70
a. Program Peran Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa PPKBD
PPKBD yakni wadah kegiatan program Keluarga Berencana KB Nasional untuk menampung aspirasi pelaksanaan program KB masyarakat. Secara lebih
terperinci, proses permberdayaan masyarakat melalui program PPKBD dapat dilihat pada uraian di bawah ini,
1 Perencanaan
Proses perencanaan program dilaksanakan setelah Pemerintah Desa menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APB Des yang didalamnya
terdapat anggaran untuk Program PPKBD. Instruksi mengenai pelaksanaan PPKBD dinaungi oleh Pemerintah Desa Kasi Kemasyarakatan dan diserahkan
sepenuhnya kepada Kepala Desa. Pembentukan Program PPKBD paling terkecil adalah tingkat Padukuhan. Di Desa Bangunjiwo, dalam satu padukuhan terdapat
satu tim PPKBD. Namun apabila terdapat perbedaan karakteristik masyarakat yang mencolok, jumlah TIM PPKBD disesuaikan dengan kondisi lapangan. Sebagai
contoh Padukuhan Kalirandu penduduknya dibagi atas warga masyarakat pedesaan dan warga masyarakat perumahan. Oleh sebab itu TIM PPKBD dibuat menjadi dua
kelompok sebagai bentuk efisiensi program. Setelah menentukan jumlah PPKBD padukuhan yang akan dibentuk, Kepala
Dukuh melakukan pemilihan Kader PPKBD. Cara pemilihan yang dilakukan adalah dengan melakukan musyawarah warga. Dalam musyawarah warga, warga
diijinkan untuk mengajukan ataupun memilih beberapa warga untuk dijadikan Kader PPKBD. Kepala Dukuh memiliki wewenang untuk mempertimbangkan
71 pilihan warga tersebut. Saat ini jumlah Kader PPKBD dalam satu Padukuhan rata-
rata sebanyak 19 orang yang dapat mewaliki tiap-tiap Rukun Tetangga. Tidak ada kriteria Kader PPKBD yang ditetapkan oleh padukuhan, namun warga masyarakat
maupun Kepala dukuh mempertimbangkan beberapa aspek. Aspek tersebut meliputi kepemilikan waktu luang, loyalitas dalam bekerja, profil di masyarakat,
dan mobilitas Kader PPKBD. Daftar Kader PPKBD beserta data-data lengkap Kader selanjutnya diajukan kepada Pemerintah Desa untuk ditetapkan dan
dipertimbangkan. Jumlah Kader PPKBD saat ini sesuai drngan jumlah Padukuhan yakni 19 orang. setiap Padukuhan mewakilkan satu orang Kader Desa.
Setelah proses pemilihan Kader PPKBD, proses selanjutnya yakni pelatihan Kader oleh Dinas Kesehatan dan Pemerintah Desa. Kader PPKBD yang dipilih oleh
masyarakat mayoritas belum memiliki ilmu tentang PPKBD. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari pendidikan, tingkat ekonomi, usia, dan
status sosial. Adanya pelatihan merupakan langkah awal untuk memupuk kekompakan dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang apa yang
harus dilakukan sebagai Kader PPKBD. Materi yang disampaikan pada tahan pelatihan yakni meliputi 1 pembentukan struktur organisasi, 2 pembuatan
administrasi program, 3 penjelasan mengenai tugas pokok dan fungsi PPKBD, 4 pelatihan tentang teknis kinerja PPKBD, dan 5 pemberian materi yang akan
disampaikan ketika sosialisasi.
72 Struktur organisasi yang dibentuk oleh PPKBD, Posyandu, PSN, maupun
TKPK sama seperti gambar 11.
KETUA WAKIL KETUA
SEKRETARIS I SEKRETARIS II
BENDAHARA I BENDAHARA II
ANGGOTA I ANGGOTA II
ANGGOTA ... Pemerintah Desa
Kasi Kemasyarakatan
Kepala Dukuh
Gambar 11. Struktur Organisasi Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa instruksi pertama kali diberikan oleh Pemerintah Desa melalui Kasi Kemasyarakatan. Kasi
Kemasyarakatan memberikan instruksi melalui Kepala Dukuh maupun secara langsung kepada Ketua Kader PPKBD. Ketua PPKBD memiliki peran penghubung
antara Pemerintah Desa dengan Tim Kader PPKBD. Sedangkan Tugas wakil ketua lebih condong kepada kepengurusan rumah tangga Tim. Sekretaris memiliki tugas
pencatat berbagai kegiatan PPKBD, sedangkan bendahara mengurusi permasalahan keuangan.
