Tahap Evaluasi Evaluation Hasil Penelitian

138

5. Tahap Evaluasi Evaluation

Tahap evaluasi dalam penelitian adalah tahap terakhir setelah tahap implementasi dari perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Tahap evaluasi dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki perangkat pembelajaran sesuai dengan masukan dan saran yang telah diberikan. Masukan dan saran berasal dari pengguna perangkat pembelajaran yaitu guru dan siswa. Perbaikan perangkat pembelajaran cenderung dilakukan pada LKS, sedangkan RPP tidak ada masukan dari guru. Perbaikan dalam perangkat pembelajaran yaitu ada penulisan yang salah ketik. Dalam tahap evaluasi dilakukan analisis kualitas perangkat pembelajaran yang mencangkup kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Berikut ini uraian dari hasil analisis kualitas perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. a. Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran Analisis kevalidan bertujuan untuk mengetahui kevalidan dari produk yang dikembangkan dari penilaian validator. Hasil analisis berasal dari penilaian 3 validator yaitu dua dosen ahli dan satu guru matematika. Berikut ini adalah hasil uraian penilaian perangkat pembelajaran. 1 Kevalidan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Hasil penilaian RPP oleh 3 validator dapat dilihat pada Lampiran D.1 . Secara umum hasil penilaian RPP pada setiap aspek yang dinilai tertera pada Tabel 20 berikut. 139 Tabel 8. Hasil Analisis Penilaian RPP Aspek Penilaian Skor Maksimal Skor Rata-rata Klasifikasi Identitas RPP 5,00 5,00 Sangat Baik Alokasi Waktu 5,00 4,50 Sangat Baik Rumusan Indikator Pencapaian dan Tujuan Pembelajaran 5,00 4,67 Sangat Baik Materi Pembelajaran 5,00 4,27 Sangat Baik Pemilihan Pendekatan Pembelajaran 5,00 4,33 Sangat Baik Media dan Sumber Belajar 5,00 4,00 Baik Kegiatan Pembelajaran 5,00 4,22 Sangat Baik Penilaian Hasil Belajar 5,00 4,07 Baik Kesimpulan 4,38 Sangat Baik Berdasarkan Tabel 20 dapat diperoleh bahwa RPP yang dikembangkan memperoleh skor penilaian rata-rata yaitu 4,38 berarti RPP masuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan kalsifikasi penilaian RPP. Hal tersebut menunjukkan RPP valid dan dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. 2 Kevalidan Lembar Kegiatan Siswa LKS Hasil penilaian LKS oleh 3 validator dapat dilihat pada Lampiran D.2 . Secara umum hasil penilaian LKS pada setiap aspek yang dinilai tertera pada Tabel 21 berikut. Tabel 9. Hasil Analisis Penilaian LKS Aspek Penilaian Skor Maksimal Skor Rata-rata Klasifikasi Kesesuaian Materi 5,00 4,54 Sangat Baik Kesesuaian dengan Syarat Didaktik 5,00 4,12 Baik Kesesuaian dengan Syarat Konstruksi 5,00 4,39 Sangat Baik Kesesuaian dengan Syarat Teknik 5,00 4,30 Sangat Baik Kesimpulan 4,34 Sangat Baik 140 Berdasarkan Tabel 21 dapat diperoleh bahwa LKS yang dikembangkan memperoleh skor penilaian rata-rata yaitu 4,34 berarti LKS masuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan klasifikasi penilaian LKS. Hal tersebut menunjukkan LKS valid dan dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. b. Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Penilaian kepraktisan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan pada angket respon guru dan angket respon siswa. Angket tersebut diberikan pada guru dan siswa sebagai pengguna dari perangkat pembelajaran. Berikut ini uraian dari hasil analisis kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. 1 Kepraktisan berdasarkan angket respon guru Guru sebagai pengguna perangkat pembelajaran diminta untuk mengisi angket respon. Angket respon tersebut digunakan untuk mengetahui kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Aspek yang terdapat dalam angket respon tersebut yaitu materi, RPP, dan LKS. Dalam angket tersebut terdapat 20 pernyataan yang harus dipilih oleh guru. Tabel 22 berikut merupakah hasil analisis penialian angket respon guru. Tabel 10. Hasil Analisis Angket Respon Guru Aspek Penilaian Skor Maksimal Skor Rata-rata Klasifikasi Materi 4,00 4,00 Sangat Baik RPP 4,00 3,40 Sangat Baik LKS 4,00 3,70 Sangat Baik Kesimpulan 3,70 Sangat Baik 141 Berdasarkan Tabel 22 diperoleh informasi bahwa rata-rata angket respon guru menunjukkan angka 3,70 yang berarti masuk dalam klasifikasi sangat baik . Hal tersebut menunjukkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan praktis dengan kriteria kepraktisan sangat baik. Penilaian data hasil angket respon guru dapat dilihat dalam Lampiran D.6 . 