47
2.7.12 Musim
Occupational dermatoses dermatosis akibat kerja banyak dijumpai pada musim panas karena pengeluaran keringat meningkat dan pekerja kurang senang
memakai alat pelindung diri bahkan lebih suka pakai celana pendek, kaus singlet atau tanpa baju sehingga lebih mudah kontak dengan bahan kimia. Cuaca dingin
menyebabkan pekerja malas mandi atau mencuci tangan Ganong 2006 dalam Ernasari 2012.
2.7.13 Pengeluaran Keringat
Keringat melindungi kulit dengan cara mengencerkan dan menghanyutkan bahan-bahan iritan. Hyperhidrosis menyebabkan miliaria dan macerasi kulit di
lipatan ketiak, pangkal paha dan mudah terjadi infeksi sekunder. Keringat dapat juga merubah bahan-bahan yang larut dalam air menjadi bentuk lain dan
mempermudah absorbsi melalui pori-pori kulit Ganong 2006 dalam Ernasari 2012.
2.7.14 Ras
Orang berkulit hitam lebih tahan terhadap lingkungan industri karena kulitnya kaya akan melanin. Mereka jarang menderita tumor kulit oleh radiasi ultraviolet,
kurang peka terhadap debu kimia, bahan pelarut dan alkali Ganong 2006 dalam Ernasari 2012. Kebanyakan orang berkulit hitam lebih tahan terhadap efek kontak
dari zat iritan dibandingkan orang berkulit putih Sasseville, 2006. Adanya perbedaan struktural dalam stratum korneum pada ras kulit hitam
dibandingkan kulit putih yang memberikan perlindungan lebih terhadap iritasi
48 bahan kimia. Walaupun ketebalan stratum korneum pada kedua ras sama tetapi
stratum korneum kulit hitam memiliki lapisan sel yang lebih kuat dan lapisan lemak sederhana
Maibach , 2006.
2.7.15 Suhu dan Kelembaban
Faktor fisik udara di lingkungan kerja merupakan kombinasi dari komponen suhu udara, kecepatan gerakan udara dan kelembaban udara. Komponen-komponen
tersebut dapat mempengaruhi persepsi kualitas udara dalam ruangan kerja sehingga harus selalu dijaga agar berada pada kisaran yang dapat diterima untuk kenyamanan
pekerja Faulkner D, 2004 dalam Ruhdiat 2006. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405MenKesSKIX2002
mengenai nilai ambang batas kesehatan lingkungan kerja, suhu udara yang dianjurkan adalah 18
o
C-28
o
C dan kelembaban udara yang dianjurkan adalah 40-
60.
Pengaruh lingkungan, seperti kelembaban yang rendah dan suhu yang dingin merupakan faktor penting dalam menurunkan kadar air stratum korneum. Suhu yang
dingin dapat menurunkan kelenturan lapisan tanduk sehingga menyebabkan retaknya stratum korneum Partogi, 2008. Sedangkan menurut Sassevile 2006
kelembaban yang tinggi dapat mengurangi efektivitas barrier epidermis, sedangkan kondisi kering dan dingin mendorong timbulnya kulit pecah-pecah dan menjadi
kasar. Menurut American Academy of Dermatology 2010 menyatakan bahwa dermatitis disebabkan oleh lingkungan yang ekstrim, yaitu suhu dan kelembaban
49 yang ekstrim. Oleh karena itu, suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan
sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian dermatitis Djuanda, 2007. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ruhdiat 2006 menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara suhu udara lingkungan kerja dengan terjadinya dermatitis kontak p value = 0,337.
2.7.16 Personal Hygiene