Setelah peserta pelatihan membuat susunan kepengurusan, langkah berikutnya adalah penyusunan administrasi yang dibuat untuk menjalankan program PPKBD
meliputi beberapa pembukuan yang dibutuhkan dalam proses Pelaksanaan PPKBD yang meliputi: 1 buku daftar hadir rapat, 2 buku notulensi rapat, dan buku
73 keuangan yang meliputi serapan dana Iuran, serapan dana pemerintah, dan dana
donatur serta 3 buku inventaris. Buku yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan PPKBD yakni, 1 buku daftar penduduk dengan cakupan satu padukuhan,
2 daftar penduduk yang sudah kawin beserta riwayat KB yang dilakukan, 3 buku tambah kurang penduduk, dan 4 buku aseptor KB. Beberapa buku tersebut
masih dalam format kosong dan diisi saat melakukan pendataan. Pembentukan pengurus dan menyelesaiakan administrasi merupakan langkah
awal pelatihan, dilanjutkan dengan pelatihan inti. Dalam pelatihan inti, peran Pemerintah Daerah dibantu oleh Puskesmas sebagai narasumber materi-materi
yang berkaitan dengan Keluarga Berencana. Materi-materi yang diberikan adalah sebagai berikut,
a Materi penjelasan mengenai dasar hukum adanya program PPKBD. Materi ini diperlukan untuk memberi kejelasan tentang legalitas dan pentingnya program
Pemberdayaan Masyarakat melalui PPKBD. b Materi mengenai tugas dan pokok Kader PPKBD. Peran PPKBD yakni sebagai
penyuluh, penggerak, motivator, fasilitator, katalisator, dan teladan kepada masyarakat mengenai kegiatan Keluarga Berencana. Sedangkan tugas Kader
Desa dalam kegiatan PPKBD adalah: 1 Membantu proses identifikasi masalah yang dihadapi masyarakat terkait dengan program KB, 2 Membantu proses
pemecahan masalah program KB, 3 Membantu proses menggali potensi masyarakat, 4 Membantu proses penetapan tujuan, 5 Membantu proses
menyusun perencanaan, dan 6 Membantu proses pelaksanaan kegiatan sosialisasi program KB.
74 c Materi mengenai urgensi Keluarga Berencana sebagai perwujudan
Kesejahteraan Keluarga. d Materi mengenai jenis alat kontrasepsi sebagai media Keluarga Berencana.
Pada materi ini Kader Desa dibersamai dengan Puskesmas mengulas mengenai alat kontrasepsi, kelebihan, dan kekurangannya agar dapat menjelaskan kembali
pada masyarakat luas. e Materi mengenai prosedural pendaftaran KB ke Puskesmas, prosedural
mendapatkan keringanan biaya KB, dan informasi lainnya yang dibutuhkan aseptor KB.
Penyampaian materi diberikan pada saat awal berjalannya program, akan tetapi untuk meningkatkan kemampuan Kader Desa, Pemerintah Desa selalu memberikan
materi-materi tambahan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman yang disampaikan pada saat kumpul kader atau evaluasi program.
2 Pelaksanaan
Pelaksanaan program dilakukan setelah Kader PPKBD telah mengikuti pelatihan dari materi awal sampai akhir. Pada tahap ini biasanya Kader PPKBD
Desa Bangunjiwo menentukan base camp atau tempat berkumpul yang strategis misalnya di rumah ketua, balai desa, kantor LKMD, dan lain-lainnya yang mudah
dijangkau ketika akan berdiskusi. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan program PPKBD meliputi,
a Pendataan penduduk, data yang dibutuhkan pada awal program adalah data
penduduk secara keseluruhan, mata pencaharian, status perkawinan, jumlah anak, bantuan yang pernah diperoleh, keadaan rumah, dan data lainnya terkait
75 ekonomi dan kesehatan. Formulir daya yang dibutuhkan sudah disiapkan oleh
Puskesmas untuk memudahkan kinerja PPKBD.
b Sosialisasi Masal. Sosialisasi masal dilaksanakan mengikuti program-program
pertemuan atau musyawarah warga misalnya Program Posyandu, Arisan, Kumpulan warga, Musyawarah Desa, Pengajian, dan program lain yang
memungkinkan. Dengan sosialisasi masal ini diharapkan warga memiliki gambaran dan mau mempertimbangkan apakah akan melaksanakan KB atau
tidak.
