6.5.7 Hubungan antara Riwayat Alergi dengan Dermatitis Kontak
Riwayat  alergi  merupakan  reaksi  tubuh  yang  berlebihan  terhadap benda  asing  tertentubahan  yang  bersifat  alergen,  misalnya  debu,  obat,  atau
makanan,  yang  pernah  dialami  oleh  pekerja.  Berdasarkan  tabel  5.3  dapat diketahui  bahwa  pekerja  yang  memiliki  riwayat  alergi  yaitu  sebanyak  48
orang  48,5  dan  pekerja  yang  tidak  memiliki  riwayat  alergi  yaitu sebanyak 51 orang 51,5.
Hubungan antara riwayat alergi dengan dermatitis kontak dapat dilihat pada  tabel  5.5.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  48  pekerja  yang
memiliki  riwayat  alergi  ada  sebanyak  20  pekerja  41,7  yang  mengalami dermatitis  kontak  dan  28  pekerja  58,3  yang  tidak  mengalami  dermatitis
kontak.  Sedangkan  dari  51  pekerja  yang  tidak  memiliki  riwayat  alergi, terdapat  sebanyak  12  pekerja  23,5  yang  mengalami  dermatitis  kontak
dan 39 pekerja 76,5 yang tidak mengalami dermatitis kontak. Dari hasil uji  statistik  didapatkan  p  value  sebesar  0,087,  artinya  pada
=5  dapat disimpulkan  bahwa  tidak  ada  hubungan  antara  riwayat  alergi  dengan
kejadian  dermatitis  kontak  pada  pekerja  cleaning  service  di  kampus  UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
Dermatitis  kontak  terutama  dermatitis  kontak  alergi  akan  lebih mudah  timbul  jika  terdapat  riwayat  alergi  sebelumnya  Putro  1985  dalam
Lestari  2007.  Riwayat  alergi  merupakan  salah  satu  faktor  yang  dapat menjadikan  kulit  lebih  rentan  terhadap  penyakit  dermatitis  kontak.  Hasil
penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian  Lestari  2007  yang  menunjukkan
bahwa  tidak  ada  hubungan  antara  riwayat  alergi  dengan  dermatitis  kontak P=  0,383,  CI  95,  proporsi  pekerja  dengan  riwayat  alergi  yang  terkena
dermatitis sebanyak 15 orang 57,7 dari 26 orang  yang memiliki riwayat alergi.  Sedangkan  pekerja  yang  tidak  memiliki  riwayat  alergi  terkena
dermatitis  sebanyak  24  orang  44,4  dari  54  orang  pekerja  yang  tidak memiliki riwayat alergi.
Dalam  penelitian  ini  tidak  adanya  hubungan  antara  riwayat  alergi dengan  dermatitis  kontak  karena  kemungkinan  baik  pekerja  yang  memiliki
riwayat atau tidak, dapat terkena dermatitis kontak jika kontak dengan bahan kimia selama bekerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja yang
mengalami  dermatitis  kontak  lebih  banyak  pada  pekerja  yang  memiliki riwayat  alergi.  Walaupun  demikian  tidak  menutup  kemungkinan  meskipun
pekerja  tidak  memiliki  riwayat  alergi,  masih  dapat  berpeluang  terkena dermatitis  kontak  disebabkan  adanya  pengaruh  faktor  lain,  salah  satunya
adalah riwayat penyakit kulit sebelumnya p value=0,021. Berdasarkan  hasil  analisis  diperoleh  bahwa  pada  pekerja  yang  tidak
memiliki  riwayat  alergi  tetapi  menderita  dermatitis  kontak  ternyata  67 memiliki  riwayat  penyakit  kulit  sebelumnya.  Sehingga  walaupun  pekerja
tidak  memiliki  riwayat  alergi  tetapi  pekerja  mempunyai  riwayat  penyakit kulit  sebelumnya  tetap  saja  pekerja  berisiko  menderita  dermatitis  kontak.
Hal  ini  sesuai  dengan  Djuanda  2007  yang  menyatakan  bahwa  adanya penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami akan mempengaruhi ambang
rangsang  terhadap  bahan  iritan  menjadi  menurun  sehingga  berisiko  tinggi terkena dermatitis kontak.
Kemudian juga ditinjau dari faktor lama kontak, diketahui bahwa rata- rata  lama  kontak  dengan  bahan  kimia  pada  pekerja  yang  tidak  mempunyai
riwayat  alergi  tetapi  menderita dermatitis kontak ternyata lebih  tinggi  4,08 jamhari  dibandingkan  dengan  rata-rata  lama  kontak  pekerja  yang  tidak
mempunyai  riwayat  alergi  dan  tidak  menderita  dermatitis  kontak  2,87 jamhari.  Sesuai  dengan  teori  yang  dikemukakan  Cohen  1999  bahwa
semakin  lama  kulit  kontak  dengan  bahan  kimia  maka  dapat  menyebabkan rusaknya sel kulit lapisan luar, sehingga kejadian dermatitis kontak semakin
berisiko tinggi. Selanjutnya  apabila  ditinjau  dari  faktor  frekuensi  kontak,  diketahui
bahwa  rata-rata  frekuensi  kontak  pekerja  yang  tidak  mempunyai  riwayat alergi  dan  menderita  dermatitis  kontak  ternyata  lebih  tinggi  5  kalihari
dibandingkan  dengan  rata-rata  frekuensi  kontak  pekerja  yang  tidak mempunyai  riwayat  alergi  dan  tidak  menderita  dermatitis  kontak  4
kalihari. Menurut Cohen 1999 frekuensi kontak yang berulang dan
sering dapat  menyebabkan  semakin  rusaknya  sel  kulit  lapisan  yang  lebih  dalam
sehingga kejadian dermatitis kontak semakin berisiko tinggi. Peneliti  juga  berasumsi  bahwa  pekerja  sepertinya  tidak  menyadari
gejala-gejala  alergi  yang  sebenarnya  pernah  mereka  alami  karena  mereka tidak tahu mengenai gejala alergi tersebut dan menurut mereka itu hal yang
biasa dan tidak mengganggu. Selain itu dapat juga dikarenakan pekerja lupa
jika pernah mengalami gejala tersebut, atau meskipun ingat pekerja tersebut tidak  jujur  dalam  menjawab  pertanyaan  peneliti.  Hal  ini  yang  dapat
mempengaruhi jawaban pada kuisioner yang diberikan.
6.5.8 Hubungan antara Riwayat Atopi dengan Dermatitis Kontak