2 Kepraktisan berdasarkan angket respon siswa Siswa sebagai pengguna LKS diminta untuk mengisi angket respon siswa setelah menggunakan perangkat yang dikembangkan dalam pembelajaran. Angket tersebut digunakan untuk mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran dari aspek kemudahan dan keterbantuan siswa. Aspek yang terdapat dalam angket respon tersebut yaitu kemudahan dan keterbantuan. Dalam angket tersebut terdapat 15 pernyataan yang harus dipilih oleh siswa. Tabel 23 berikut merupakah hasil analisis penilaian angket respon siswa. Tabel 11. Hasil Analisis Angket Respon Siswa Aspek Penilaian Skor Maksimal Skor Rata-rata Klasifikasi Kemudahan 4,00 3,54 Sangat Baik Keterbantuan 4,00 3,42 Sangat Baik Kesimpulan 3,48 Sangat Baik Berdasarkan Tabel 23 diperoleh informasi bahwa rata-rata angket respon siswa menunjukkan angka 3,48 yang berarti masuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal tersebut menunjukkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan praktis dengan kriteria kepraktisan sangat 142 baik. Sampel pengisisan angket respon siswa dapat dilihat dalam Lampiran C.7. Penilaian data hasil angket respon siswa dapat dilihat dalam Lampiran D.7. 3 Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Dalam penelitian ini dilakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh 2 orang sebagai observer yaitu peneliti dan mahasiswa jurusan pendidikan matematika. Tabel 24 merupakan hasil analisis observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Tabel 12. Hasil Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan ke- Observer 1 Observer 2 Skor Rata- rata Klasifikasi 1 94,12 94,12 94,12 Sangat Baik 2 100 100 100 Sangat Baik 3 94,12 94,12 94,12 Sangat Baik 4 100 100 100 Sangat Baik Kesimpulan 97,06 Sangat Baik Berdasarkan Tabel 24 diperoleh informasi bahwa keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan persentase rata-rata yaitu 97,06, berarti keterlaksanaan pembelajaran berjalan baik. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa keterlaksanaan pembelajaran berjalan baik dengan kriteria sangat baik. Hal tersebut menunjukkan pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Namun, ada beberapa catatan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu waktu yang diperlukan untuk latihan soal kurang 143 cukup sehingga latihan soal menjadi tugas di rumah. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dan analisis data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat dalam Lampiran D.9. c. Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran Keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan diperoleh dari hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Tes kemampuan berpikir tinggi siswa dilaksanakan di akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hasil tes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi aritmatika sosial ditinjau dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dan analisis tiap indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilihat dalam Tabel 25 dan 26 berikut. Tabel 13. Hasil Analisis Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi No Aspek Penilaian Hasil 1 Perolehan Nilai Siswa a. Nilai Tertinggi 100,00 b. Nilai Terendah 41,67 c. Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi 76,86 2 Ketuntasan Siswa a. Banyak Siswa Tuntas 18 b. Banyak Siswa Tidak Tuntas 4 c. Persentase Ketuntasan 81,82 d. Kriteria Sangat Baik Pembelajaran dikatakan efektif jika banyak siswa yang mencapai KKM lebih dari 75 dan rata-rata perolehan nilai lebih dari sama dengan nilai KKM untuk berpikir tingkat tinggi yaitu 70. Berdasarkan Tabel 25 diperoleh hasil bahwa analisis nilai tes kemampuan berpikir tingkat tinggi memiliki nilai 144 persentase ketuntasan siswa yaitu 81,82 yang berarti mempunyai kriteria sangat baik . Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa yang mencapai KKM sudah lebih dari 75 sehingga kriteria keefektifan yang pertama terpenuhi. Persentase pencapaian kemampuan berpikir tingkat tinggisiswa disajikan dalam Tabel 26 berikut. Tabel 14. Hasil Analisis Butir Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Kemampuan Berpikir Aspek Penilaian Hasil Tiap Butir Rata-Rata Nilai Menganalisis a. Kemampuan menyelesaikan soal tidak rutin 63,64 73,11 b. Kemampuan melakukan pembuktian matematis 89,77 c. Kemampuan menemukan hubungan antarkonsep atau fakta matematis 65,91 Mengevaluasi a. Kemampuan memberikan justifikasi dengan merujuk pada fakta secara matematis 88,64 78,98 b. Kemampuan memberikan argumen yang matematis 69,32 Mencipta a. Kemampuan menyajikan informasi dalam berbagai bentuk secara kreatif 68,18 73,86 b. Kemampuan membuat hubungan antarinformasi dan membuat keterkaitan antargagasan matematis 79,55 Berdasarkan Tabel 26 diperoleh hasil bahwa persentase tiap aspek kemampuan berpikir tingkat tinggi sudah mencapai minimal kategori baik. Persentase aspek kemampuan berpikir tingkat tinggi yang paling tinggi adalah kemampuan mengevaluasi sebesar 78,98 dan paling rendah adalah kemampuan menganalisis sebesar 73,11. Sampel hasil pengerjaan siswa 145 disajikan dalam Lampiran C.8 dan analisis data hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi disajikan dalam Lampiran D.8. Tingkat keefektifan untuk kriteria kedua dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan diuji dengan melakukan perhitungan uji normalitas dan uji t. Pengujian keefektifan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah sebagai berikut. 