Fase-fase dalam Proses Belajar
kali mengganggu belajar; misalnya kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap
disamping kelas atau seseorang sedang belajar dikamar, satu atau dua orang hilir mudik keluar masuk kamar belajar itu, dan sebagainya.
Kecuali kehadiran yang langsung seperti yang telah dikemukakan di atas itu, mungkin juga orang lain itu hadir tidak langsung atau dapat
disimpulkan kehadirannya; misalnya saja potret dapat merupakan representasi dari seseorang; suara nyanyian yang sedang dihidangkan
lewat radio maupun tape recorder juga dapat merupakan representasi bagi kehadiran seseorang. Faktor-faktor sosial seperti yang telah dikemukakan
diatas itu pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan prestasi-prestasi belajar. Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu
kosentrasi sehingga perhatian dapat ditujukan kepada hal yang dipelajari atau aktifitas belajar semata-semata. Dengan berbagi cara faktor-faktor
tersebut dapat berlangsung dengan baik
14
.
b Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik dan ini pun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
1 Faktor-faktor fisiologis, Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: a. Tonus jasmani pada umumnya, dan keadaan tonus jasmani pada
umumnya ini dapat melatarbelakangi aktivitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani
yang kurang
segar; keadaaan
jasmani yang
lelah lain
berpengaruhnya daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan yaitu:
Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kekurangan tonus jasmani, yang pengaruhnya
14
Suryabrata Sumardi, op.cit h. 233-234
dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya.
Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit-penyakit seperti pilek, influenza, sakit gigi, batuk dan
yang sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan,
akan tetapi dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini sangat mengganggu aktivitas belajar itu.
b. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam
individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan pancaindera. Baiknya pancaindera merupakan
syarat dapat belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem persekolahan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling
memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga
15
.
2 Faktor-faktor psikologis Faktor psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan
keadaan kejiwaan siswa. Faktor psikologis dapat ditinjau dari aspek bakat, minat, intelegasi, dan motivasi.
16
a. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimilliki anak untuk
mencapai keberhasilan. Bakat anak akan mulai tampak sejak ia dapat berbicara atau sudah masuk Sekolah Dasar SD. Bakat yang
dimiliki anak tidak sama. Bakat akan mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang tertentu.
15
Suryabrata Sumardi, op.cit h. 235-236
16
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, Cet.1 h.176
b. Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar untuk sesuatu. Dalam hal ini, terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
Minat pembawaan. Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungna.
Minat yang muncul karena adannya pengaruh dari luar c. Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara
tepat. Kemampuan dasar yang tinggi pada anak, memungkinkan anak dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan
persoalan-persoalan baru secara tepat, cepat, dan berhasil. Sebaliknya, tingkat kemampuan dasar yang rendah dapat
mengakibatkan murid mengalami kesulitan dalam belajar. d. Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal manusia yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Fungsi motivasi adalah mendorong seseorang
untuk interes pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan, yankni kearah tujuan yang hendak dicapai, dan
mendorong seseorang untuk pencapaian prestasi, yakni dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar, maka akan menunjukkan
hasil belajar yang baik
17
. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar seseorang di atas.
Dapat ditarik kesimpulan, keberhasilan siswa dalam belajar bukan hanya kesulitannya siswa dalam belajar, melainkan diri sendiri dan lingkungan
sekitar sangat ikut andil dalam membantu keberhasilan siswa dalam belajar.
17
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Op.cit , h. 176-177