19 d Tanaman dan Bahan-bahan yang berasal dari padanya
Dijumpai pada pekerja-pekerja pengolahan karet, damar dan tembakau, pekerja perkayuan dan perusahaan meubel.
e  Mental Psikologis Seperti  hubungan  kerja  yang  kurang  baik,  pekerjaan-pekerjaan  yang  monoton
dan faktor-faktor psikis lainnya. f  Faktor Kimia
Apabila  kulit  terpapar  dengan  bahan  kimia  dapat  terjadi  kelainan  kulit  berupa dermatitis  kontak  iritasi  atau  dermatitis  kontak  alergi.  Faktor  penyebab  terbanyak
adalah agen kimia yang terdiri dari 4 kategori : 1.  Iritan  primer  berupa  asam,  basa,  pelarut  lemak,  deterjen,  garam-garam  logam
arsen, air raksa dan lain-lain 2.  Sensitizer,  logam  dan  garam-garamnya kromium, nikel, kobal,  dll, bahan-bahan
kimia karet, obat-obatan dan antibiotik, kosmetik dan lain-lain 3.  Agen-agen aknegik, naftalen dan bifenil klor, minyak mineral dan lain-lain
4.  Photosensitizer-antrasen,  pitch,  derivate  asam  benzoate,  hidrokarbon  aromatik, pewarna akridin dan lain-lain
Sedangkan  menurut  Fregert  1988,  zat-zat  kimia  yang  dapat  menyebabkan penyakit kulit antara lain adalah kromium, nikel, cobalt dan mercuri.
a.  Kromium,  adalah  suatu  logam  putih  keras  dengan  titik  lebur  1.890ºC.  Senyawa-
senyawa kromium relatif tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi kromium stabil.
b.  Nikel,  logam  nikel  bersifat  alergen  karena  larut  pada  permukaan  kulit.  Dalam
kenyataannya logam ini merupakan penyebab utama pada dermatitis nikel. Dermatitis
20 nikel  umumnya  ditemukan  akibat  penyepuhan  dengan  nikel,  yaitu  penyepuhan  nikel
pada  permukaan  logam  lain.  Dermatitis  nikel  mempunyai  kecenderungan  tertentu untuk menyebar ke seluruh lengan dan bagian tubuh yang lain.
c.  Cobalt,  bersifat  alergenik  seperti  nikel,  dimana  kedua  logam  tersebut  mempunyai
hubungan  erat.  Dalam  kehidupan  sehari-hari  terdapat  cobalt  sebagai  kotoran  pada logam  nikel.  Oksida  cobalt  yang  bersifat  alergenik  terdapat  dalam  pigmen  yang
digunakan  untuk  pengecatan  gambar  serta  keramik  dan  dalam  pembuatan  email. Cobalt  juga  digunakan  dalam  acrylic  yang  terolah  dingin  cold  cured  acrylic  dan
plastik polyster tak jenuh tetapi jarang menimbulkan sensitisasi.
d.  Mercuri,  logam  mercuri  seperti  logam  nikel  dan  cobalt,  bersifat  alergenik.  Mercuri
bisa  menimbulkan  dermatitis  alergika  pada  industri  peralatan  atau  pembuatan amalgam untuk bahan penambal gigi amalgam yang sudah mengeras di dalam mulut
tidak  menimbulkan  sensitisasi.  Logam  mercuri  juga  ditemukan  dalam  krim  anti jerawat.  Logam  mercuri  organik  kadang  menimbulkan  sensitisasi  kalau  digunakan
sebagai pembetsa dari penyamak atau sebagai pengawet dalam obat-obatan.
2.3 Dermatosis Akibat Kerja
Dermatosis akibat kerja adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau  lingkungan  kerja.  Penyakit  tersebut  timbul  pada  waktu  tenaga  kerja  bekerja
melakukan  pekerjaan  atau  disebabkan  oleh  faktor-faktor  yang  berada  pada  lingkungan kerja. Istilah dermatosis lebih tepat dari pada penggunaan kata dermatitis, sebab kelainan
kulit  akibat kerja tidak selalu berupa suatu peradangan infeksi, melainkan juga tumor atau alergi atau rangsangan fisik dan lainnya dapat menjadi penyebab penyakit tersebut.
