54
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  faktor-faktor  yang  berhubungan dengan  kejadian  dermatitis  kontak  pada  pekerja  cleaning  service  di  kampus  UIN
Syarif  Hidayatullah  Jakarta  tahun  2012.  Kerangka  konsep  dalam  penelitian  ini berdasarkan  teori  dari  para  ahli  yaitu  dari  Cohen  1999,  Sassevile  2006,
Sulaksmono 1994, Hutomo 1999, Ganong 2006 dalam Ernasari 2012, Maibach
2006,  Siregar  1996  dan  Djuanda  2007.  Berdasarkan  teori  dari  beberapa  ahli tersebut  faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan  kejadian  dermatitis  kontak  ialah
lama kontak, frekuensi kontak, bahan kimia, usia, jenis kelamin, masa kerja, riwayat alergi, riwayat atopi, riwayat penyakit kulit sebelumnya, tipe kulit, musim, keringat,
jenis  pekerjaan,  suhu,  kelembaban,  personal  hygiene,  alat  pelindung  diri  dan  ras. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu :
1.  Lama Kontak Paparan  bahan  kimia  terhadap  kulit  ditentukan  oleh  banyak  faktor  salah
satunya  ialah  faktor  lama  kontak.  Lama  kontak  juga  merupakan  salah  satu  faktor yang  dapat  mempengaruhi  kejadian  dermatitis  akibat  kerja.  Lama  kontak  dengan
bahan  kimia  yang  bersifat  iritan  akan  meningkatkan  terjadinya  dermatitis  kontak, pekerja  dengan  lama  kontak  yang  lebih  lama  akan  menyebabkan  rusaknya  lapisan
kulit bagian luar, sehingga semakin lama kontak semakin bertambah pula kerusakan lapisan  kulit  bagian  luar  yang  kemudian  akan  merusak  lapisan  kulit  yang  lebih
dalam.
55 2.  Frekuensi Kontak
Frekuensi  kontak  merupakan  salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  kejadian dermatitis  kontak.  Frekuensi  kontak  yang  berulang  dengan  bahan  kimia  terhadap
kulit yang bersifat iritan akan meningkatkan terjadinya dermatitis kontak walaupun sedikit  jumlahnya  tetapi  dengan  frekuensi  kontak  yang  lebih  sering  akan  berisiko
mengalami dermatitis dengan luas dan berat yang lebih. 3.  Usia
Usia  merupakan  salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  kejadian  dermatitis kontak  akibat  kerja.  Kulit  manusia  mengalami  degenerasi  seiring  bertambahnya
usia,  terutama  dari  sisi  ketebalan  lapisan  kulit.  Pada  kulit  usia  lanjut  lebih  rentan terhadap  dermatitis  kontak  karena  lapisan  kulit  makin  menipis  dan  kehilangan
lapisan  lemak  diatasnya  serta  menjadi  lebih  kering.  Kekeringan  pada  kulit  ini memudahkan  bahan  kimia  untuk  menginfeksi  kulit,  sehingga  kulit  usia  lanjut
menjadi lebih mudah terkena dermatitis. 4.  Masa Kerja
Masa  kerja  merupakan  salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  kejadian dermatitis kontak akibat  kerja. Adanya perbedaan masa kerja berhubungan dengan
pajanan  terhadap  bahan  kimia  yang  menyebabkan  dermatitis,  pekerja  yang  lebih lama telah memiliki resistensi terhadap bahan kimia. Masa kerja juga terkait dengan
pengalaman,  pekerja  yang  berpengalaman  akan  lebih  jarang  terkena  dermatitis dibandingkan dengan pekerja yang sedikit pengalamannya.
56 5.  Riwayat Alergi
Riwayat alergi juga salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian dermatitis kontak  akibat  kerja.  Pekerja  yang  memiliki  riwayat  alergi  lebih  mudah  untuk
terkena  dermatitis.  Kejadian  dermatitis  tersebut  timbul  karena  kulit  pekerja  yang bersifat hipersensitif terhadap pajanan benda asing yang salah satunya adalah bahan
kimia. 6.  Riwayat Atopi
Riwayat atopi mempengaruhi kejadian dermatitis kontak, penyebabnya karena pekerja  yang  memiliki  riwayat  penyakit  yang  terkait  kepekaan  dalam  keluarganya
atau  diturunkan,  cenderung  memiliki  reaksi  tubuh  yang  berlebihan  terhadap  bahan kimia yang kontak dengan tubuhnya. Sehingga pekerja yang memiliki riwayat atopi
lebih rentan untuk mengalami dermatitis kontak. 7.  Riwayat Penyakit Kulit Sebelumnya
Riwayat  penyakit  sebelumnya  memberikan  pengaruh  terhadap  kejadian dermatitis  kontak.  Pekerja  yang  pernah  menderita  penyakit  kulit  sebelumnya
meskipun  non  dermatitis  memiliki  risiko  lebih  rentan  untuk  terkena  dermatitis karena berkurangnya fungsi perlindungan kulit akibat penyakit kulit terdahulu yang
pernah dideritanya. Hilangnya lapisan kulit, rusaknya kelenjar minyak dan kelenjar keringat  mengakibatkan  penurunan  fungsi  kulit  tersebut  sehingga  menjadi  rentan
untuk terkena dermatitis kontak akibat pekerjaannya.
