Bagaimana proses evaluasi program pemberdayaan masyarakat di Desa

223

c. Bagaimana proses evaluasi program pemberdayaan masyarakat di Desa

Bangunjiwo? EY : Masing-masing desa mengevaluasi kelurahannya itu sendiri dengan dasar Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2015 tentang evaluasi perkembangan desa dan kelurahan. Lalu ditindaklanjuti kecamatan dengan memilih desa yang paling baik. Bantul terdiri dari 75 desa dan 17 kecamatan. Dari 17 kecamatan, masing-masing memilih 1 desa sehingga ada 17 desa yang dilombakan. Prosesnya yaitu 1 paparan lurah desa terkait pembangunan selama dua tahun misal lomba tahun ini berarti data yang dilombakan tahun 2015-2016 2 paparan cariksekretaris desa terkait profil desa. 3 menentukan 6 besar desa yang berprestasi. Lalu di cek lapangan oleh tim yuri. Tim yuri melibatkan SKPD kab. Bantul dari Polres, Kodim sebagai keamanan. Indikator penilaian ada 3 aspek evaluasi 4 Bidang pemerintahan desa dan kelurahan yang terdiri dari pemerintahan; kinerja; inisiatif dan kreatifitas dalam pemberdayaan masyarakat; dan desa dan kelurahan berbasis teknologi informasi; dan pelestarian adat dan budaya. 5 Evaluasi bidang kewilayahan desa meliputi identitas, batas, inovasi, dan tanggap siaga bencana. 6 Evaluasi bidang kemasyarakatan desa meliputi partisipasi masyarakat; lembaga kemasyarakatan; pemberdayaan kesejahteraan keluarga; keamanan dn ketertiban; pendidikan; kesehatan; ekonomi; penanggulangan kemiskinan; dan peningkatan kapasitas desa. SK : Kalau evaluasi khusus selama ini tidak ada, hanya saja biasanya Kader tiap tanggal 25 kumpul di kantor pemerintahan untuk koordinasi dan temu kader. Disana akan dibahas mengenai siapa saja kader yang kurang pelayanannya kepada masyarakat dan pemberian bimbingan dari pihak pemerintah desa agar dapat meningkatkan pelayanannya. Secara lebih detail kamu bisa tanya kepada Pak Kesra. SW : Evaluasi dilaksanakan tiap tanggal 25 untuk rapat koordinasi, laporan penimbangan, dan lain-lainnya. SH : Misalnya pas pendataan kan kompleks ya ada data dan tiap bulan harus ada laporan misalnya laporan KB, laporan kelahiran, laporan kehamilan, kalau ada satu RT yang tidak pernah laporan padahal ada kejadian na itu kan “Gimana nih RT 1, 2, 3, 4??” terus 224 jadi nanti mungkin saya kan. Dulu pernah ada satu RT yang kalau laporan mesti terlambat, saya harus membuat laporan. Laporannya kan tidak sesuai dengan kenyataan karena saya tidak tahu seluk beluknya RT itu. Solusinya saya karuhke. Apakah masih mau melanjutkan atau tidak, kalau tidak sanggup ya harus cari ganti atau cari yang bisa. SW : …kalau ada kader yang bagus koordinator kader lapor ketua LPMD di rapat LPMD. Koor kader ikut hadir menyampaikan permasalahan. Kesimpulan Evaluasi program pemberdayaan masyarakat Kabupaten Bantul dilaksanakan melalui Permendagri No. 81 tahun 2015 tentang evaluasi perkembangan desa dan kelurahan dengan aspek yang dievaluasi meliputi: d Bidang pemerintahan desa dan kelurahan yang terdiri dari pemerintahan; kinerja; inisiatif dan kreatifitas dalam pemberdayaan masyarakat; dan desa dan kelurahan berbasis teknologi informasi; dan pelestarian adat dan budaya. e Evaluasi bidang kewilayahan desa meliputi identitas, batas, inovasi, dan tanggap siaga bencana. f Evaluasi bidang kemasyarakatan desa meliputi partisipasi masyarakat; lembaga kemasyarakatan; pemberdayaan kesejahteraan keluarga; keamanan dn ketertiban; pendidikan; kesehatan; ekonomi; penanggulangan kemiskinan; dan peningkatan kapasitas desa. Saat ini evaluasi yang dilakukan oleh Desa Bangunjiwo adalah melakukan musyawarah desa setiap sebulan sekali untuk setiap program pemberdayaan. Musyawarah desa tersebut dilakukan untuk 1 koordinasi mengenai pelaksanaan program 2 penyampaian laporan pelaksanaan dan hambatan-hambatan yang terjadi serta 3 pemberian pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan baik secara langsung maupun tindak langsung kepada Kader yang dikelompokkan di dalam TPM. Selain evaluasi melalui musyawarah, evaluasi kinerja kader juga dilakukan oleh Ketua Kader kepada Kader yang memiliki performa atau kinerja kurang bagus, Ketua Kader akan menanyakkan mengenai kesiapannya menjadi kader, apabila memang Ia tidak siap, Ketua Kader akan mencari Kader pengganti. 