Pendataan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN

84 narasumber bagi posyandu remaja mengenai pentingnya pemberian ASI ekslusif bagi anak. Peran ini disesuaikan dengan temuan fenomena di Desa Bangunjiwo terkait rendahnya pemberian ASI bagi ibu yang bekerja. Mayoritas ibu di Desa Bangunjiwo bekerja di pabrik, oleh sebab itu anak-anak yang masih kecil dititipkan kepada neneknya. Dengan adanya posyandu lansia, lansia yang memiliki tugas mengasuh cucunya diberikan pengertian agar memberikan penyadaran kepada ibu anak yang berkerja agar memberikan ASI ekslusif.

c. Pendataan

Data yang dikumpulkan oleh Kader Desa yakni Sistem Informasi Posyandu SIP yang berisi tentang pelayanan yang diberikan saat posyandu berlangsung. Format SIP meliputi, 1 Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil, melahirkan, dan nifas. 2 Catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu, 3 Catatan pemberian vitamin A, oralit, tablet tambah darah bagi ibu hamil, serta tanggal dan status pemberian imunisasi. 4 Catatan wanita usia subur, pasangan usia subur, jumlah rumah tangga, jumlah ibu hamil, risiko kehamilan, rencana penolong persalinan, tubulin, ambulan desa, calon donor darah yang ada di wilayah Posyandu. 3 Evaluasi Evaluasi kinerja Kader Desa dilakukan melalui tiga buah cara yakni 1 evaluasi tingkat padukuhan, 2 evaluasi tingkat Desa, dan 3 evaluasi insidental. Evaluasi tingkat padukuhan yakni evaluasi yang dilakukan setelah melakukan pelayanan kesehatan maupun evaluasi yang dilakukan secara rutin untuk 85 mengetahui keberhasilan program dalam lingkup padukuhan. Biasanya evaluasi tersebut diwujudkan dalam bentuk musyawarah Kader, Arisan Kader, maupun Kumpul Kader secara rutin. Evaluasi tingkat Desa dilakukan setiap satu bulan sekali di Balai Desa Bangunjiwo. Di dalam evaluasi tingkat Desa, selain diisi dengan penyampaian data dan pelaksanaan program, Kader Desa juga diberikan materi-materi baru yang dapat meningkatkan kinerjanya sebagai Kader Desa. Evaluasi insidental merupakan evaluasi yang dilakukan karena adanya permasalahan dan temuan yang tidak terduga, sehingga Kader Desa melakukan konsultasi kepada Pihak Medis untuk membantu mengatasi dan mengevaluasi agar proses pemberdayaan berjalan lancar.

