Personal Hygiene Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dermatitis Kontak

49 yang ekstrim. Oleh karena itu, suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian dermatitis Djuanda, 2007. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ruhdiat 2006 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara suhu udara lingkungan kerja dengan terjadinya dermatitis kontak p value = 0,337.

2.7.16 Personal Hygiene

Kebiasaan pekerja yang kurang baik untuk tidak segera mencuci setelah terkena kontak dengan agen bahan kimia merupakan penyebab dermatitis kontak. Kebersihan pribadi seperti mencuci tangan setelah menyelesaikan setiap pekerjaan merupakan preventif yang baik, namun tergantung fasilitas mencuci tangan, yaitu dengan air kran yang mengalir, kualitas saat mencuci tangan, pengetahuan tentang pentingnya kebiasaan mencuci tangan OSHA 1998 dalam Ruhdiat 2006. Pekerja yang kurang bersih, misalnya tidak membersihkan badan sehabis bekerja, tidak memakai alat pelindung diri atau memakai pakaian yang telah terkontaminasi akan lebih mudah terkena dermatosis akibat kerja Ganong 2006 dalam Ernasari 2012. Higiene perseorangan merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya dermatitis kontak. Analisis hubungan antara personal hygiene dengan dermatitis kontak memperlihatkan hasil bahwa pekerja dengan personal hygiene yang baik sebanyak 10 orang 41,7 dari 24 orang pekerja terkena dermatitis kontak. Sedangkan dengan personal hygiene yang kurang baik, pekerja yang terkena dermatitis sebanyak 29 orang 51,8 dari 56 orang pekerja. 50 Salah satu hal yang menjadi penilaian adalah masalah mencuci tangan. Kebiasaan mencuci tangan ini seharusnya dapat mengurangi potensi penyebab dermatitis akibat bahan kimia yang menempel setelah bekerja, namun pada kenyataannya potensi untuk terkena dermatitis itu tetap ada. Kesalahan dalam melakukan cuci tangan dapat menjadi salah satu penyebabnya. Pemilihan jenis sabun cuci tangan juga dapat berpengaruh terhadap kebersihan sekaligus kesehatan kulit pekerja. Sebaiknya memilih sabun cuci tangan yang dapat menghilangkan bahan kimia tangan namun tidak merusak lapisan pelindung tangan. Jika jenis sabun ini sulit ditemukan dapat menggunakan pelembab tangan setelah mencuci tangan. Usaha mengeringkan tangan setelah dicuci juga dapat berperan dalam mencegah semakin parahnya kondisi kulit karena tangan yang lembab. Mencuci pakaian juga merupakan salah satu usaha untuk mencegah terjadinya dermatitis kontak. Sebaiknya pakaian kerja yang telah terkontaminasi bahan kimia tidak digunakan kembali sebelum dicuci. Akan lebih baik lagi jika pencucian baju kerja dilakukan setiap hari setelah digunakan. Selain itu cara pencucian perlu diperhatikan. Jangan mencampurmerendam baju kerja dengan pakaian yang dikenakan sehari-hari. Usahakan mencuci pakaian kerja dengan menggunakan mesin cuci, namun cara manual tidak menjadi masalah asalkan setelah mencuci, tangan dibersihkan kembali dengan baik WHO, 2005. Menurut penelitian Ruhdiat 2006 menunjukkan bahwa sebanyak 15 responden yang selalu menjaga kebersihan diri dengan selalu mencuci tangan 24,46 dan sebanyak 46 responden 75,41 yang kadang-kadang mencuci 51 tangan. Apabila ditinjau dari frekuensinya terlihat bahwa responden yang selalu mencuci tangan mempunyai perjalanan dermatitis kontak yang lebih sedikit. Namun persentase yang tidak pernah mengalami terjadinya dermatitis kontak pada kelompok responden yang kadang-kadang mencuci tangan ternyata lebih besar, yaitu 7 orang 87,5 dibandingkan kelompok responden yang selalu mencuci tangan hanya 1 orang 12,5. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kebiasaan mencuci tangan setelah selesai melakukan pekerjaan tidak berpengaruh pada terjadinya dermatitis kontak p value=0,407.

2.7.17 Alat Pelindung Diri

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bengkel Di Kelurahan Merdeka Kota Medan Tahun 2015

6 71 101

Pengaruh intervensi penyuluhan menggunakan media leaflet terhadap perubahan pengetahuan mengenai potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahannya pada pekerja Cleaning Service UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5 28 155

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Pembuat Tahu Di Wilayah Kecamatan Ciputat Dan Ciputat Timur Tahun 2012

0 45 183

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak kosmetik pada penari studio Fantasi di Dunia Fantasi Ancol, Jakarta-Utara tahun 2013

1 49 177

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bengkel Motor di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2012

1 22 165

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Kontak pada Pekerja Proses Finishing Meubel Kayu di Wilayah Ciputat Timur Tahun 2012

5 44 160

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

1 11 185

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA BENGKEL MOTOR DI WILAYAH KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8