57 8.  Suhu dan Kelembaban
Suhu  dan  kelembaban  dapat  menjadi  salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi kejadian  dermatitis  kontak.  Pada  keadaan  suhu  rendah  dermatitis  lebih  mudah
terjadi  dibandingkan  pada  suhu  tinggi  dermatitis  lebih  sulit  terjadi  dikarenakan terjadi  peningkatan  produksi  keringat  di  mana  secara  tidak  langsung  membantu
melunturkan bahan kimia yang menempel pada kulit. 9.  Personal Hygiene
Personal  hygiene  merupakan  salah  satu  faktor  yang  berpengaruh  dalam kejadian  dermatitis  kontak  akibat  kerja.  Kebiasaan  pekerja  yang  kurang  bersih,
misalnya  tidak  membersihkan  badan  setelah  bekerja  atau  tidak  mencuci  tangan sebelum  dan  sesudah  bekerja  akan  lebih  lama  terpajan  dengan  bahan  kimia  yang
kontak  dengan  kulit  sehingga  menimbulkan  terjadinya  dermatitis.  Pekerja  dengan personal hygiene yang tidak baik lebih berisiko mengalami dermatitis akibat kerja.
10.  Alat Pelindung Diri Alat  pelindung  diri  merupakan  salah  satu  faktor  yang  mencegah  terjadinya
dermatitis kontak akibat kerja. APD berfungsi melindungi pekerja agar tidak kontak langsung  dengan  bahan  kimia,  sehingga  pekerja  yang  menggunakan  APD  lengkap
sesuai  jenis  pekerjaannya  dapat  mengurangi  bahkan  mencegah  risiko  terjadinya dermatitis kontak.
Sedangkan variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini yaitu : 1.  Bahan Kimia
Bahan  kimia  tidak  menjadi  variabel  penelitian  karena  bahan  kimia  yang  digunakan relatif samahomogen jenisnya dan takaran bahan kimia yang digunakan sulit diukur,
58 dalam  tempat  penelitian  ini  merk  dagang  yang  digunakan  sama  dan  diasumsikan
semua pekerja  cleaning service  selalu kontak dengan bahan kimia sehingga paparan bahan kimia dapat dilihat dari faktor lama kontak dan frekuensi kontak.
2.  Jenis Kelamin Jenis kelamin pekerja cleaning service adalah seluruhnya laki-laki sehingga variabel
jenis kelamin bersifat homogen. 3.  Jenis Pekerjaan
Jenis  pekerjaan  juga  tidak  diteliti  karena  pada  populasi  pekerjaan  cleaning  service tidak  dibedakan  berdasarkan  proses  kerja  artinya  satu  pekerja  mengerjakan  semua
pekerjaan. 4.  Ras
Ras tidak menjadi variabel yang diteliti dalam penelitian ini karena pekerja memiliki ras yang sama sehingga homogen.
5.  Musim Musim  juga  tidak  diteliti  karena  penelitian  berada  pada  satu  wilayah  yang  sama
sehingga bersifat homogen. 6.  Pengeluaran Keringat
Pengeluaran  keringat  tidak  menjadi  variabel  yang  diteliti  dalam  penelitian  karena pekerjaan responden termasuk pekerjaan basah sehingga sulit untuk menentukan kulit
yang  berkeringat  dan  pengukurannya  tidak  cukup  hanya  sebatas  subyektif  melalui pemeriksaan fisik oleh dokter sebab dikhawatirkan akan terdapat bias.
59 7.  Tipe Kulit
Tipe  kulit  tidak  menjadi  variabel  yang  diteliti  dalam  penelitian  karena  perbedaan ketebalan  kulit  yang  dimiliki  masing-masing  pekerja  harus  dilakukan  uji
laboratorium, tidak cukup hanya melalui pemeriksaan fisik oleh dokter. Variabel  penelitian  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  dapat  dilihat  pada
bagan 3.1 sebagai berikut : Variabel Independen
Variabel Dependen
Bagan 3.1 Kerangka Konsep 1.  Lama Kontak
2.  Frekuensi Kontak 3.  Usia
4.  Masa Kerja 5.  Riwayat Alergi
6.  Riwayat Atopi 7.  Riwayat Penyakit Kulit Sebelumnya
8.  Suhu 9.  Kelembaban
10.  Personal Hygiene 11.  Alat Pelindung Diri
Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning
Service di Kampus UIN Jakarta Tahun 2012
65
3.2 Definisi Operasional