37 2 pengembangan kapasitas usaha, 3 penggembangan kapasitas lingkungan, dan
4 pengembangan kapasitas kelembagaan.
c. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Sulistyani 2004: 82 tujuan yang ingin dicapai dalam pemberdayaan adalah untuk membentuk masyarakat yang mandiri. Kemandirian dapat terwujud
melalui cara berpikir, cara berperilaku, dan cara mengendalikan diri sendiri. Secara lebih jauh, Sulistyani menjelaskan bahwa untuk menjadi masyarakat mandiri,
individu harus memiliki beberapa kematangan yakni : 1 Kognitif, yaitu kemampuan berfikir yang dilandasi dengan pengetahuan dan
wawasa dalam rangka memperoleh solusi atas masalah yang dihadapi 2 Konatif, yaitu perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pembangunan dan
pemberdayaan. Perilaku ini perlu dibangun dan diberdayakan melalui kegiatan amal dan kepedulian terhadap sesama.
3 Psikomotorik, yaitu berupa keterampilan dan hardskill melakukan sesuatu yang dapat mendukung kinerja seseorang.
4 Afektif, yaitu sikap dan perilaku seseorang yang dilandasi dengan norma-norma
d. Tahap Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan dilakukan sejak masyarakat belum mandiri menjadi mandiri. Oleh sebab itu, terselesaikannya tahap pemberdayaan adalah ketika subyek telah
berdaya atau mandiri, meskipun dalam prosesnya pelaku pemberdayaan harus tetap melakukan
pendampingan ketika
program telah
selesai. Tahap-tahap
pemberdayaan menurut Sulistyani 2004: 83 adalah sebagai berikut:
38 1 Tahap penyadaran, yakni pembentukan perilaku masyarakat agar sadar dan
peduli sehingga timbul kapasitas diri 2 Tahap transformasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan sumberdaya yang
dimiliki untuk mau dan mampu berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. 3 Tahap peningkatan kemampuan intelektual, yaitu kecakapan untuk menarik
minat masyarakat agar mau belajar secara terus menerus untuk meningkatkan kapasitasnya.
Selain tahapan di atas, Wilson dalam Theresia, 2014: 217 juga mengemukakan bahwa terdapat siklus pembangunan berbasis masyarakat yang
dapat dilaksanakan dalam tahapan pemberdayaan masyarakat dilakukan. Tahap- tahap tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Tahap-tahap Pembangunan Berbasis Masyarakat
Sumber : Theresia 2004:217
keingian untuk
berubah kemauan dan
keberanian untuk berubah
kemauan untuk
berpartisipasi peningkatan
partisipasi tumbuhnya
motivasi untuk
berubah peningkatan
efektivitas dan efisiensi
pemberdayaan tumbuhnya
kompetensi untuk
berubah
39 Tahap awal proses menumbuhkan keinginan, kemauan, dan keberanian
seseorang untuk berubah menjadi lebih baik. Perubahan menjadi lebih baik merupakan proses awal yang membangkitkan seseorang agar mau berdaya. Tahap
selanjutnya yaitu menumbuhkan kemauan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan, selain untuk dirinya sendiri, juga untuk orang lain di
lingkungannya. Jika keinginan berpartisipasi itu tumbuh dan meningkat, maka langkah berikutnya adalah seseorang termotivasi untuk berubah. Tahap ini telah
membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat hampir berhasil. Tumbuhnya motivasi akan mendorong berhasilnya pemberdayaan masyarakat yang efektif dan
efisien. Jika tahap ini di pelihara dengan baik, maka tumbuhlah tahap terakhir yakni kompetensi untuk berubah. Pada tahap ini masyarakat telah mandiri dan menjadi
agen untuk masyarakat sekitarnya agar mau dan mampu diberdayakan seperti dirinya.
Sedangkan Sulistyani juga menambahkan bahwa dalam tahap-tahap pemberdayaan dapat dilakukan dalam bentuk kerangka kerja konseptual yang
menggunakan pendekatan CIPOO context, Input, Process, Output dan Outcome. 1 Context, yaitu menentukan program atau kegiatan yang dapat dilaksanakan dan
tepat sasaran. 2 Input, yaitu sumber daya dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan
kegiatan pemberdayaan. 3 Process, yaitu serangkaian langkah atau tindakan yang ditempuh untuk
melakukan kegiatan pemberdayaan.
40 4 Output, yaitu hasil akhir setelah proses pemberdayaan dilakukan untuk
mencapai kompetensi. 5 Outcome, yaitu nilai manfaat yang ditimbulkan setelah melakukan
pemberdayaan, baik yang sesuai dengan kompetensi maupun tidak. Pendekatan CIPOO tersebut selanjutnya dapat diringkas menjadi tiga tahap
utama yakni Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi sesuai dengan penelitian Akbarian 2015: 33 sebagai berikut:
1 Perencanaan, yakni proses mengurutkan rangkaian suatu kegiatan dengan mempertimbangkan langkah-langkah yang akan dilakukan agar kegiatan dapat
berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 2 Pelaksanaan, merupakan aktivitas atau usaha-usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan rencana dan kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya melalui perencanaan.
3 Evaluasi, merupakan
proses sistematis
dan berkelanjutan
untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasi dan menyajikan informasi
tentang suatu program untuk digunakan sebagai dasar membuat keputusan menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya agar dapat
berjalan dengan baik.
e. Strategi Pemberdayaan