Pembelajaran Remidial Kesulitan Belajar

2.9 Organisasi Kegiatan Remedial

Program remedi yang baik pada prinsipnya perlu didasarkan pada diagnostik awal dan disertai deengan tindak lanjut kontinu. 1 Perlu diadakan pencerahan kepada siswa bahwa tujuan khusus program remedi diantaranya adalah mengatasi kesulitan belajar. Ketika kesulitan belajar semakin menumpuk, maka dampak yang muncul adalah remedi pengajaran pun semakin kompleks. 2 Guru perlu menilai keberhasilan program remedi yang telah dilakukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dimungkinkan pada saat yang diperlukan, mengubah metode dan menggunakan materi yang bervariasi agar sisa dapat mengatasi kesulitan belajarnya. 3 Evaluasi remidi memiliki arti penting bagi orang-orang terdekat siswa. Oleh karena itu, perlu diberikan informasi kepada siswa dan orang tua mengenai perkembangan belajarnya. Dengan mengakui pencapaian hasil belajar dan tetap mendorong untuk terus belajar, motivasi belajar siswa diharapkan dapat meningkat, ketika siswa mengetahui usaha belajar yang telah diikuti 30 .

2.10 Memberikan Pengajaran Remidial

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah 31 . Para siswa yang mengalami permasalahan belajar harus diberi pemahaman dalam bentuk program- program yang direncanakan dalam bentuk kegiatan remedi. Mereka mempunyai problem diidentifikasi dan dipilih untuk kemudian diberi penjelasan secara intensif. 30 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan prinsip dan operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2012 hal 234 31 UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Bab 1 pasal 1 nomer 1 Tingkat awal remedi adalah membangun kembali keyakinan dalam diri siswa. Remedi yang baik pada umumnya mempunyai semua atribut mengajar yang baik, ditambah dengan contoh soal yang bisa digunakan untuk lebih memahami dan menguasai materi pembelajaran. Oleh karena itu, juga perlu bagi seorang guru mengetahui dimana kekuatan dan kelemahan siswa. Hal itu semua akan membantu siswa manakah perkembangan positif dan nyata diberitahukan dan keberhasilan yang dapat dicapai dihargai. Untuk tetap termotivasi dan interes untuk belajar, maka program remedi harus selalu ditekankan, tindakan monoton dan tanpa usaha perlu dihindari. Oleh karena itu, pendekatan mengajar yang variatif perlu diperhatikan oleh guru yang memberikan program remedi. Minat siswa mungkin akan menyusut dan berkurang jika ia didorong terlalu keras dalam program remedi. Oleh karena itu, guru juga perlu, suatu ketika memberikan izin untuk mengambil tes yang telah direncanakan, dan membantu mereka dalam menganalisis hasilnya. Seorang guru juga perlu memberikan dorongan berupa pujian ketika siswa berhasil memperbaiki peringkat nilai setelah mereka mengikuti program remedi. Untuk menghindari turunya minat siswa, kegiatan remedi seyogianya tidak dijadwal secara fleksibel untuk mencegah terjadinya konflik dengan kegiatan siswa lain dalam kelas yang diikutinya 32 .

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

3.1 Pengertian Ilmu pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari 32 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan prinsip dan operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2012 hal 236 aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial 33 .

3.2 Karakteristik Pembelajaran IPS

Pendidikan IPS merupakan padanan dari social studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tesebut pertama kali digunakan AS pada tahun 1913 mengadopsi nema lembaga social studies yang mengembangkan kurikulum di AS Marsh, 1980; Martoella, 1976 34 . Tabel 2.2 35 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia Dimensi dalam kehidupan manusia Ruang Waktu NilaiNorma Area dan Subtansi Pembelajaran Alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan penjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam Contoh kompetensi dasar yang dikembangkan Adaptasi spasial dan eksploratif Berfikir kronologis, prospektif, antisipatif Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamiah masing-masing disiplin ilmu Alternatif penyajian dalam mata pelajaran Goegrafi Sejarah Ekonomi, sosiologi, dan antropologi 33 Trianto, Model pembelajaran terpadu. Konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Jakarta: pt. Bumi aksara 2012 h. 171 34 Ibid. , h. 172 35 Ibid. , h. 176

3.3 Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala masalah yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap ketimpangan yang terjadi sehari- hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut Awan Mutakin, dalam Puskur, 2006b:4. 1 Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2 Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di gunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. 3 Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. 4 Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. 5 Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. 6 Memotivasi seseorang bertidak berdasarkan moral. 7 Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi. 8 Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan