Ilmu ekonomi adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna
memproduksi komoditas atau barang-barang yang bermanfaat serta mendistribusikannya kepada semua orang
38
.
5. Pajak
5.1 Pengertian Pajak
Berikut merupakan definisi pajak menurut beberapa tokoh:
39
a. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-
undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa timbal balik kontraprestasi yang berlangsung dapat ditunjukkan, dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian di sempurnakan, menjadi:
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pegeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
b. Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I Djajadiningrat: Pajak sebagai suatu kewajiban untuk menyerahkan sebagian besar
dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan
sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara
langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
38
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi , Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005 hal 8-9
39
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , Jakarta: Salemba Empat, 2011. h. 1
c. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Dr. N. J. Feldmann: Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang
kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk
menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
5.2 Jenis-jenis Pajak
Jenis pajak dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokkan menurut
golongannya, menurut
sifatnya, dan
menurut lembaga
pemungutnya
40
. a. Menurut golongannya
1 Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Penghasilan 2 Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan pada orang lain. Contoh: pajak Pertambahan Nilai
b. Menurut sifatnya 1 Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.
2 Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikanm keadaan diri wajib pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
c. Menurut lembaga pemungutnya 1 Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunkan untuk membiayai rumah tangga negara.
40
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2011, Yogyakarta: Andi, 2011 h. 5