21 Persentasi  dermatosis  akibat  kerja  dari  seluruh  penyakit  akibat  kerja  menduduki
porsi  tertinggi  sekitar  50-60,  maka  dari  itu  penyakit  ini  pada  tempatnya  mendapat perhatian yang proporsional. Selain prevalensi yang tinggi, dermatosis akibat kerja yang
kelainannya  biasanya  terdapat  pada  lengan,  tangan  dan  jari  sangat  mengganggu penderita  melakukan  pekerjaan  sehingga  sangat  berpengaruh  negatif  terhadap
produktivitas kerja Suma’mur, 2009. Penyebab  dermatosis  akibat  kerja  dapat  digolongkan  sebagai  b
erikut Suma’mur, 2009 :
a.  Faktor fisik, yaitu tekanan, tegangan, gesekan, kelembaban, panas, suhu dingin, sinar matahari, sinar X dan sinar elektromagnetis lainnya;
b.  Bahan yang berasal dari tanaman, yaitu daun, ranting, getah, akar, umbi, bunga, debu, kayu dan lainnya;
c.  Mahluk hidup, yaitu bakteri, virus, jamur, cacing, serangga dan kutu; d.  Bahan kimia, yaitu asam dan garam zat kimia anorganik, persenyawaan kimia organis
hidrokarbon, oli, ter, zat pewarna dan lainnya. Dari  semua  penyebab  itu  faktor  kimiawi  adalah  yang  terpenting,  oleh  karena  zat
dan bahan kimia  banyak digunakan pada proses produksi dalam berbagai industri. Ada dua mekanisme zat  atau bahan kimia menimbulkan dermatosis,  yaitu,  pertama, dengan
jalan  perangsangan  primer  dan  penyebabnya  disebut  iritan  primer  dan  kedua,  melalui sensitisasi dan penyebabnya disebut pemeka sensitizer
Suma’mur, 2009. Iritan  primer  mengadakan  rangsangan  kepada  kulit,  dengan  jalan  melarutkan
lemak kulit, mengambil air dari lapisan kulit, mengoksidasi dan atau mereduksi susunan kimia  kulit,  sehingga  keseimbangan  kulit  terganggu  dan  akibatnya  timbul  dermatosis.
22 Sensitisasi  oleh  zat  kimia  pemeka  biasanya  disebabkan  oleh  zat  kimia  organis  dengan
struktur molekul lebih sedemikian rupa sehingga dapat bergabung dengan zat putih telur tubuh
membentuk antigen Suma’mur, 2009. Perangsang  primer  adalah  zat  atau  bahan  kimia  yang  menimbulkan  dermatosis
oleh  efeknya  yang  langsung  kepada  kulit  normal  di  tempat  terjadinya  kontak  zat  atau bahan  tersebut  dengan  kulit  untuk  kuantitas  dan  kadar  zat  atau  bahan    dimaksud  yang
cukup  serta  untuk  waktu  yang  cukup  lama  pula.  Pemeka  kulit  adalah  zat  atau  bahan kimia yang tidak usah menimbulkan perubahan pada kulit ketika berlangsungnya kontak
pertama  dengan  kulit  tetapi  menyebabkan  efek  khas  di  kulit  tempat  terjadinya  kontak maupun pada tempat lain setelah selang waktu 5 atau 7 hari sejak kontak yang pertama
Suma’mur, 2009. Faktor  penyebab  fisik-mekanis  tekanan,  tegangan    atau  gesekan  menimbulkan
dermatosis akibat kerja dengan terjadinya kerusakan langsung pada kulit. Bakteri, virus, jamur  dan  lain-lain  menyebabkan  dermatosis  akibat  kerja  melalui  mekanisme
peradangan infeksi yang tanda-tandanya meliputi warna merah di kulit rubor, panas color, sakit dolor, dan kelainan fungsi functio laesa. Infestasi parasit adalah hidup
atau  menembusnya  parasit  di  kulit  yang  menyebabkan  iritasi  dan  kerusakan  kulit Suma’mur, 2009.
23
2.4 Dermatitis 2.4.1 Kulit Manusia