Kepercayaan Resiprositas Pendayagunaan Modal Sosial

151 Tabel 8. Tabel Jaringan Program Pemberdayaan Masyarakat Program Jumlah Aktor Aktor Berpengaruh Kendala Jaringan PPKBD 19 1BKKBN, 2Puskesmas, 3Desa, 4Rumah Sakit Daerah, 5Posyandu, 6Dinas Kesehatan, 7Kader PPKBD Kader Desa belum mampu bermitra dengan baik dengan instansi pendidikan dan donatur Posyandu 19 1Desa, 2Rumah Sakit Daerah, 3Dinas Sosial, 4Dinas Kesehatan, 5BKKBN, 6Puskesmas,7Dukuh, 8Masyarakat Kader Desa sebagai pelaku pemberdayaan belum mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap jalannya program. PSN 13 1Kader Desa, 2Desa, 3Puskesmas, 4Rumah Sakit Daerah Masyarakat memiliki ketergantungan terhadap Kader Desa dalam menerapkan kebersihan lingkungan dan prosedural memperoleh keringanan biaya di rumah sakit bagi warga yang terjungkit demam berdarah. TKPK 17 1Desa, 2Dinas Sosial Kader Desa belum memiliki peran sentral dalam jaringan dikarenakan pelaksanaan program masih tergantung atas instruksi dinas sosial dan Desa.

b. Kepercayaan

Kepercayaan kepada Kader Desa timbul baik secara vertikal maupun horizontal. Kader Desa membangun kepercayaan kepada Pemerintah selaku pemangku kebijakan, di lain sisi Kader Desa juga memupuk kepercayaan kepada masyarakat sebagai kelompok sasaran program pemberdayaan. Selain itu, di dalam kehidupan berorganisasi, Kader Desa juga dituntut untuk membangun kepercayaan 152 terhadap kader lainnya. Tabel 9 menunjukkan bentuk kepercayaan yang diwujudkan oleh ketiga jenis aktor tersebut. Tabel 9. Wujud Kepercayaan kepada Kader Desa Program Wujud Kepercayaan PPKBD 1 Kewenangan Kader Desa mengelola keuangan program 2 Kewenangan memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat 3 Kesediaan masyarakat mengikuti kegiatan PPKBD 4 Kesediaan masyarakat menjadi aseptor KB 5 Kesediaan menerima bantuan untuk kepengurusan KB di puskesmas dalah hal prosedural dan keringanan biaya Posyandu 1 Pemberian reward berupa pemberian uang snack setiap pelaksanaan posyandu 2 Kewenangan Kader Posyandu untuk mengelola keuangan 3 Kesediaan masyarakat berperan aktif dalam kegiatan posyandu 4 Kesediaan peserta posyandu lansia menjadi motivator ASI Ekslusif 5 Kesediaan warga menjadi donatur program Posyandu PSN 1 Kesediaan masyarakat menjaga kebersihan lingkungan 2 Kesediaan menerima bantuan untuk kepengurusan perawatan bagi warga yang terkena wabah demam berdarah TKPK 1 Kewenangan mengkoordinasikan bantuan dari pemerintah untuk disalurkan secara tepat sasaran

c. Resiprositas

Wujud resiprositas yang tampak pada program pemberdayaan masyarakat di Desa Bangunjiwo dapat dilihat pada Tebel 10. Setiap program pemberdayaann memiliki wujud resiprositas yang berbeda-beda. Resiprositas yang pada program PPKBD terjadi pada hubungan antara Kader Desa dengan dinas kesehatan yang mendukung dan memfasilitasi program. Resiprositas yang dibangun pada program 153 Posyandu sudah mampu melingkupi berbagai aspek. Perbedaan resiprositas Posyandu dengan program lain adalah kerekatan di dalam kelompok. Kader Posyandu memiliki keinginan untuk terus meningkatkan eksistensi kelompoknya melalui berbagai kegiatan seperti outbond, arisan, penarikan dana sosial, penarikan donasi, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam program PSN dan TKPK, bentuk resiprositas belum begitu tampak karena program yang berjalan masih terbatas pada pendataan saja. Tabel 10. Wujud Resiprositas Kader Desa Program Wujud Resiprositas PPKBD 1 Kepedulian dan kekeluargaan 2 Saling membantu satu sama lain Posyandu 1 Penarikan iuran 2 Kemauan masyarakat menjadi donatur 3 Kemauan kader menggantikan pekerjaan kader lain yang berhalangan atau sakit PSN 1 Kesediaan masyarakat menjaga kebersihan lingkungan 2 Kesediaan menerima bantuan untuk kepengurusan perawatan bagi warga yang terkena wabah demam berdarah TKPK 1 Kewenangan mengkoordinasikan bantuan dari pemerintah untuk disalurkan secara tepat sasaran

d. Nilai dan Norma

Dokumen yang terkait

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Studi tentang pembinaan kader pembangunan Desa dalam menunjang keberhasilan pembangunan Desa di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang

0 10 55

HUBUNGAN KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

6 91 245

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA BRAYUT, KECAMATAN SLEMAN, KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

4 22 156

PERAN PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA KEBONAGUNG, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

17 72 197

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SENTRA PERTANIAN DI RUMAH PINTAR “PIJOENGAN” DESA SRIMARTANI, KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA.

0 1 184

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN DI DESA WISATA TEMBI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 6 177

Potensi Produksi Arang dari Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta | Purwanto | Jurnal Ilmu Kehutanan 1856 5888 1 PB

0 0 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MENAYU LOR, MRISI DAN BETON, TIRTONIRMOLO, KASIHAN, BANTUL DALAM PROGRAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DESA

0 1 6