Definisi Kondisi kerja Potensi Bahaya Terkait Pekerjaan Cleaning Service

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cleaning Service EU-OSHA, 2009

2.1.1 Definisi

Cleaning service adalah pekerjaan umum yang dilakukan di semua sektor dan tempat kerja baik di luar ruangan dan dalam ruangan, baik di perusahaan swasta serta di tempat umum. Ini mencakup berbagai tugas. Sebagian besar pekerjaan cleaning service dilakukan secara kontrak dimana cleaning service dipekerjakan oleh sebuah perusahaan cleaning service tetapi bekerja dalam satu atau lebih lokasi. Sektor ini sebagian besar wiraswasta, yang dominan ditemukan pada cleaning service rumah tangga. Pekerja cleaning service biasanya sering tidak diberikan pelatihan, peralatan dan informasi untuk melakukan pekerjaan mereka dengan cara yang terbaik, sehat dan aman.

2.1.2 Kondisi kerja

Cleaning service terdapat dalam berbagai kegiatan dan dilakukan dalam lingkungan kerja yang berbeda, seperti rumah, kantor, industri, sekolah, toko, bandara dan rumah sakit. Risiko dari seorang jasa kebersihan terpajan bahaya tergantung pada tugas yang mereka lakukan dan tempat bekerja mereka. 12

