Penanganan Kesulitan Belajar Kesulitan Belajar

Dalam pelaksanaan pembelajaran Remidial, perlu ditempuh langkah- langkah berikut : 1 menganalisis kebutuhan, yaitu mengidentifikasi kesulitan dan kebutuhan peserta didik 2 merancang pembelajaran, yang meliputi merancang rencana pembelajaran, merancang berbagai kegiatan, merancang belajar bermakna, memilih pendekatanmetodeteknik, merancang bahan pembelajaran 3 menyusun rencana pembelajaran, yaitu memperbaiki rencana pembelajaran yang telah ada, dimana beberapa komponen disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik 4 menyiapkan perangkat pembelajaran, seperti memperbaiki soal LKS 5 melaksanakan pembelajaran, yang meliputi: merumuskan gagasan utama, memberikan arahan yang jelas, meningkatkan motivasi belajar peserta didik, memfokuskan proses belajar, melibatkan peserta didik secara aktif 6 melakukan evaluasi pembelajaran baik dengan tes maupun nontes, dan menilai ketuntasan belajar peserta didik 28 . Beberapa indikator untuk menentukan kesulitan belajar peserta didik adalah sebagai berikut. a. Peserta didik tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. b. Peserta didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah dibandingkan dengan peserta didik lainya dalam satu kelompok. c. Peserta didik tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. d. Peserta didik tidak dapat menunjukkan kepribadian yang baik, seperti kurang sopan, membandel, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. 28 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran prinsip, tekhnik, prosedur Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013 hal 304-306

2.8 Remidial Secara Individual

Tidak teknik diagnostik dan remedial yang berhasil, jika dilakukan tanpa sepengetahuan siswa yang bersangkutan, dalam hubungan antara teknik diagnostik dan remedial dengan kebutuhan mereka. Beberapa siswa yang mengalami kegagalan belajar, pada kasus tertentu mempunyai perasaan tidak pandai. Tujuan bimbingan konseling dalam kaitannya dengan kesulitan belajar adalah meningkatkan dan menguatkan motivasi mereka untu bangkit guna mengatasi permasalahan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana seorang guru mengorganisasi pengajaran remedial secara komprehensif? Jika kesulitan siswa, baik yang bersumber internal maupun eksternal telah diidentifikasi, selanjutnya program remedi perlu diformulasikan. Jika siswa telah dimotivasi dalam kegiatan belajarnya maka kegiatan remedi ini sebaiknya dilakukan secara individual. Penilaian remidi pun difokuskan pada kebutuhan spesifik individual siswa. Yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah bahwa tidak semua remedi harus dilakukan secara individual, tetapi bisa juga remedi dilakukan secara berkelompok dengan membuat kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 6 siswa yang memiliki problem sama. Disamping itu, ada juga kesempatan remedi untuk secara keseluruhan. Ini terjadi, ketika kelemahan dan kesulitan siswa ternyata menyuruh dalam satu unit satuan pembelajaran. Beberapa contoh yang memungkinkan problem remedi menyeluruh, misalnya mata pelajaran matematika. Dalam hal ini yang penting adalah para guru harus peduli dan menyiapkan setiap satuan pembeljaran dengan latihan soal dan buku kerja yang relevan dengan subtansi pengajaran. Selain itu, pada situasi ini guru juga harus tetap mampu mengenal kelebihan dan kelemahan siswa sehingga kesempatan untuk menerapkan teknik remedi individual atau kelompok dapat dilakukan dengan baik 29 . 29 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan prinsip dan operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2012 hal 234