c. Program Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN

Program Pemberantasan Sarang Nyamuk merupakan program yang bertujuan untuk mengatasi wabah demam berdarah melalui cara menjaga kebersihan lingkungan. Desa Bangunjiwo merupakan salah satu wilayah yang konsen dalam hal pengatasan demam berdarah. Adapun tahap-tahap proses Pemberantasan Sarang Nyamuk adalah sebagai berikut, 1 Perencanaan Program Pelaksanaan program PSN hampir sama dengan program PPKBD, yakni didahului dengan pembentukan Juru Pemantauan Jentik Jumantik. Pemilihan Kader Jumantik dilakukan pada saat musyawarah warga, dengan memperhatikan kepemilikan waktu luang, loyalitas, dan kemampuan warga yang dianggap pantas 86 menjadi Kader Jumantik. Kader Jumantik terpilih selanjutnya ditetapkan oleh Dukuh dan dilaporkan kepada apratur pemerintahan. Jumlah Kader Jumantik Desa Bangunjiwo sebanyak 19 orang yang mewakili setiap Padukuhan. Kader Jumantik yang terpilih di tingkat Desa adalah ketua atau wakil ketua dari Kader Jumantik tingkat Padukuhan yang berjumlah setiap padukuhan 4-5 orang. dengan ditetapkannya Kader Jumantik tingkat Desa, dilanjutkan dengan pelatihan Kader Jumantik. Materi pelatihan yang diberikan yakni, a Orientasi keorganisasian, pada materi ini Kader Jumantik diberikan arahan mengenai pentingnya bekerjasama dan kekompakan dalam tim. b Penbentukan Struktur organisasi, yang didalamnya minimal terdapat Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. c Pemberian sosialisasi mengenai tanda-tanda gejala Demam berdarah. Adapun tanda-tanda orang yang mengidap demam berdarah yakni sebagai berikut, 1 demam tinggi dan mendadak secara terus menerus selama 2-7 hari, 2 timbul bintik-bintik kemerah-merahan, 3 nyeri di ulu hati, 4 perdarahan di beberapa bagian tubuh seperti mimisan, gusi berdarah, atau muntah darah, 5 nafas lebih cepat, 6 bibir berwarna kebiru-biruan, 7 tangan dan kaki bersuhu dingin, 8 pemeriksaan di lab menunjukkan penurunan trombosit dan peningkatan eritrosit yang cepat. Sedangkan jika ditemukan pasien dengan gejalan di atas, langkah utamanya adalah dengan 1 memberikan minum sebanyak-banyaknya, 2 mengompres dengan air panas, 3 pemberian obat penurun panas, dan membawa ke dokter. 87 d Pemberian sosialisasi mengenai tata cara menjaga kebersihan lingkungan melalui 3M Plus. 3M Plus yakni metode yang paling sederhana dalam membersihkan lingkungan. Tahap-tahap 3M Plus adalah 1 menguras bak mandi dan tampungan air yang tergenang, 2 mengubur sampah dan kotoran seperti kaleng bekas, gelas bekas, dan lain sebagainya yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, 3 menutup genangan air seperti bak mandi dan tampungan air, dan 4 menghindari populasi jentik-jentik nyamuk melalui berbagai cara seperti pengasapan, menaburkan ABATE pada bak mandi, dan ikanisasi. Selain itu, Kader Jumantik juga dihimbau untuk selalu menumbuhkan kepedulian warga masyarakat untuk hidup sehat dan berolahraga teratur. e Pemberian penyuluhan tentang tata cara pendataan ketika melakukan pemeriksaan jentik. Puskesmas biasanya sudah memberikan form isian yang lengkap mengenai apa saja yang harus di cek ketika melakukan pemantauan. f Pembimbingan pembuatan administrasi program PSN yang meliputi buku daftar hadir Kader, Buku daftar penduduk yang diklasifikasikan berdasarkan jumlah rumah tinggal atau kepala keluarga, buku temuan kasus deman berdarah, dan buku PSN yang berisi tentang data-data kondisi bak mandi, tempat pembuangan air, kondisi pekarangan rumah, kondisi dapur, kondisi kamar, dan penemuan jentik-jentik nyamuk. 2 Pelaksanaan Program Pelaksanaan program PSN dilakukan sekurang-kurangnya setiap dua minggu sekali secara rutin. perlengkapan yang harus dibawa untuk membantu pelaksanaan 88 adalah senter dan obat ABATE secukupnya untuk dibagikan kepada warga. Kegiatan yang dilakukan yakni 1 mengecek apakah ada gantungan baju atau hal lainnya yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, 2 mengecek keberadaan jentik- jentik di kebun, bak mandi, ember, dan genangan lainnya. Apabila ada temuan jentik-jentik, langkah utama yang dilakukan adalah pembersihan dan pemberian abate. 3 memberikan himbauan kepada masyarakat luas agar selalu menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan tubuh. Gambar 13 menunjukkan aktivitas Kader Jumantik dalam melakukan pemeriksaan. Gambar 13. Aktivitas Pemeriksaan Jentik-Jentik Sumber: Arsip Desa Bangunjiwo Data hasil pengecekan rutin selanjutnya dilaporkan ke Kader Jumantik Tingkat Desa pada temu kader yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Kader Jumantik juga bertanggungjawab apabila dalam suatu wilayah terjadi kasus wabah demam berdarah. Bentuk tanggungjawab yang dilakukan yakni membantu korban demam berdarah mengurus pengobatan. Apabila korban berasal dari keluarga kurang mampu, dibantu dalam kepengurusan keringanan biaya. Jika wabah demam berdarah menyebar dan terjadi lebih dari dua kasus, Kader Jumantik melaporkan ke 89 Puskesmas atau Dinas Kesehatan untuk dilakukan pengasapan masal di wilayah terkait. 3 Evaluasi Evaluasi yang dilakukan dalam program PSN terdiri dari tiga tahap yakni melalui evaluasi tingkat Padukuhan, evaluasi tingkat Desa, dan evaluasi insidental. Evaluasi tingkat padukuhan dilakukan setelah Kader Juamantik selesai melakukan pemantauan. Kader Jumantik berkumpul untuk menganalisa data yang sudah didapatkan, apakah sesuai dengan harapan atau tidak. Evaluasi tersebut selanjutnya dilaporkan kepada Kader Jumantik tingkat Desa sebagai bahan diskusi ketika Kumpul Kader. Evaluasi tingkat Desa dilakukan di Balai Desa Bangunjiwo dengan materi evaluasi adalah hasil temuan Kader Jumantik yang terdiri dari bagaimana keadaan kebersihan lingkungan di tiap-tiap padukuhan, apakah ada warga yang mengidap demam berdarah, dan Narasumber dari Puskesmas selanjutnya memberikan materi-materi tambahan untuk meningkatkan kapasitas Kader. Evaluasi secara insidental dilakukan apabila ada kasus yang harus diselesaikan dalam waktu dekat dan harus segera dilakukan pemecahan masalah.

d. Program Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan TKPK

Dokumen yang terkait

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Studi tentang pembinaan kader pembangunan Desa dalam menunjang keberhasilan pembangunan Desa di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang

0 10 55

HUBUNGAN KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

6 91 245

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA BRAYUT, KECAMATAN SLEMAN, KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

4 22 156

PERAN PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA KEBONAGUNG, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

17 72 197

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SENTRA PERTANIAN DI RUMAH PINTAR “PIJOENGAN” DESA SRIMARTANI, KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA.

0 1 184

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN DI DESA WISATA TEMBI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 6 177

Potensi Produksi Arang dari Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta | Purwanto | Jurnal Ilmu Kehutanan 1856 5888 1 PB

0 0 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MENAYU LOR, MRISI DAN BETON, TIRTONIRMOLO, KASIHAN, BANTUL DALAM PROGRAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DESA

0 1 6