225 2. Bagaimana pendayagunaan modal sosial oleh Kader Desa dalam program pemberdayaan masyarakat di Desa Bangunjiwo? a. Bagaimana kepercayaan yang terjalin dalam kelompok Kader Desa? Kepercayaan Pemerintah Kepada Kader Desa PM : “… Buktinya apa? di dalam proses penyusunan perencanaan itu masih didominasi oleh temen-temen yang ada di pemerintahan desa. Masyarakat luas dan LPMD yang ada hanya manut dari konsepnya pemerintah desa yang ada karena mereka belum tau bagaimana ilmu tentang komunikasi partisipatif, dan tidak mengupdate pengetahuan juga. Seperti itu.” SW : “Kader dilandasi kepercayaan, yang menyaring masyarakat, kalau kinerja gak bagus l angsung di ganti oleh RT nya.” EY : “…kader mengelola dana, kekurangan dan kebutuhan disampaiakan oleh kader.” WK : “…Kamu ketemu Bu SH aja, RT 5, mangke wis luweh jelas, Bu SH niku malah paham masalah kependudukan dan seluk beluk padukuhan.” PM : Peran LPMD mengawal penyusunan RPJM Desa sebagai sekertaris perumus. Ketuanya carik desa. Sekretarisnya ketua LPMD. Kepercayaan dalam Kelompok Kader Desa SH : “ … Susah senangnya ya kita tanggung bersama, kan kita kerja satu tim, ya harus kompak. Kalau ada yang tidak hadir ya kita maklumi, kita back up tugasnya.” ST : : “ … Dulu pernah ada satu RT yang kalau laporan mesti terlambat, … Solusinya saya karuhke. Apakah masih mau melanjutkan atau tidak, kalau tidak sanggup ya harus cari ganti atau cari yang bisa.” Kepercayaan Masyarakat kepada Kader Desa EN : Nanti langsung di bawa ke puskesmas, nanti minta tolong Bu SH atau Bu GM biasanya dibantuin ngurus surat. EN : Ibu SH itu orangnya greteh mbak, jadi kalau ada apa-apa kita minta tolong Bu SH. Arep siang apa malam Ibunya mau di mintain tolong. Kesimpulan 1 Bentuk kepercayaan pemerintah terhadap Kader Desa berupa kepercayaan untuk mengelola keuangan dan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, pendokumentasian data pemberdayaan masyarakat, serta 226 pemberian amanah sebagai sekretaris perumus perencanaan pemberdayaan masyarakat. Namun, pemerintah masih menganggap bahwa kompetensi Kader Desa di Bangunjiwo masih belum sesuai dengan yang diharapkan karena di dalam Musyawarah Desa Kader belum mampu menyampaikan aspirasinya dengan baik, hanya manut dengan apa yang disampaikan pemerintah desa. 2 Bentuk kepercayaan antar Kader dalam Kelompok Kader Desa terbangun atas adanya rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dalam setiap program. Namun, jika ada salah satu teman satu tim yang tidak kompak atau tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik, ketua Kader Desa akan melakukan pendekatan terhadap Kader Desa terkait secara kekeluargaan dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. tinggi rendahnya kepercayaan Kader Desa terhadap rekan kerjanya dapat diukur melalui seberapa besar ketuntasannya melakukan pekerjaan sebagai Kader Desa. Ketua Kelompok Kader memiliki peran penting dalam menjaga kepercayaan antar masing-masing individu dalam kelompok. 3 Kepercayaan masyarakat terhadap Kader Desa dibangun karena adanya perhatian, kemampuan, dan waktu luang yang diberikan oleh Kader Desa terhadap lingkungannya secara berangsur-angsur sehingga masyarakat merasakan keberadaan Kader Desa. b. Bagaimana resiprositas yang terbentuk di dalam kelompok Kader Desa?

Dokumen yang terkait

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Studi tentang pembinaan kader pembangunan Desa dalam menunjang keberhasilan pembangunan Desa di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang

0 10 55

HUBUNGAN KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

6 91 245

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA BRAYUT, KECAMATAN SLEMAN, KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

4 22 156

PERAN PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA KEBONAGUNG, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

17 72 197

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SENTRA PERTANIAN DI RUMAH PINTAR “PIJOENGAN” DESA SRIMARTANI, KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA.

0 1 184

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN DI DESA WISATA TEMBI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 6 177

Potensi Produksi Arang dari Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta | Purwanto | Jurnal Ilmu Kehutanan 1856 5888 1 PB

0 0 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MENAYU LOR, MRISI DAN BETON, TIRTONIRMOLO, KASIHAN, BANTUL DALAM PROGRAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DESA

0 1 6