5.3.6 Hubungan antara Kelembaban dengan Dermatitis Kontak Pada Pekerja
Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012
Begitu pula dengan variabel kelembaban diperoleh bahwa nilai mean rank pekerja yang mengalami dermatitis kontak 56,42 lebih besar daripada nilai
mean rank pekerja yang tidak mengalami dermatitis kontak 46,93 dan p value didapatkan sebesar 0,117, artinya pada
=5 tidak ada hubungan antara kelembaban dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja cleaning service di
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
5.3.7 Hubungan antara Riwayat Alergi dengan Dermatitis Kontak Pada Pekerja
Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012
Hasil analisis hubungan antara riwayat alergi dengan dermatitis kontak pada tabel 5.5 diperoleh bahwa dari 48 pekerja yang memiliki riwayat alergi ada
sebanyak 20 pekerja 41,7 yang mengalami dermatitis kontak dan 28 pekerja 58,3 yang tidak mengalami dermatitis kontak. Sedangkan dari 51 pekerja
yang tidak memiliki riwayat alergi, terdapat sebanyak 12 pekerja 23,5 yang mengalami dermatitis kontak dan 39 pekerja 76,5 yang tidak mengalami
dermatitis kontak. Dari hasil uji statistik didapatkan p value sebesar 0,087, artinya pada
=5 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat alergi dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja cleaning service di
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
5.3.8 Hubungan antara Riwayat Atopi dengan Dermatitis Kontak Pada Pekerja
Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012
Hasil analisis hubungan antara riwayat atopi dengan dermatitis kontak pada tabel 5.5 diperoleh bahwa dari 38 pekerja yang memiliki riwayat alergi ada
sebanyak 14 pekerja 36,8 yang mengalami dermatitis kontak dan 24 pekerja 63,2 yang tidak mengalami dermatitis kontak. Sedangkan dari 61 pekerja
yang tidak memiliki riwayat alergi, terdapat sebanyak 18 pekerja 29,5 yang mengalami dermatitis kontak dan 43 pekerja 70,5 yang tidak mengalami
dermatitis kontak. Dari hasil uji statistik didapatkan p value sebesar 0,591, artinya pada
=5 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat atopi dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja cleaning service di kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
5.3.9 Hubungan antara Riwayat Penyakit Kulit Sebelumnya dengan Dermatitis
Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2012
Hasil analisis hubungan antara riwayat penyakit kulit sebelumnya dengan dermatitis kontak pada tabel 5.5 diperoleh bahwa dari 70 pekerja yang memiliki
riwayat penyakit kulit sebelumnya ada sebanyak 28 pekerja 40 yang mengalami dermatitis kontak dan 42 pekerja 60 yang tidak mengalami
dermatitis kontak. Sedangkan dari 29 pekerja yang tidak memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya, terdapat sebanyak 4 pekerja 13,8 yang mengalami
dermatitis kontak dan 25 pekerja 86,2 yang tidak mengalami dermatitis kontak. Dari hasil uji statistik didapatkan p value sebesar 0,021, artinya pada
=5 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara riwayat penyakit kulit sebelumnya dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja cleaning service di
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer hasil pemeriksaan fisik oleh dokter dan menggunakan kuesioner. Terdapat beberapa
keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross sectional
sehingga sulit untuk menjelaskan hubungan sebab akibat karena pengambilan data dilakukan pada saat yang bersamaan. Meskipun demikian, desain ini
dipilih karena paling sesuai dengan tujuan penelitian dan efektif. 2. Pemeriksaan kejadian dermatitis kontak hanya dilihat secara umum dari gejala-
gejala dan pemeriksaan fisik dengan bantuan dokter, tanpa adanya pemeriksaan penunjang, yaitu uji tempel untuk memperkuat hasil.
3. Hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh kejujuran dan ingatan serta motivasi responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan setiap variabel seperti pada
variabel lama kontak, frekuensi kontak, masa kerja, riwayat alergi, riwayat atopi, dan riwayat penyakit kulit sebelumnya sehingga dimungkinkan adanya
bias informasi. 4. Instrumen penelitian berupa lembar recall activities yang digunakan untuk
menentukan lama kontak dan frekuensi kontak pekerja dengan bahan kimia memiliki potensi adanya bias recall.