2.1.3 Potensi Bahaya Terkait Pekerjaan Cleaning Service

a Bahaya Kimia Paparan bahan kimia pada seorang cleaning service tergantung pada jenis produk yang digunakan dan karakteristik lingkungan kerja di mana mereka bekerja dan kondisi penggunaan. Pekerja cleaning service mungkin dapat terpapar berbagai bahan kimia yang berbeda. Oleh karena itu, ketika menilai risiko kimia yang mungkin terpajan pada pekerja cleaning service, zat kimia yang ada di kotoran, debu, partikel, dll yang sedang dibersihkan, serta karakteristik lingkungan dan proses kerja harus diperhitungkan selain komponen kimia dari produk pembersih yang digunakan. Tergantung pada zat kimia yang terlibat, berbagai jenis risiko kesehatan dapat menyebabkan seperti iritasi pada mata dan selaput lendir, dermatitis kulit, gangguan pernapasan, termasuk asma, dan kanker. Bahan kimia yang terkandung dalam beberapa bahan pembersih mungkin juga bersifat mudah terbakar atau mudah meledak. Tabel 2.1 Bahaya Kimia di Tempat Kerja Cleaning Service Kandungan Bahan Kimia Pada Produk Pembersih Produk yang Mengandung Bahan Kimia Kemungkinan Pengaruh Terhadap Kesehatan Manusia Asam sulfur, asam asetat, asam sitrat, hydrochloric Produk pembersih kimia, terutama produk pembersih toilet Bersifat korosif ; Kulit terbakar-dermatitis; jika kontak dengan mata dapat mengurangi penglihatan atau kebutaan misalnya karena asam hydrochloric Iritasi kulit, mata dan selaput lendir, masalah pernafasan, adanya kemungkinan asma Alkali amonium Produk pembersih Iritasi kulit, mata dan selaput 13 Sumber: Emmanuelle Brun. 2009. The Occupational Safety and Health of Cleaning Workers EU-OSHA b Bahaya Biologi Pekerja cleaning service dapat juga terpajan berbagai jenis agen biologi seperti mikroorganisme bakteri, virus dan jamur yang terdapat dalam debu dan dalam aerosol yang terjadi selama proses pembersihan. Rute eksposur utama adalah hidroksida, sodium hidroksida, silika, karbon lemak lendir; keracunan Hipoklorit, aldehid, senyawa amonium Disinfektan Sensitisasi, iritasi selaput lendir Solvent toluene, alkohol, glikol eter seperti 2-butoxyethanol Produk pembersih lantai, produk pembersih lemak, disinfektan, deterjen, wax Iritasi kulit, sistem pernafasan; racun bagi saraf atau reproduksi Fatty acid salts, organic sulphonates Deterjen, sabun Iritasi kulit, mata dan selaput lendir Formaldehid Bahan pengawet atau disinfekan pada pembersih lantai, wax, deterjen, dll Terutama menyebabkan alergi dan sensitisasi Bahan pencampur EDTA, Nitrilotriacetc acid NTA Pelarut pembersih Iritasi kulit, mata dan selaput lendir Film formers, semir wax, acryl polymers, polyethylene Produk perawatan permukaan Sensitisasi Ethanolamine Anti korosif: surfaktan biasa digunakan pada produk perawatan lantai, pemakaian umum, kaca dan pembersih kamar mandi Sensitisasi kulit; iritasi jalur pernafasan dan paru-paru; berhubungan dengan asma akibat kerja 14 sama seperti pada bahaya kimia, yang berarti terutama melalui inhalasi, kulit dan pencernaan. c Bahaya Fisik Bahaya fisik yang dihadapi pekerja cleaning service mencakup antara lain jatuh dari tangga, permukaan yang tinggi dan lantai yang basah atau licin serta kejatuhan benda yang tidak hanya dari peralatan kerja yang digunakan tetapi juga dari lingkungan dimana pekerjaan pembersihan dilakukan. Beberapa studi penelitian pada pekerjaan yang berhubungan dengan penyakit pada pekerja cleaning service ditemukan di Belgia, Denmark, Finlandia, Jerman, Norwegia, Portugal, Spanyol, Swedia, dan Inggris menunjukkan bahwa MSDS, penyakit pernapasan dan penyakit kulit merupakan masalah kesehatan yang paling umum yang ditemukan pada pekerja cleaning service. Penyakit kulit seperti dermatitis kontak dan eczema merupakan salah satu penyakit terkait kerja yang sering muncul pada petugas kebersihan, misalnya karena paparan terhadap kulit yang disebabkan oleh bahan kimiawi dan agen biologi, sering bekerja di tempat basah, dan luka pada kulit disebabkan oleh faktor mekanis karena pekerjaan. Selain memiliki manfaat dari aspek higienis dan estetika, dengan menggunakan bahan pembersih juga dapat menimbulkan risiko seperti risiko menghirup zat berbahaya yang terkandung dalam deterjen. Produk pembersih yang digunakan petugas pembersihan umum biasanya terdiri dari campuran bahan kimia yang berbeda, yang termasuk dapat menimbulkan iritasi kulit, pernapasan dan sensitizer. Bahan pembersih biasanya terdiri dari satu atau beberapa komponen aktif, tergantung pada fungsi teknis dari bahan pembersih, serta biasanya ada bahan tambahan dan air. 15 Surfactant dianggap sebagai komponen aktif yang paling utama pada bahan pembersih dan juga sebagai penyebab berbagai masalah kulit yang dilaporkan oleh pekerja cleaning service dan dikaitkan dengan pekerjaan cleaning service. Zat aktif lain mungkin juga asam atau basa, desinfektan, pelarut atau zat pencampur. Produk dengan zat asam seperti asam klorida termasuk misalnya dalam produk pembersih dapat menimbulkan risiko tinggi dan bersifat korosif pada mata dan kulit. Bahan pencampur zat yang mampu membentuk senyawa kompleks dengan bahan lain dalam larutan seperti EDTA Ethylene Diamin Tetra Acetic Acid dapat menyebabkan iritasi mata atau iritasi kulit. Beberapa bahan kimia dapat menimbulkan iritasi pada konsentrasi rendah dan bersifat korosif pada konsentrasi tinggi, misalnya asam atau basa. Salah satu penyakit kulit seperti dermatitis pada tangan yang dapat disebabkan oleh kontak kulit dengan deterjen - serta kontak yang lama dan berulang dengan air, bekerja di tempat basah atau bekerja sambil mengenakan sarung tangan. Mengingat peningkatan jumlah penyakit kulit akibat kerja dalam profesi cleaning service, dan juga pada profesi lain seperti petugas kesehatan dan pekerja di dapur, langkah-langkah pencegahan dan perlindungan kulit sangat dibutuhkan. Selain itu menurut EU-OSHA 2009 ada kebutuhan yang tinggi untuk mempromosikan budaya perawatan kulit yang lebih baik melalui langkah-langkah peningkatan kesadaran dan program pendidikan, layanan konsultasi, diagnostik dan terapi tambahan dalam dermatologi terkait kerja. 16

2.1.4 Rute Eksposur

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bengkel Di Kelurahan Merdeka Kota Medan Tahun 2015

6 71 101

Pengaruh intervensi penyuluhan menggunakan media leaflet terhadap perubahan pengetahuan mengenai potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahannya pada pekerja Cleaning Service UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5 28 155

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Pembuat Tahu Di Wilayah Kecamatan Ciputat Dan Ciputat Timur Tahun 2012

0 45 183

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak kosmetik pada penari studio Fantasi di Dunia Fantasi Ancol, Jakarta-Utara tahun 2013

1 49 177

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bengkel Motor di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2012

1 22 165

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Kontak pada Pekerja Proses Finishing Meubel Kayu di Wilayah Ciputat Timur Tahun 2012

5 44 160

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

1 11 185

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA BENGKEL MOTOR DI WILAYAH KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8