31
C. Kapasitas Fiskal
1. Definisi Desentralisasi Fiskal dan Kapasitas Fiskal
a. Desentralisasi Fiskal
Berdasarkan UU RI No. 32 tahun 2004, Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah kepada Daerah
otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini berarti kekuasaan yang sebelumnya secara penuh berada di pemerintah pusat,
kemudian diserahkan kepada pemerintah daerah khususnya kabupaten kota. Penyerahan kewenangan ini kemudian disertai penyerahan sumber-
sumber pembiayaannya money follows function, dengan tujuan untuk memperkecil kesenjangan ekonomi antar daerah di Indonesia.
Meskipun demikian, sebagai negara yang masih tergolong baru dalam menggunakan sistem otonomi daerah, pemerintah pusat masih
memberikan bantuan berupa Dana Alokasi Umum DAU yang besarnya sekurang-kurangnya 25 dari Penerimaan Dalam Negeri yang ditetapkan
dalam APBN. Sementara itu kesenjangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah vertical imbalances seperti masa pemerintahan Orde
Baru juga hendak dihilangkan melalui mekanisme alokasi Dana Bagi Hasil Non Sumber Daya Alam dan Bagi Hasil Sumber Daya Alam yang
besarnya telah ditetapkan oleh UU. Untuk kebutuhan khusus yang tidak dapat dicukupi dengan DAU
misalnya bencana alam dan dana darurat lainnya, maka pemerintah pusat masih memberikan bantuanberupa Dana Alokasi Khusus DAK.
32 Menurut Oates, dalam Siti Parhah 2010: 1 “desentralisasi fiskal
menyebabkan efisiensi dalam perekonomian, yaitu terjadinya efisiensi dalam alokasi sumber daya publik”. Menurutnya, alasan bahwa
desentralisasi fiskal meningkatkan pendapatan yaitu karena pemerintah lokal mempunyai posisi yang lebih baik daripada pemerintah pusat untuk
menyalurkan pelayanan publik yang dibutuhkan baik oleh pemerintah lokal maupun masyarakatnya, yang selanjutnya efisiensi akan mendorong
percepatan pertumbuhan ekonomi ditingkat lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional.
Jika pemerintah lokal memahami dengan baik dan memberikan apa yang terbaik yang dibutuhkan oleh masyarakatnya, perubahan struktur
ekonomi masyarakat ditambah peran masyarakat yang semakin besar akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
b. Kapasitas Fiskal
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2009 Tentang Dana Alokasi Umum daerah Propinsi, kabupaten dan kota
tahun 2010, Kapasitas fiskal adalah gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah yang dicerminkan melalui penjumlahan dari
Pendapatan Asli Daerah PAD ditambah dengan dana bagi hasil baik bagi hasil pajak, maupun bukan pajak.
Menurut Keynes Sadono, 2004: 85 masalah yang timbul pada negara berkembang seperti Indonesia, disebabkan kurangnya pengeluaran
agregat. Pengeluaran agregat yaitu perbelanjaan dalam perekonomian
33 pada suatu waktu dengan tingkat harga yang berbeda dan dilakukan salah
satunya adalah perbelanjaan dalam hal ini pembangunan, dan investasi pemerintah. Dapat disimpulkan bahwa, besarnya kapasitas fiskal suatu
daerah akan mempengaruhi jumlah biaya pembangunan pada APBD, dengan semakin tinggi kapasitas fiskal suatu daerah, maka kegiatan dan
rencana pembangunan daerah dapat terealisasi dengan lebih cepat, sehingga dapat mempercepat pembangunan yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi ke arah yang positif. Tujuan dari penghitungan kapasitas fiskal, selain untuk mengetahui
seberapa besar tingkat kemampuan suatu daerah dalam membiayai pembangunannya sendiri tanpa bantuan dari pemerintah pusat, juga
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar porsi DAU oleh pemerintah pusat yang akan diberikan kepada daerah-daerah propinsi
untuk membantu membiayai pembangunan daerah karena dianggap dalam sistem otonomi daerah ini, daerah propinsi belum sepenuhnya
mampu untuk mandiri. Tujuan diadakannya DAU adalah sebagai instrumen untuk mengatasi
masalah horizontal imbalances yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan Keuangan antar daerah dimana penggunaannya
ditetapkan sepenuhnya oleh daerah block grants. Konsep dasar DAU sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No 25 Tahun 1999 itu secara
implisit merupakan penjabaran dari teori governmental transfer yang berbasis pada konsepsi fiscal gap. Dengan konsepsi fiscal gap, nantinya