c Sosialisasi Privat. Sosialisasi privat yakni pemberian sosialisasi dengan sistem
mendatangi warga yang memiliki peluang mengikuti KB. Program ini dilaksanakan karena sebagian besar masyarakat merasa malu atau tidak nyaman
jika mendaftar menjadi aseptor KB di forum umum. Sasaran utama kegiatan ini adalah pasangan suami istri yang belum lama menikah, pasangan suami istri
yang sudah memiliki dua anak atau lebih, pasangan yang tingkat ekonominya dibawah rata-rata, dan warga masyarakat lain yang dianggap perlu mengikuti
KB. Pemberian sosialisasi privat ini juga memperhatikan hasil perolehan data pada tahap sebelumnya.
d Pelayanan Aseptor KB. Aseptor KB adalah suami atau istri yang bersedia
melakukan KB baik laki-laki maupun perempuan. Tugas Kader PPKBD adalah melakukan pendampingan aseptor KB mulai dari pendaftaran ke Puskesmas,
melayani bila ada keluhan, merencanakan kehamilan berikutnya setelah KB, dan lain sebagainya.
76
e Pelaporan Data ke Pemerintah Desa dan Puskesmas. Pendataan yang dilakukan
di tingkat Padukuhan selanjutnya dilaporkan kepada Pemerintah Desa maupun Puskesmas sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja. Data tersebut biasanya
digunakan sebagai bahan evaluasi perkembangan KB di wilayah Desa Bangunjiwo.
3 Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui bagaimana tingkat keberhasilan program, wujud evaluasi yang dilakukan dalam program PPKBD
yakni,melalui Kumpul Kader tingkat Padukuhan, Kumpul Kader tingkat Desa, Monitoring Insidental, dan Konsultasi Insidental.
a Kumpul Kader tingkat padukuhan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Tim Kader masing-masing. Pertemuan yang dilaksanakan secara rutin dua minggu
satu kali dengan jadwal yang sudah ditentukan. Dalam kegiatan kumpul kader, materi yang dibahas mengenai 1 perkembangan pendataan, 2 temuan kasus
masing-masing kader, 3 laporan pendataan jika ada, 4 laporan sekretaris dan bendahara, dan informasi-informasi lainnya yang mendukung pelaksanaan
program. b Kumpul Kader tingkat Desa. Desa Bangunjiwo membentuk Kumpul Kader
Kesehatan yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali setiap tanggal 25. Peserta Kumpul Kader Kesehatan adalah Kader Jumantik, Kader Posyandu, dan Kader
PPKBD. Narasumber yang hadir dalam acara tersebut adalah Kasi Kemasyarakatan Desa Bangunjiwo dan Penyuluh Lapangan Keluarga
Berencana PLKB Kecamatan Kasihan. Rapat koordinasi diharapkan mampu
77 menjadi media pelaporaan program KB di setiap Padukuhan dan sebagai media
evaluasi kinerja kader. Selain melakukan pelaporan, Kader Desa juga mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kapasitasnya.
c Monitoring insidental, dilakukan setiap saat apabila ada temuan di masyarakat yang harus diselesaikan terkait program PPKBD. Temuan yang sering muncul
adalah keluhan tidak cocok dengan KB yang dipakai, gangguan pada saat menggunakan alat kontrasepsi, ingin berhenti menggunakan KB atau ingin
ganti alat kontrasepsi, dan lain sebagainya. Kader Desa mengunjungi aseptor KB dari rumah ke rumah untuk memudahkan aseptor menyampaikan keluhan-
keluhannya. d Konsultasi Insidental, dilakukan baik oleh aseptor KB maupun Kader PPKBD,
Aseptor KB biasanya menghubungi Kader Desa melalui telepon, SMS, Whatsaap, ataupun mendatangi rumah Kader PPKBD untuk konsultasi
mengenai hal yang terkait dengan KB. Kader Desa akan memberikan solusi sesuai dengan kapasitasnya, jika Kader Desa merasa kurang mampu menjawab
pertanyaan aseptor KB atau masih ragu-ragu Kader Desa akan konsultasi kepada petugas Puskesmas.
Permasalahan yang terjadi pada program PPKBD adalah susahnya mendapatkan Aseptor KB laki-laki. Saat ini mayoritas aseptor KB merupakan
perempuan, padahal pemerintah selalu menggalakkan bahwa Aseptor laki-laki harus selalu dtingkatkan. Saat ini Kader Desa masih menggencarkan sosialisasi
kepada masyarakat luas mengenai pentingnya KB bagi laki-laki untuk mengatasi masalah tersebut.
78
b. Program Pos Pelayanan Terpadu Posyandu