19
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori-teori yang menerangkan faktor-faktor yang menimbulkan dan menentukan lajunya pertumbuhan
ekonomi, teori tentang pertumbuhan ekonomi telah dikemukakan sejak zaman historimus, seiring dengan perkembangan zaman dimana terjadinya
perubahan ideologi, revolusi dan inovasi teknologi, membuat perkembangan twori dan konsep pemikiran tentang pertumbuhan ekonomi berkembang
sangat pesat Adelman, dalam Arsyad 2010: 55-56 Oleh karena itu peneliti menggunakan beberapa teori pertumbuhan yang
mendukung penelitian ini sebagai berikut :
Teori Ricardian
Asumsi Teori Ricardo : Asumsi-asumsi tentang pertumbuhan ekonomi yang digunakan oleh
Ricardo Arsyad, 2010: 80 yaitu, keadaan perekonomian saat itu adalah dimana jumlah tanah terbatas; kemudian meningkat atau menurunnya
tenaga kerja penduduk, tergantung pada tingkat upah nominal. Apabila tingkat upah nominal lebih besar dibandingkan tingkat upah minimum,
maka jumlah tenaga kerja akan meningkat, begitupun sebaliknya; Akumulasi modal terjadi jika tingkat keuntungan yang diperoleh para
pemilik modal berada diatas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka untuk melakukan investasi.
Diasumsikan pula, bahwa kemajuan teknologi terjadi sepanjang waktu, serta sektor pertanian sangat dominan.
20 David Ricardo mengungkapkan pandangannya bahwa, dengan
terbatasnya jumlah tanah, maka pertumbuhan penduduk tenaga kerja akan menurunkan produk marginal yang kemudian dikenal dengan istilah
Law of deminishing return atau hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang. Selama tenaga kerja yang dipekerjakan pada tanah tersebut
dapat menerima upah diatas tingkat upah alamiah, jumlah tenaga kerja akan terus bertambah. Hal tersebut akan menurunkan lagi produk
marginal tenaga kerjanya dan pada gilirannya akan menurunkan tingkat upah.
Menurut Ricardo Arsyad, 2010: 81, peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi akan cenderung meningkatkan produktivitas tenaga
kerja. Dengan kata lain akan memperlambat terjadinya the law of deminishing return yang pada gilirannya akan memperlambat pula
penurunan tingkat hidup kearah tingkat hidup minimal.
Teori Keynes
Menurut Keynes terjadinya pengangguran merupakan akibat dari kurangnya pengeluaran agregat, dan untuk mengatasinya Keynes
menyarankan agar memperbesar pengeluaran konsumsi dan non konsumsi. Dalam hal ini maka Keynes menganjurkan adanya campur
tangan pemerintah melalui kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan segi penawaran yang dapat mempengaruhi permintaan efektif
Sadono, 2004: 85.
21
Teori Harrod-Dommar
Teori Harrod-Domar merupakan teori pertumbuhan jangka panjang, karena teori ini menerangkan syarat-syarat apa saja harus dipenuhi agar
suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth.. Analisis Harrod-Dommar menggunakan pemisalan-pemisalan
berikut Sadono, 2004: 435 : “i barang modal telah mencapai kapasitas penuh, ii tabungan
adalah proporsional dengan pendapatan nasional, iii rasio modal- produksi nilainya tetap, iv perekonomian terdiri dari dua sektor.”
Menurut Arsyad 2010: 84-85, Teori ini menunjukan bahwa perekonomian dapat menyisihkan sejumlah proporsi tertentu dari
pendapatan nasionalnya untuk mengganti barang-barang modal seperti gedung, peralatan dan lain-lain yang telah rusak. Namun demikian untuk
dapat meningkatkan laju perekonomian, diperlukan pula investasi- investasi baru sebagai tambahan stok modal. Teori Harrod-domar
memandang bahwa ada hubungan ekonomis antara besarnya stok modal dan output total, misalnya, jika 3 rupiah modal diperlukan untuk
menghasilkan output sebesar 1 rupiah, maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai
dengan rasio modal output tersebut.
Teori Schumpeter
Menurut Schumpeter, kemajuan perekonomian kapitalis disebabkan karena diberinya keleluasaan untuk para entrepreneurship. Sayangnya