

4 22 156

PERAN PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA KEBONAGUNG, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

17 72 197

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SENTRA PERTANIAN DI RUMAH PINTAR “PIJOENGAN” DESA SRIMARTANI, KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA.

0 1 184

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN DI DESA WISATA TEMBI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 6 177

Potensi Produksi Arang dari Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta | Purwanto | Jurnal Ilmu Kehutanan 1856 5888 1 PB

0 0 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MENAYU LOR, MRISI DAN BETON, TIRTONIRMOLO, KASIHAN, BANTUL DALAM PROGRAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DESA

0 1 6