1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dengan hipotesis sebagai berikut. � : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal � 1 : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Pengujian dilakukan menggunakan SPSS statistic dengan uji one- sampel kolmogrov-smirnov test. Kriteria keputusannya, � diterima jika signifikasinya � = 0,05. Tabel 27 menunjukkan hasil uji normalitas sebagai berikut. Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test nilai_tes N 22 Normal Parameters a,b Mean 76,1355 Std. Deviation 12,93354 Most Extreme Differences Absolute ,217 Positive ,217 Negative -,159 Kolmogorov-Smirnov Z 1,017 Asymp. Sig. 2-tailed ,252 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 146 Berdasarkan Tabel 27 diperoleh bahwa data nilai hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Galur memiliki nilai signifikansi 0,252 � = 0,05 yang berarti data yang digunakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2 Uji Hipotesis Keefektifan Perangkat Pembelajaran Keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan diuji menggunakan uji one sampel t-test dengan bantuan software SPSS. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif jika rata-rata nilai kelas lebih dari sama dengan 70. Berikut hipotesis dan hasil analisis data tersebut sebagai berikut. a Hipotesis � : � 70 Nilai rata-rata tes kemampuan berpikir tingkat tinggi tidak lebih dari 70 � 1 : � ≥ 70 Nilai rata-rata tes kemampuan berpikir tingkat tinggi lebih dari sama dengan 70 b Hasil Pengujian Tabel 28 menunjukkan hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan SPSS. Tabel 16. Hasil Analisis Nilai Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dengan One-Sampel T-Test One-Sample Statistics N Mean Std. Deviation Std. Error Mean nilai_tes 22 76,1355 12,93354 2,75744 147 One-Sample Test Test Value = 70 T df Sig. 2- tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper nilai_tes 2,225 21 ,037 6,13545 ,4010 11,8699 Berdasarkan Tabel 28 diperoleh signifikansi 0,037 � = 0,05, sehingga � ditolak artinya bahwa nilai rata-rata tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa lebih dari sama dengan 70. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran matematika realistik efektif ditinjau dari kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

B. Pembahasan

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menghasilkan perangkat pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi aritmatika sosial pada siswa SMP kelas VII. Perangkat dikembangkan dengan menggunakan model ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Perangkat pembelajaran diimplementasikan di SMP Negeri 1 Galur dengan objek penelitian siswa kelas VII A. Proses dalam pengembangan produk pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu menganalisis data. Proses menganalisis data berfungsi sebagai acuan dalam mengembangkan produk berupa RPP dan LKS yang disesuaikan dengan hasil analisis meliputi analisis kebutuhan, analisis kurikulum, analisis karakteristik siswa, dan analisis situasi. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Galur membutuhkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Analisis kurikulum

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 1 NISAM.

0 2 37

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 15 MEDAN.

0 2 44

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 KARANG BARU TAHUN AJARAN 2012/ 2013.

0 1 20

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

0 3 42

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

2 58 784

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MATEMATIKA REALISTIK MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR BERORIENTASI PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP.

3 12 327

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP.

5 41 447

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL UNTUK SISWA SMP KELAS VII.

72 314 377

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS CTL UNTUK SISWA KELAS VII SMP MATERI ARITMATIKA SOSIAL

0 0 8

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

0 0 14