pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atas stimulus yang dihadapi
11
.
1.5 Karakteristik Perilaku Belajar
Ciri perubahan yang merupakan perilaku belajar, diantaranya:
a Bahwa perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukannya bukan secara
kebetulan; dengan demikian, perubahan karena kemantapan dan kematangan atau keletihan atau karena penyakit tidak dapat dipandang
sebagai perubahan hasil belajar; b Bahwa perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan
normatif atau kriteria keberhasilan criteria of success baik dipandang dari segi siswa tingkat abilititas dan bakat khususnya, tugas
perkembangan, dan sebagainya maupun dari segi guru tuntutan masyarakat orang dewasa sesuai dengan tindakan kulturalnya;
c Bahwa perubahan itu efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar itu setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu
relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat direproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah problem solving,baik
dalam ujian, ulangan, dan sebagainya maupun dalam penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan
hidup.
12
Dari beberapa karakteristik perilaku belajar yang telah dipaparkan diatas, kita dapat mengetahui bahwa dalam suatu proses belajar mengajar
terdapat suatu perubahan, baik dalam bidang akademis maupun pengetahuan.
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2010, Cet 16, h. 111-112
12
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-10 h. 158
1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Belajar sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak sekali hal- hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah
banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Untuk memudahkan pembicaraan dapat dilakukan klasifikasi demikian:
13
a Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlapping
tetap ada, yaitu: 1 Faktor-faktor non sosial
Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu
pagi atau siang, ataupun malam, tempat letaknya, pergudangannya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat tulis-menulis, buku-
buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran.
Semua faktor-faktor yang telah disebutkan di atas itu, dan juga faktor-faktor lain yang belum disebutkan harus kita atur sedemikian
rupa, sehingga dapat membantu menguntungkan proses atau perbuatan belajar secara maksimal.Letak sekolah atau tempat belajar misalnya
harus memenuhi syarat-syarat seperti ditempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi
syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ilmu kesehatan sekolah. Demikian pula alat-alat pelajaran harus seberapa mungkin diusahakan
untuk memenuhi syarat didaktis, psikologis dan pedagogis. 2 Faktor-faktor sosial
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial disini adalah faktor manusia sesama manusia, baik manusia itu ada hadir maupun
kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak
13
Suryabrata Sumadi, Psikologi pendidikan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2014, Cet 21, h. 233.